Nenekku menukar nyawanya demiku. Setelah itu, dia hanya menyisakan seekor ular susu dan menginstruksikanku bahwa ular kecil itu harus dibuang ketika mereka sudah besar!
Enam tahun kemudian, seorang pria genit menghalangi jalan pulangku.
Matanya tampak bulat dan merah. Dia terus menggangguku seperti orang gila.
"Kenapa? Apakah kamu ingin membuangku lagi?"
1
Nenekku berasal dari suku Minato.
Dia mahir dalam sihir. Selain dapat meramal dan menghitung, dia juga dapat menafsirkan trigram dan menyembuhkan racun!
Namun, itu tidak berlangsung lama. Nenekku tiba-tiba menjadi gila!
Guru Sky menulis delapan aksaraku ke dalam sebuah jimat dan membakarnya, lalu menggunakan jarum kecil untuk menusuk alisku, mengambil setetes darah dan mencampurkannya dengan ramuan herbal untuk membuat sup dan memberikannya kepada nenekku.
Dia menatapku dengan mantap, seolah-olah dia benar-benar terjaga. Matanya yang akrab seperti biasanya terasa aneh dan asing.
Guru Sky selalu sangat dekat dengan nenekku, tetapi pada saat itu dia juga sangat waspada terhadap nenekku.
Sebelum pergi, dia memberi tahu orang tuaku.
Nenekku telah ikut campur dalam karma orang lain dan mengusik sosok yang tidak seharusnya diusik!
Kini, makhluk itu melekat pada tubuh nenekku. Alasan mengapa dia mengambil darah dari alisku adalah karena delapan aksaraku berkebalikan dari makhluk jahat itu!
Nenekku menjadi seperti mayat hidup setelah itu.
2
Dia meringkuk di ranjang dan tidak banyak bergerak. Nenekku tidak makan dan bahkan tertidur lelap di musim dingin.
Keanehan nenekku membuat orang tuaku sangat waspada dengan rumah tua tempat dia tinggal.
Sejak Guru Sky mengatakan bahwa delapan aksaraku dapat menangkal hal-hal jahat dalam diri nenekku, aku telah menjadi satu-satunya orang dalam keluarga yang membawakan makanan untuk nenekku.
Aku mengantarkan makanan untuk nenek selama beberapa tahun.
Suatu hari, nenek tiba-tiba duduk dari tempat tidur untuk menyambutku.
Setelah menghadapi makhluk jahat selama bertahun-tahun, aku telah lama mengetahui temperamennya dan tahu bahwa dia tidak akan pernah mendekatiku seperti itu.
"Nak! Manfaatkan waktu! Kemarilah sekarang!"
Nenek memberitahuku sesuatu.
Aku melihat wajahnya sedikit memucat dan butiran keringat mengalir makin deras dari dahinya. Saat dia menutup trigram, dia meratap kesakitan dan memuntahkan banyak sekali darah!
Seekor ular kecil yang masih hidup telah merangkak keluar dari gumpalan darah hitam berlendir itu!
"Novi, kamu harus membuangnya setelah kamu membesarkannya! Ular kecil itu akan tumbuh hanya dalam waktu enam tahun. Dalam enam tahun, ia akan menjadi dewasa lagi. Setelah itu, kamu harus membuangnya." Nenek mulai batuk darah lagi. Hanya saja, kali ini darahnya masih segar dan dia memuntahkannya dalam beberapa tegukan.
"Setelah Nenek mati, kamu harus menguburkan aku di pegunungan. Kamu tidak boleh kembali untuk melihat aku. Kamu tidak boleh memberi penghormatan kepadaku."
"Novi, ia tidak mengingat apa pun sekarang."
"Tapi, ia abadi. Setelah dewasa, ia akan mulai berulah. Mulai sekarang, kamu hanya bisa menjadi temannya, bukan musuhnya."
Benda sialan ini telah membunuh nenekku!
3
Di malam hari, aku membuka laci yang digunakan nenekku semasa hidupnya dan menemukan setumpuk perlengkapan aneh.
Dikombinasikan dengan mantra yang diajarkan nenekku, aku mencoba melakukan perhitungan keberuntungan untuk diriku sendiri. Setelah menghitung, keringat dingin menetes di punggungku dan aku menyadari alasan nenekku muntah darah karena putus asa!
Aku benar-benar tidak akan hidup sampai usia 18 tahun!
Ini persis sama dengan ramalan nenekku!
Tiga tahun kemudian ....
Aku berubah dari seorang cucu wanita tua yang mengandalkan ketenaran nenekku menjadi Master Novi. Kini, aku menjadi salah satu dari mereka, Dewi Novi.
Itu sebabnya, keadaan menjadi baik kembali untuk keluarga kami.
Adik laki-lakiku bersekolah di sekolah aristokrat.
Adik perempuanku mempelajari bakatnya dari seorang guru piano yang membayar puluhan juta per pelajaran.
Aku adalah satu-satunya orang yang menyalakan dupa dan memohon kepada para dewa setiap hari, lalu meramal nasib orang dan menjadi penghasil uang.
Aku merawat ular itu dengan baik, tetapi pada saat yang sama aku juga mencoba mencari cara untuk menyingkirkannya. Aku berpura-pura mengajaknya berjalan-jalan di mata air dan kemudian secara "tidak sengaja" membuatnya terjatuh ke dalam kolam.
Sayangnya, ketika malam tiba, ia menemukan jalan kembali dan lagi-lagi tidur di bawah selimut dan membungkus dirinya di sekitarku.
Setelah beberapa kali mengalami "kehilangan yang tidak disengaja" ini, ia menjadi waspada dan menolak untuk pergi bersamaku lagi.
Sampai aku melihat seseorang yang menyempurnakan racun, aku pun punya rencana!
Aku melempar ular susu kecil yang masih tertidur itu ke dalam kotak serangga beracun!
4
Kotak serangga beracun itu langsung bergetar seakan-akan langit runtuh!
Namun, untuk sesaat aku merasa lebih lega daripada sebelumnya!
Begitu ular susu mati, maka makhluk iblis berusia ribuan tahun yang disebut oleh nenekku akan lenyap!
Aku tidak sabar untuk segera menghampiriny. Begitu aku menjulurkan kepala, kilatan cahaya hijau yang ganas menyerang kedua mataku!
Ular kecil berbunga itu bukan lagi sosok yang kukenal.
Ia berdiri berlumuran darah dan bernoda di antara sisa-sisa serangga beracun, seolah-olah berdiri dengan bangga di antara mereka.
Ketika aku mendekat, ia menunjukkan giginya dan meludahiku dengan ekspresi jengkel ....
"Raja Racun!"
"Sudah selesai!"
Sejak hari itu dan seterusnya, cara ular susu itu menatapku berubah.
Ia tidak menggangguku lagi. Ia tidak makan atau minum dan ia bahkan tidak tertarik dengan kelinci yang aku tangkapkan untuknya.
Satu bulan kemudian ....
Aku melihat seekor ular tambahan di dalam rumah!
Ini adalah seekor ular putih murni yang tanpa cacat atau goresan!
Jantungku berdebar kencang. Aku baru teringat ... apakah bulan ini ia tidak makan atau minum karena sedang mengelupas kulit?
Kali ini, kekuatannya jauh lebih kuat dan tidak lagi selembut masa lalu lagi. Sampai-sampai, ia meninggalkan memar biru di tubuhku sebelum akhirnya melepaskanku.
5
Musim semi berlalu dan musim panas pun tiba.
Ia makin putih dan halus. Kulitnya lembut dan dingin. Kepala bundarnya seperti giok putih yang berkilau.
Setelah bertahun-tahun, ayah memanggil banyak keluarga besar untuk berkumpul dan mengelilingiku.
"Ayah tahu kamu telah bersusah payah selama bertahun-tahun, jadi Ayah ingin membantu kamu."
Suara ibu menjadi serius. "Ada orang yang menyuruh Ibu mencari kamu untuk bantu menjodohkan pernikahan dengan arwah dengan bayaran satu miliar enam ratus juta!"
"Dalam hal ini, bahkan ada orang lain yang menawarkan lebih tinggi lagi. Dia bertanya apakah kamu bisa membuat serangga racun yang bisa membuat orang menurut pada perkataanmu ...."
Bulu-bulu di punggungku merinding! Aku segera menyela ucapan ibu.
"Nenek hanya membantu orang-orang untuk membaca takdir, tapi dia sendiri tetap mendapat balasan karma. Tidakkah kalian melihat akibatnya?"
"Kasus pernikahan dengan arwah itu sudah Ibu terima untukmu."
"Kalau kamu tidak ingin membantunya, orang itu mengatakan tidak ingin uangnya diretur, melainkan menginginkan nyawa!"
Sebelum sempat menolak, peti mati dari kayu jati hitam yang berkilau segera diangkat dan dibawa ke depan pintu rumah.
Begitu mereka membuka penutup peti, seorang pria berpakaian rapi terbaring di dalamnya. Terlihat jelas, keahlian tukang mayat dalam menjahit kembali tubuh dan wajahnya sangat halus.
Aku melihat pasangan paruh baya beruban itu. "Turut berduka cita."
"Tapi, aku tidak bisa menerima pesanan ini."
"Kalian sebaiknya membawanya pulang."
6
Malam ini, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Di dalam mimpi, seorang pria berpakaian jas mendekatiku. Di belakangnya, ada sekelompok orang misterius yang tak berwajah. Mereka membawa mas kawin dan berperilaku aneh.
Dalam keadaan bingung, pria itu tiba-tiba mendekatiku!
Aku langsung teringat pada wajah terjahit yang aku lihat ketika mayat itu dibawa masuk ke rumah!
Aku tak bisa bergerak di dalam mimpiku.
Dalam situasi yang darurat, aku hanya bisa membisikkan mantra pembasmi roh jahat, "Sembilan Surga Menanggapi Guntur dan Universalisasi Dewa!"
Seberkas sinar emas menerjang ke arahku. Akhirnya, aku pun terbangun!
Di atas tempat tidur, ada seseorang!
Tanpa ragu, aku menarik selimutku.
Seorang remaja tiba-tiba muncul dan tidur nyenyak di sebelahku. Rambut peraknya menyebar seperti air terjun dan menutupi separuh tubuhnya yang telanjang.
Setelah aku menyelidiki rumah dengan cepat, aku melihat bahwa di sudut hanya tersisa cangkang kosong dari ular putih yang berganti kulit!
Setelah tersadar, aku menghadapinya dengan panik
dan melemparkannya dengan bantal.
Aku berkata dengan kesal, "Kamu berubah menjadi manusia?"
"Jangan pernah datang ke tempat tidurku lagi!"