“Aku mau curhat sesuatu nih.” kata Vinka. “Curhat apa? ayo dong cepet aku kepo nih” ucap Luna. “Aku lagi suka sama cowok bahkan sepertinya lama-lama aku bisa cinta sama dia.” Vinka begitu semangat untuk bercerita. “Dia ada di SMP ini?” tanya Luna. “Iya, tapi aku nggak mau bilang siapa namanya.” “Kenapa kamu nggak mau kasih tau aku sih, aku ini kan sahabatmu sejak kita kelas 8 hingga kini kelas 9.” Luna kesal dengan sikap Vinka yang tidak mau memberitahukan nama cowok yang dia suka. “Nanti akan aku beri tau disaat waktunya tepat. Tapi kamu janji ya kalau aku udah kasih tau kamu siapa orangnya. Kamu akan bantuin aku supaya aku bisa mendapatkannya karena aku mau tau apakah dia juga sama aku atau tidak” ucap Vinka kepada Luna. “Oke deh.” janji Luna.
Vinka dan Luna kini kelas 9, tetapi sekitar satu bulan lagi mereka kelas 10. Vinka memendam perasaan sukanya sejak awal kelas 8, dia tidak mau hatinya terpatahkan jika semua perasaannya dia ungkap secara lantang. Vinka takut kecewa keinginan tak tergapaikan, oleh karena itu dia menyimpan rapat hingga kini.
Di pagi hari “Hore sekarang kita jadi anak SMA, kira-kira kita bisa satu kelas lagi nggak ya.” tanya Vinka yang dari tadi senyum-senyum sendiri. “Ih kamu ini kenapa sih Vin, kok kaya orang nggak waras aja senyum-senyum sendiri gitu. Kalau firasatku sih kita akan satu kelas lagi, nanti duduknya sebangku lagi ya.” jawab Luna dengan nada santai. “Oke deh, siap bos.” Vinka menarik tangan Luna untuk menghampiri mading sekolah untuk melihat kelas apa yang mereka tempati selama di SMA. Kini mereka berdua melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri Cahaya Bangsa, karena mereka sengaja untuk satu sekolahan agar mereka bisa selalu bersama.
“Eh lihat deh kertas ini Lun ada nama kamu sama ada nama kamu, dan kertas ini menunjukan kita kelas 10 ipa 1.” tangan Vinka menunjuk ke salah satu kertas yang ada di mading sekolah. Mereka langsung lari untuk mencari kelas 10 ipa 1 agar mereka bisa memilih bangku yang akan mereka tempati selama mereka kelas 10. “Luna itu dia kelas kita ayo kita ke sana mumpung masih sepi kita bisa pilih tempat dimana kita duduk.” Vinka langsung menarik dan mengajak Luna untuk ke kelas baru mereka.
Sesampainya di kelas 10 ipa 1 Vinka kelelahan, sedangkan Luna tangannya kesakitan karena dari tadi ditarik Vinka dan Luna juga kecapekan karena harus ikut berlari bersama Vinka tadi. “Kita duduk di belakang cowok itu aja yuk Vin.” ajak Luna. “Iya deh.” jawab Vinka singkat.
“Ternyata kita satu kelas ya Lun.” ucap cowok yang ada di depan Luna. “Oh ya perkenalkan namaku Haris Satria aku saudaranya Luna, aku ingat banget dulu waktu kelas 8 kita bertiga kan satu kelas.” ucap Haris. “Iya aku juga ingat kok, namaku Vinka Larasati.” Tiba-tiba ada cowok duduk di samping Haris “Hai semua perkenalkan namaku Dika Wibowo panggil aja aku Dika. Aku duduk di sini ya” ucap cowok itu kepada kita bertiga dan meminta Haris menginzinkan dia duduk di sebelahnya. “Iya silahkan.” jawab Haris dengan nada lembut.
Saat Vinka ke perpustakaan Luna tidak ikut karena dia sedang membantu Haris mengerjakan tugas matematika. Saat Vinka sedang asik membaca buku diantara rak-rak buku “Aduh sakit.” teriaknya lirih. Ternyata ada yang menabrak Vinka dari belakang, dan saat dia berbalik ke belakang ternyata yang menabrak itu si Dika. “Maaf ya aku nggak sengaja.” “Iya nggak apa apa” jawab Vinka cuek. “Ayo ikut aku.” Dika menarik paksa Vinka untuk ikut dengannya. “Apa-apaan kamu? mau kamu bawa kemana aku” teriak Vinka. Dika tak menggubris perkataan Vinka, dan ternyata Dika mengajak Vinka ke kantin untuk makan berdua “Ini bentuk minta maaf aku ke kamu, soalnya tadi kamu kelihatan marah gitu ke aku. kamu mau makan apa aku?” ucap Dika. “Terserah kamu.” jawab Vinka.
“Loh itu kan Vinka kok dia bisa sama Dika tadi katanya dia mau ke perpustakaan, tapi kok sekarang malah makan berdua gitu di kantin. Padahal Vinka itu selalu cuek banget sama Dika saat di kelas, tapi sekarang kok mesra gitu” Haris kebingungan memikirkannya. “Mungkin aja benci bisa jadi cinta, bisa aja Vinka suka sama Dika.” ucap Luna dengan nada santainya.
Luna, Vinka, dan Haris adalah satu kelompok untuk mengerjakan tugas biologi. Mereka mengerjakan tugasnya di laboratorium biologi setelah pulang sekolah. Vinka masih asik ngobrol dengan Dika di kantin, karena semenjak kejadian makan berdua di kantin waktu itu mereka semakin dekat.
“Hai Luna kamu lagi ngapain di sini sendirian?” tanya Risa. Risa adalah sahabat Luna waktu di SD dulu “Ini aku lagi ada tugas, sebenarnya aku nggak sendirian kok. Aku satu kelompok sama Haris dan juga Vinka.” ucap Luna. “Haris? cowok ganteng di kelas 10 ipa 1 itu? Dia itu saudaramu kan?” Risa bertanya pada Luna. “iya Risa. Apakah kamu suka sama dia?.” tanya Luna. “Iya Lun, tolong buat dia suka sama aku.” mohon Risa. Haris menghampiri mereka berdua, dan Risa langsung memperkenalkan dirinya kepada Haris. Vinka juga ingin menghampiri Luna, tetapi buku paket biologi Vinka terjatuh di dekat pintu laboratorium biologi. “Haris dia ini sahabatku saat SD, dia ini suka sama kamu loh. Dan aku ingin kalau kalian bisa pendekatan dan jadian.” ucap Luna. Luna memalingkan wajahnya ke arah pintu dan melihat ada Vinka yang berdiri seperti patung. Akhirnya dia menghampiri Vinka “Maaf Luna aku harus pulang terlebih dahulu. Kapan-kapan aja ya kita kelompokan biologinya soalnya aku ingin mengerjakan tugas fisika dulu.” Vinka berkata terbata-terbata. Vinka langsung lenyap dan tak terlihat oleh Luna.
“Tunggu deh kan padahal buku fisika dia aku bawa, dan gimana caranya dia mengerjakan tugasnya. Lebih baik aku kembalikan bukunya saja ke rumahnya. Haris kamu tolong temani Risa di sini ya” ucap Luna. “Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu Risa. Aku tidak suka sama kamu ataupun sama cewek lain, karena sebenarnya sejak aku SMP hingga kini SMA aku hanya suka bahkan aku cinta dengan satu wanita saja. Namanya adalah Vinka Larasati, dan walaupun dia nggak suka sama aku tapi malah suka sama Dika atau mungkin sama cowok yang lain. Aku akan tetap milih dia dan ingin dia bahagia dengan pilihannya.” penjelasan Haris membuat Luna kaget dan membuat Risa sedih, dan Haris langsung berlari untuk mencari Vinka. Luna langsung berlari mengikuti Haris dari belakang.
Haris kebingungan mencari Vinka akhirnya Haris dan Luna berbagi tugas untuk mencari Vinka. Haris ke rumah Vinka dan Luna ke Taman Liana yaitu tempat dimana Vinka dan Luna meluapkan kesedihannya. “Aku benci sama kamu Luna kenapa kamu nggak ngertiin perasaanku kalau selama ini aku suka sama Haris, kenapa sih kamu nggak sadar kalau aku suka sama Haris itu sejak kita bertiga satu kelas waktu kelas 8. Aku masih ingat kamu pernah janji sama aku kalau kamu bakalan bantuin aku dekat sama cowok yang aku suka.” teriak Vinka di taman yang sepi itu. “Aku benci sama kamu Luna, tapi aku tetep sayang kamu” Vinka mulai meneteskan air matanya. Tenyata Luna dari tadi ada di belakang Vinka, dan Luna mendengarkan semua perkataan Vinka tadi. Lalu Luna langsung berlari ke arah Vinka dan memeluknya dari belakang. “Maafkan diriku Vinka aku nggak tau tentang semua perasaanmu kepada Haris, karena ku kira kamu suka sama Dika. Aku minta maaf.” Luna menangis di pundak Vinka. “Maafin aku juga Luna.” Vinka juga menangis sambil memeluk tubuh Luna.
“Udahan dulu ya nangisnya Luna dan untuk Vinka aku mau ngomong sesuatu dulu sama kamu.” perkataan Haris membuat mereka bingung. “Loh kamu kok tau kalau aku ada di sini?” tanya Vinka. “Ini semua berkat temanmu Vinka, Dika lah yang memberitahuku kalau sebenarnya kamu dan Dika tidak saling suka dan tidak ada apa apa. Aku sebenarnya menyukaimu sejak kita kelas 8, tapi aku malu menggungkapkannya. Terus saat aku tau kamu dan aku satu kelas saat kelas 10 aku sangatlah bahagia, tapi aku kecewa dan juga mulai mengikhlaskan saat kamu mulai dekat dengan Dika bahkan kukira kalian pacaran. Tapi aku senang ternyata kalian tidak pacaran, dan aku mau kamu jadi pacarku.” Haris menggungkapkan semua perasaannya kepada Vinka di depan Luna dan juga Dika. “Iya aku mau, inilah saat-saat yang aku tunggu selama ini.” ucap Vinka kepada Haris dan Haris langsung memeluk Vinka dengan penuh kebahagian.
Cerpen Karangan: Niken Fadilawati Blog / Facebook: Niken Fadilawati Namaku Niken Fadilawati aku cewek yang suka berkhayal, oleh karena aku suka membuat cerita pendek. Tapi kadang kalanya aku benci jika cerita yang telah ku buat ke panjangan, sehingga membuatku harus mengedit cerpenku