Saat menerima surat penerimaan, mantan pacarku dan putri dari sopir keluargaku menjalin hubungan.
Saat duduk di mobil Maserati keluargaku, dia bilang bahwa gadis itulah cinta sejatinya.
Dia berkata, "Pak Anton, mobil ini sudah kotor. Jual saja."
Setelahnya, aku langsung memposting foto dia dan pacar barunya di grup SMA.
Aku dan Zacky adalah teman SMA. Selama SMA, kami diam-diam menjalin hubungan yang kami anggap manis.
Sehari sebelum ujian seleksi universitas, kami berjanji untuk masuk ke universitas yang sama, lalu menikah setelah lulus dan memiliki anak.
Karena dibutakan oleh cinta dan demi masuk universitas yang sama dengan Zacky, aku sengaja memilih jawaban yang salah dalam beberapa soal ujian masuk. Sehingga aku hanya bisa masuk ke universitas berperingkat buruk.
Zacky berdiri di hadapanku bersama pacar baru dan surat pengumuman kelulusannya.
"Yuna, kita putus saja. Kita tidak akan memiliki masa depan jika terus bersama," katanya.
Aku melihat pacarnya dengan perasaan terkejut. Bukankah ini putri Pak Anton sopir keluargaku? Dia pernah memperlihatkan fotonya padaku.
Aku baru ingin bicara, namun Zacky sudah berbalik dan berkata, "Yuna, biar kukatakan dengan jujur padamu, kamu tidak pantas berpacaran denganku! Keluarga Isabel memiliki mobil Maserati, Memangnya keluargamu punya? Mataku benar-benar buta saat itu!"
Aku terdiam dengan wajah bingung.
2
Detik berikutnya, aku kembali ke masa lampau.
Melihat bagaimana Zacky tidak fokus saat kami pergi bersama, aku hanya mengangguk dengan tenang.
Ternyata saat ini dia sudah mulai bertingkah aneh.
Apakah aku yang buta?
Setelah menonton film, Zacky buru-buru pergi.
Aku tahu dia pasti pergi menemui pacar barunya.
Aku mengikutinya dan mengambil foto mereka masuk ke dalam hotel. Namun, saat aku akan mengikuti mereka, tiba-tiba tubuhku tertabrak dengan keras.
Ponselku juga terjatuh ke tanah sampai menimbulkan suara yang keras.
"Ma, maaf!"
Terdengar suara yang sangat merdu.
Aku tidak peduli dengan pria di hadapanku. Aku sibuk merunduk dan memungut ponselku yang jatuh. Untung saja hanya layar ponselku yang pecah dan isinya tidak rusak.
Pria di hadapanku berkata dengan gugup, "Ini salahku, aku akan bertanggung jawab." Awalnya aku ingin menolak, tetapi aku menyerah melihat tatapan matanya yang tulus.
"Baiklah."
Setelah mendengar persetujuanku, dia pun langsung tersenyum.
Ketika mengangkat kepala, aku langsung terpesona oleh wajahnya. Dia sangat tampan. Rambut pendek yang rapi dan kulit yang putih bersih. Ketika matanya bertemu dengan mataku, dia tampak malu-malu dan segera memalingkan wajah, telinga dan lehernya sampai memerah karena malu.
Setelah memperbaiki ponselku, kami bertukar nomor kontak. "Namaku Marcell, jika ada masalah lagi dengan ponselmu, hubungi aku, biar aku yang bertanggung jawab."
Ketika sampai di rumah, aku mandi dan membaca pesan WeChat dari Zacky. Sambil menahan rasa jijik, aku menyalin pesan sebelumnya lalu mengirimkannya.
"Zacky, sudah sampai di rumah?"
Dia langsung membalas pesanku, "Sudah, aku lelah, aku mau tidur dulu, jangan mengirim pesan kepadaku."
"Baiklah."
Aku berpura-pura menjadi pacar yang sangat patuh.
3
Beberapa hari setelahnya, setiap kali aku mengajak untuk bertemu, Zacky selalu menolak dengan berbagai alasan.
Aku membuka ponsel dan menelepon seorang pakar.
Tidak butuh waktu lama, ponselku langsung menerima banyak foto.
Pakar memang beda, bahkan sudut memotret pun dia pilih dengan cermat.
Hari pengumuman ujian pun sudah tiba.
Aku berdandan dengan cantik, senyum tersemai di bibirku saat melihat surat penerimaan mahasiswa "Universitas XX".
Akhirnya waktunya untuk membalas dendam tiba.
Aku turun ke bawah dan melihat Pak Anton sedang duduk di sofa sambil minum. Aku bertanya dengan santai, "Pak Anton, belakangan ini sepertinya bapak cukup sibuk ya?"
"Aku beberapa kali ingin menggunakan mobil, tapi malah tidak ada."
Pak Anton segera bangkit berdiri, lalu menjawab
sorot mata yang terlihat gugup, "Maaf Non, belakangan ini istri saya masuk rumah sakit, jadinya saya pakai mobil supaya lebih cepat."
"Lain kali tidak akan begitu lagi."
"Oh ya, Pak Anton, apakah bapak melihat seseorang masuk ke dalam kamarku baru-baru ini? Beberapa bajuku sepertinya hilang."
"Saya... saya tidak melihatnya."
Aku tertawa kecil melihat kebohongannya. Tapi rasanya cukup menghibur.
Saat aku duduk di mobil, aku melihat pesan dari Zacky di ponselku.
Kelihatannya dia sudah tidak sabar untuk membeberkan semuanya padaku.
Aku mematikan ponsel dan melemparkannya ke samping.
Tunggu saja.
4
Kak Yan adalah seorang ahli kecantikan kuku yang profesional. Kami berkenalan secara tidak sengaja di internet. Setelah berinteraksi beberapa kali, kami pun mulai akrab satu sama lain.
Perawatan kuku memakan waktu yang lama dan ponselku telah berdering belasan kali.
Kak Yan menoleh dan berkata sambil senyum, "Pacarmu nguber ya?"
Aku hanya menjawab "Hm" dengan singkat.
Kakak Yan menatapku seolah ingin mengatakan sesuatu tapi urung, "Yuna, dengarkan Kak Yan, pacarmu bukanlah pria yang baik."
Saat aku dan Zacky pergi bersama, kami pernah bertemu dengan Kak Yan dan dia juga mengatakan hal yang sama.
Sayang, aku tidak menganggapnya serius.
Kali ini aku tersenyum dan berkata, "Aku mengerti Kak Yan."
Akhirnya Zacky tidak sabar dan langsung meneleponku.
Saat aku mengangkat telepon, suara penuh amarah langsung terdengar dari seberang sana.
Aku hanya tersenyum dingin, tapi suaraku tetap terdengar lembut dan manja.