“Maaf bu saya salah” ucap Tania ke Bu Tari. Bu Tari sangat marah kepada Tania, karena dia tidak pernah mengerjakan tugas geografi. Teman-teman sekelasnya menatap tajam ke arah Tania, dan ada juga yang sudah menggunjing tentang sikap Tania. “Saya tidak terima dengan sikapmu, sekarang cepat kamu lari keliling lapangan sebanyak 35 kali” bentak Bu Tari. “Iya iya bu, kalau cuma kaya gitu aja sih gampang” kata Tania dengan nada lirih. Dia berjalan perlahan ke arah lapangan dengan wajah tak berdosa, karena seakan-akan dia senang dihukum gurunya. “Hari ini aku akan lebih sehat lagi, karena aku akan mengelilingi lapangan ini” Tania mulai berlari dengan penuh semangat.
Pada putaran ke 20 datang seorang wanita ke tengah lapangan dengan wajah pucat. Tiba-tiba saja dia pingsan, tanpa basa basi Tania langsung menolong wanita tersebut. Dengan tergesa-gesa Tania membopong dia menuju ke UKS. Pada waktu bersamaan Bu Tari datang memeriksa lapangan, dan Tania tidak ada disana. Dengan amarah yang semakin memuncak Bu Tari mencari Tania ke seluruh tempat di sekolah.
Setelah beberapa menit wanita yang pingsan tadi sadar dan berterimakasih kepada Tania. “Namaku Tania Putri, dan siapa namamu?” tanya Tania. “Namaku Erika Wijaya terima kasih banyak sudah menolongku.” ucap Erika ke Tania.
Tiba-tiba terdengar suara dari pintu UKS “Tania disini kamu rupanya, apa hukumanmu sudah selesai? kenapa kamu ada disini?” tanya Bu Tari. “Maaf bu saya belum menyelesaikan hukumannya karena saya” jawaban Tania terhenti. “Sudah jangan banyak alasan, hukumanmu saya tambah.” sela bu Tari. “Permisi bu, Tania ada disini karena dia menolong saya saat saya pingsan, tolong jangan tambah hukuman Tania bu.” kata Erika memohon. “Saya tidak menerima alasan apapun dari kamu ataupun dari mulut Tania langsung.” emosi Bu Tari semakin memuncak. “Cepat sekarang kamu lari keliling lapangan sebanyak 20 kali.” ucap Bu Tari. “Iya bu”.
Akhirnya Tania berlari keliling lapangan sebanyak 20 kali, dan setelah itu Tania sangat kelelahan. “Hai Tania ini ada jus alpukat dan juga sandwich buat kamu” suara Erika yang menghampiri Tania. “Makasih ya Erika.” “Aku mau kamu sekarang jadi sahabatku.” ungkap Erika kepada Tania dengan nada sungguh-sungguh. “Aku mau kok jadi sahabatmu.” ujar Tania menyakinkan. “Makasih banyak ya Tania.” ucap Erika.
Tania dan Erika selalu berdua kemana mana, saat di sekolah, di toko buku, di taman, bahkan saat belajar. Mereka telah bersahabat selama 5 bulan dan itu membuat mereka tambah akrab saja.
Suatu hari Tania kebingungan “Nanti aku ke rumah Erika aja, untuk memastikan keadaan Erika”. Tania langsung menuju ke rumah Erika secepat kilat. “Erika kamu ada di rumah nggak” teriak Tania dari teras rumah mewah milik Erika.” Ternyata rumah itu tak ada orang sama sekali, sehingga membuat Tania kesal sendiri.
Keesokan harinya di sekolah “Kalian tau nggak sih dimana Erika? aku cari Erika kemana-mana tapi tetep nggak ketemu.” ucap Tania dengan nada marah kepada teman sekelas Erika. “Mana aku tau dia ada di mana, lagi pula aku dan teman teman yang lain nggak ada yang peduli lagi sama dia.” ucap Rina dengan nada santai. “Dasar teman tak berguna.” bentak Tania. “Kamu itu sama sekali nggak punya hati nurani.” Tania menggenggam erat kerah Rina seakan akan Tania sudah siap untuk menampar atau memukul wajah Rina, karena telah membuatnya emosi.
“Tania kamu itu anak yang sangat nakal, sekarang cepat kamu pulang. Dan kamu ibu hukum 2 hari tidak boleh masuk sekolah. Bahkan jika kamu masih nakal kamu akan ibu keluarkan dari sekolah ini.” Bu Tari melihat kelakuan Tania kepada Rani dan memarahinya karena sikapnya. “Tapi bu saya nggak salah apa apa” bela Tania. “Lebih baik kamu diam. Kamu itu anak yatim piatu, tapi sikapmu tak ada baiknya sama sekali. Seharusnya kamu itu bisa berbuat baik kepada teman-temanmu. Tapi kelakuanmu malah sangat memalukan, saya sangat kecewa.” “Iya bu saya minta maaf.” Tania tertunduk malu dan berjalan pulang.
“Kamu dicariin sama Erika, dia pengen banget bisa ketemu kamu.” Tiba tiba ada ibunya Erika yang datang ke sekolah. “Iya tante saya juga sangat ingin bertemu Erika”
Ada acara kelas 11 di aula sekolah yaitu mendapat materi sopan santun dari Bu Tari. “Kalian semua jangan sampai mempunyai sikap seperti Tania ya.” ucap Bu Tari kepada seluruh kelas 11. “Kenapa bu? memangnya Tania salah apa?” tanya Fahri teman sekelas Tania. “Karena Tania tidak mempunyai sikap sopan santun dan juga disiplin dengan peraturan yang ada di sekolah ini.” jawab Bu Tari. Setelah Bu Tari menyampaikan materinya, barulah Pak Rudi menyampaikan materi tentang berpikir positif dan menghargai orang lain.
Berbeda dengan Bu Tari yang hanya menjelaskan materi saja, sedangkan Pak Rudi menjelaskan materinya dengan cara memutar sebuah video melalui lcd yang ada di aula. Ternyata isi videonya adalah tentang kehidupan Tania selama ini, dan semua kisah itu nyata. Mulai dari Tania yang harus tinggal di panti asuhan, Tania yang sering dihukum Bu Tari, Tania menolong Erika saat pingsan, Tania menjadi sahabat yang baik dan juga peduli kepada erika bahkan tania tidak memandang apakah Erika itu kaya atau tidak. Dan video yang terakhir adalah video secara langsung yang menampilkan kejadian di rumah sakit.
“Erika sakit apa tante kenapa dia harus dioperasi?” tanya Tania. “Erika sakit kanker otak, tapi tante senang dia bisa punya sahabat sepertimu yang bisa membuatnya bertahan hingga saat ini. Sebenarnya Erika tak bisa bertahan lagi sejak dua bulan yang lalu, tetapi dia berjuang melawan penyakitnya dengan bantuanmu. Karena kamu selalu ada disamping Erika saat dia sakit, saat dia lelah, dan saat dia tak kuat menahan beban hidupnya.” jawab ibu erika. “Apa? jadi selama ini Erika sakit parah. Aku kira dia sering pingsan karena kelelahan saja. Aku nggak mau sahabatku satu satunya kenapa-napa, karena selama ada erika aku merasa diriku lebih baik. Karena hanya Erikalah yang memandangku dengan ketulusan hati dan pikirian positif, apa jadinya aku mengahadapi semua orang sendirian. Karena semua orang memandangku sebelah mata dengan semua sikapku” Tania mulai meneteskan air matanya.
Ternyata Erika telah selesai dioperasi. “Tania sahabat baikku kamu tidak boleh menangis karenaku. Jikalau aku pergi meninggalmu masih banyak teman yang bisa menjadi sahabatmu. Kamu sangat baik Tania aku yakin kamu bisa disayangi oleh semua teman-teman, dan maafkan aku jika aku punya salah.” ucap Erika dengan nada lemasnya. “Erika aku sangat sayang kepadamu.” Tania memeluk tubuh Erika yang masih terbaring lemah di kasur rumah sakit.
Tiba-tiba Erika memejamkan matanya perlahan. “Maaf bu, pak, dan dek Tania. Erika telah pergi meninggalkan kita selamanya. Mungkin operasi tadi hanya bisa menolong hidup Erika selama beberapa detik saja. Maaf kami tidak bisa berbuat lebih.” ucap dokter yang membuat hati Tania tercambuk keras. “Erika kenapa kamu tega meninggalkanku.” tangis Tania tak tertahankan bahkan air matanya jatuh ke tubuh Erika. “Yang sabar Tania, kamu harus ikhlas dengan semua ini” ucap ibu Erika menenangkan.
Setelah video yang diputar selesai teman teman Tania dan Erika menangis sejadi-jadinya bahkan seluruh kelas 11 pun ikut menangis. “Jadi itulah sikap Tania yang sesungguhnya, dan saya kira Tania tidak seburuk yang ada di pikiran kalian semua. Selama ini Bapak mengikuti keseharian Tania dan merekamnya, karena bapak ingin membuktikan kalau Tania itu mempunyai sikap yang baik.” perkataan Pak Rudi ditengah-tengah suara tangis. “Iya pak kita sadar kalau kita salah menilai Tania, bahkan kita tak pernah mengganggap Tania bisa berbuat sebaik itu.” ucap salah satu dari kelas 11.
Setelah penguburan Erika “Kamu sekarang ibu angkat menjadi anak ibu dan bapak, karena Erika tidak mau kamu sendirian dan juga Erika tidak mau kalau ibu sedih dengan kepergiannya. Dia yakin kamu bisa menggantikan posisinya bahkan kamu bisa lebih baik dari dia.” ucap ibu Erika dengan penuh keyakinan. “Iya bu saya mau terima kasih banyak bu.” kata Tania. “Maafin kelakuan kami ya Tania kami janji kami akan jadi temanmu bahkan jadi sahabatmu.” ucap Rina mewakilkan teman temannya. “Iya aku maafin, makasih banyak ya semua.” jawab Tania.
Cerpen Karangan: Niken Fadilawati Blog / Facebook: Niken Fadilawati Namaku Niken Fadilawati aku cewek yang suka berkhayal, oleh karena itulah aku suka membuat cerita pendek. Aku ingin khayalanku jadi kenyataan tapi mustahil, jadi agar tak mustahil aku membuat cerpen dari khayalan dan nyataku saja.