Aku mulai bosan menjalani hidup yang datar datar ini. Pasalnya aku baru saja putus dari Samuel, yang sekarang resmi jadi mantanku. Alasanku putusin dia ya simple aja sebenernya, beda keyakinan.
Besok Senin, udah mulai UAS. ternyata kelas VII F kelasku, duduk dengan kelas IX F. Aku merasa cukup senang soalnya aku dikasih 1 ruangan sama sahabatku, si Aysha. Oh ya, sampe lupa nggak kasih tau nama hehe, namaku Alea, salam kenal.
Ini hari pertama UAS, dan ternyata aku duduk dengan kak Afrizal. Aysha duduk di belakangku dengan kak Amanda. Pagi pagi, aku duduk berhadapan dengan Aysha untuk belajar bareng. Saat lagi serius seriusnya belajar, eh si Ays malah nyela. “Eh, Al kok daritadi kakaknya yang itu ngeliatin lo terus sih? Coba deh lo tengok ke arah Dino.” Kata Aysha setengah berbisik. “Ah apaan sih.” Akhirnya aku menengok ke arah Dino, lebih tepatnya sebelahnya Dino. Ternyata benar, si kakak itu daritadi ngeliatin aku terus, aku nggak tau harus gimana, seneng atau risih gitu. Akhirnya aku lanjut belajar tanpa mengurangi konsentrasi.
Hari hari begitu cepatnya berlalu, sebenarnya aku menyimpan rasa pada kakak yang terus memandangiku itu. Namun aku tak membicarakannya pada Ays. Pagi ini aku sudah diberi bekal curhatan dari Ays yang lumayan mencengangkan.
“Al, Al, gue mau cerita dong.” Pintanya “Cerita aja kali Sha.” “Al, sebenernya gue suka sama kak Dimas, kakak yang waktu itu ngeliatin lo.” “Hah?!” Teriakku setengah kaget. “Loh? Kok lo malah melotot gitu?” “Engga kok, cuman kaget aja.” Aku sangat kesal mengapa hal ini terjadi. Cinta segitiga yang kualami, selalu saja begini ceritanya.
Aku dan Aysha berjalan di belakang ruang kelas. saat sedang asyiknya kami bercanda, tiba tiba suasana jadi tegang. “Kak Dimas.” Kata Ays pelan. Sebenernya aku deg degan banget, karena aku dan Ays berpapasan dengan kak Dimas CS. Kak Dimas tersenyum padaku, aku yang tersipu malu akhirnya menunduk. “Al, Al, lo tadi liat kan dia tadi senyumin gue? Hihihi seneng banget.” Ucapnya histeris. “Eh, ehem, i, iya.” Sebenarnya aku tak yakin kak Dimas tersenyum pada Ays, yang kutau bola matanya tepat memandang mataku.
Esok harinya, Ays mengajakku ke belakang kelas, ia ingin membicarakan sesuatu. “Alea, ini ada kabar dari Samuel.” Ucapanya lembut “Samuel lagi, kenapa si Samuel?” “Bukan Samuel, tapi kak Dimas. Dia suka sama lo.” “Maksud lo?” “Iya, setiap dia senyum dia senyum ke lo, bukan gue. Mulai sekarang gue akan coba move on dari dia.” “Ya nggak mungkinlah Sha, masa cowok seganteng, sekeren, dan sepopular kak Dimas bisa suka sama gue yang tampilannya kaya gini?” Sebenernya aku juga tau, kak Dimas emang deket sama Samuel. Mungkin mereka sahabatan. Tapi aku tak begitu saja mempercayai perkataan Aysha. “Al, gue tau kok, lo juga suka sama kak Dimas kan?” “Tapi kan Sha..” baru menjawab sepatah kata, Ays sudah berjalan pergi.
Sepulang sekolah aku membuka Facebookku. Begitu mengagetkan, kak Dimas mengirimi aku permintaan pertemanan. Yang menjadi pertanyaan dalam otakku adalah ‘Sejak kapan dia tau namaku? Apa mungkin benar yang diomongin sama Ays kalo kak Dimas suka sama aku? Ah masa bodoh’ tanpa pikir panjang aku langsung meng-konfirm kak Dimas. Setelah itu, aku stalk akunnya sampai ke bawah dan ternyata apa? Kak Dimas udah punya pacar. Aku yang tau itu bener bener sakit hati, serasa di PHP in sama kak Dimas.
Esok harinya, aku menyapa Ays yang berada di bangkunya. Tapi ia tak menghiraukannya. Akhirnya aku meledeknya. “Cie, UAS terakhir belajarnya kuat banget.” Dia malah menutup kedua lubang telinganya. Apa boleh buat. “Ayshaaa!!” Teriakku sambil menggoncangkan badannya. “Hih, apaan sih! Iya, iya disukain sama cogan!!!” Bentaknya. “Ays dengerin gue, gue nggak suka sama kak Dimas, Aysha.” Dia menatapku. “Beneran?” Mengernyitkan dahinya “Iya, gue sayangnya cuma sama lo.”
Akhirnya kita berpelukan, dan melupakan semua kejadian yang pernah dalam UAS kemarin. Pesan Alea untuk kalian, jangan buang sahabatmu seperti sampah, karena merekalah suka dukamu.
Cerpen Karangan: Liana Cahyani Blog / Facebook: Liana Cahyani