Di sebuah desa terdapat dua orang yang sudah bersahabat sejak kecil. Mereka ialah Pak Zain dan Pak Bahri. Pak Zain adalah seorang petani yang memiliki lahan pertanian yang cukup besar. Sedangkan sahabatnya yaitu Pak Bahri adalah seorang peternak yang ternaknya pun juga cukup banyak. Rumah kedua sahabat itu bersebelahan. Setiap hari istri dan anak-anak Pak Zain ikut bertani. Begitu pula istri dan anak-anak Pak Bahri yang senantiasa ikut beternak.
Suatu hari, salah satu anak Pak Zain ingin pergi berlibur. Akhirnya Pak Zain memutuskan mengajak keluarganya pergi ke luar kota untuk berlibur. Ia menitipkan lahan pertaniannya pada Pak Bahri. Pak Bahri pun menyanggupinya.
Pada suatu malam, keluarga Pak Bahri sedang tidur. Tiba-tiba Pak Bahri seperti mendengar keributan dari arah kandang. Pak Bahri tak mengacuhkannya. Ia berpikir bahwa itu hanya suara tikus yang menyelundup masuk kandang.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali keluarga Pak Zain sudah pulang dari liburan ke luar kota. Sementara keluarga Pak Bahri masih tertidur karena memang saat itu masih pukul 03.30 pagi. Namun mereka segera terbangun ketika mendengar teriakan dari luar rumah. Keluarga Pak Bahri dengan tergesa-gesa keluar rumah.
Ternyata yang berteriak tadi adalah Pak Zain. Pak Zain berteriak karena terkejut melihat keadaan lahannya rusak dan kacau balau akibat dimasuki hewan ternak milik Pak Bahri. Pak Bahri pun juga terkejut melihat kejadian itu.
Pak Zain marah-marah dan menanyakan mengapa hal itu bisa terjadi. Ternyata salah satu anak Pak Bahri lupa mengunci kandang sapi dan kambing, sehingga pada malam hari mereka pergi menyerbu lahan pertanian Pak Zain. Pak Bahri pun meminta maaf atas kelalaian anaknya tersebut. Tetapi Pak Zain tetap marah dan malah mencaci Pak Bahri. Karena dicaci Pak Bahri oun ikut marah. Dan akhirnya keduanya saling mencaci.
Tiba-tiba datanglah seorang kakek yang akhirnya menasehati mereka. Kakek mendamaikan mereka dan membujuk Pak Zain agar mau memaafkan sahabatnya. Pak Zain pun akhirnya memaafkan Pak Bahri. Tak lupa mereka berdua berterima kasih kepada sang kakek yang telah menasehati mereka.
Karena merasa tidak enak pada Pak Zain, Pak Bahri pun menawarkan diri untuk membantu menanam ulang tanaman-tanaman yang telah rusak akibat hewan-hewan ternak miliknya. Pak Zain pun mengizinkannya.
Akhirnya mereka kembali akur dan saling bergotong royong menanam tanaman baru. Pak Bahri juga menawarkan pada Pak Zain agar dia mau bertukar profesi agar mereka dapat menambah ilmu serta wawasan tentang profesi mereka masing-masing.
Cerpen Karangan: Ardiana Eka Prasiska Blog / Facebook: Ardiana Eka Prasiska