Aku tiba di depan kos kosan Yume. Orang itu tidak ada dan motornya tidak ada. Aku sedikit lega. Aku mengetuk pintu kos kosan Yume. Tapi tidak ada jawaban darinya. “Apa dia tidak di rumah?” Gumamku. Aku mencoba menghubunginya. Ponselnya tidak aktif.
Hari sudah sore. Yume belum juga pulang. Kemana dia sebenarnya. Aku menunggunya kembali. Sudah adzan maghrib. Aku berjalan mencari masjid. Dan sholat maghrib disana. Sangat ramai oleh anak anak. Selesai sholat aku keluar dan hendak kembali ke tempat Yume. Namun aku melihat Yume di depan masjid.
“Yume?” Panggilku. “Hana? Bukankah kau sudah pulang?” Kata Yume. “Karena kau sudah disini. Mari aku kenalkan. Kenalkan namanya Nova.” Kata Yume menunjuk seorang pria. “Hana” Kataku. “Apa dia teman kuliahmu?” “Bukan. Dia kakak kelasku. Aku akan ceritakan padamu nanti. Sudah malam. Ayo pulang. Kak Nova juga harus pergi.” Kata Yume tersenyum.
“Yume?” panggil pria yang bernama Nova “Iya.” Jawab Yume. “Terimakasih dan maaf. Kita akan sering bertemu. iya kan?” Kata Nova. “Aku harap iya. Pulanglah, seseorang menunggumu.” “Aku pulang. Hana sampai jumpa.” Katanya juga menyapaku. Aku pikir dia pria yang baik, dia juga tampan. Semoga dia bisa membuat Yume senang.
“Hana, ayo pulang. Sudah malam jadi menginaplah di rumahku.” “Iya aku akan menginap seminggu ini. Oh iya Raihan besok akan datang.” “Tapi aku tidak bisa menjemputnya. Aku ada kuliah.” Kata Yume menyesal. “Iya aku mengerti.” Jawabku dan kami berjalan pulang.
Setibanya di kos kosan, aku duduk di sofa dan dia membuatkanku minum. “Mau makan apa? hari ini aku belum masak.” “Terserah kau saja. Yume…” “Iya. Oh iya tadi kak Nova memberiku ini. Ayo kita makan.” “Siapa dia? Tampaknya kau sangat senang padanya.” “Ceritanya panjang. Kau bisa menebak?” “Dilihat dari ekspresi wajahmu. Mungkinkah dia orang itu?” “ah mana mungkin. Kau ini, mana ada hal kebetulan seperti itu?” Jawab Yume tersenyum. “Lalu siapa dia?” “Dia orang yang selalu mengikutiku selama ini. Ternyata dia ingin mengajakku bergabung ditempatnya bekerja.” “Ah kau ini, aneh, Yume. Orang ingin mengajakmu bekerja, kenapa dia harus mengikutimu seperti itu? Itu terlihat sangat aneh dan mencurigakan. Aku tidak percaya. Dari ekspresi wajahmu kau terlihat sangat sangat senang. Apa benar kau senang hanya karena kau mendapat tawaran pekerjaan dari orang itu?” “Baiklah. Kau memang sulit untuk ditipu. Dia adalah orang itu.” “Benarkah? syukurlah, aku lega sekarang. Awalnya aku khawatir, aku kira dia orang jahat yang ingin mencelakaimu. Ternyata dia orang yang kau suka?” “Aku tidak tahu, kenapa ada kebetulan seaneh ini. Aku kira ini mimpi dan aku tidak akan pernah merasakannya. Setelah sekian lama, aku menunggu, akhirnya dia yang mencariku. Aku sangat senang.” Iya itulah yang dinamakan jodoh. Jodoh itu akan bertemu apapun yang terjadi entah itu dia yang menemukanmu atau kamu yang menemukannya. Simple namun menyimpan beribu misteri.
“Aku juga senang mendengarnya.” Jawabku. “Ah, aku lupa, aku akan ceritakan lagi, tapi ayo makan dulu, tidakkah kau lapar?” “Iya aku lapar. Yume ayo makan?” Kataku dan kami seperti anak kecil, kami makan dengan lahap. Aku membantu Yume mencuci piring.
“Ceritakan lagi tentang Nova?” “Dia meminta maaf padaku, karena tidak membalas suratku. Dia juga berterimakasih karena aku mau membantu pekerjaannya. Kau tahu aku belum melakukan apapun, tapi dia sudah berterimakasih.” “Pekerjaan apa?” “Dia dulu kuliah mengambil jurusan otomotif, kau tahu tentang mesin. Karena ayahku bekerja dibidang yang sama dan membutuhkan tenaga kerja, dan kebetulan dia sedang mencari pengalaman kerja, aku sarankan dia bekerja ditempat ayahku. Dan dia berterimakasih padaku.” “Dan ayahmu setuju?” “Aku belum bicara padanya. Aku rasa ayah akan sangat senang. Dengan adanya kak Nova bisa meringankan pekerjaan ayahku.” “Dan tentang perasaanmu, apa dia sudah membahasnya?” “Tidak. Mungkin dia sudah memiliki kekasih, tapi aku senang dia mencariku…” “Dia mencarimu karena ini?” “Tentu saja bukan. Dia ingin meminta maaf. Selama ini, dia mengikutiku karena dia ragu untuk mendekatiku, karena malu dan dia merasa bersalah padaku. Sepertinya suratku sudah membuatnya menderita dan tertekan.” “Jika kau bertanya padaku apa yang kupikirkan tentangnya mungkin aku akan menjawab.” Kataku. “Apa yang kau pikirkan saat melihatnya? Apa dia orang yang baik menurutmu?” “Dia lumayan tampan, dan sopan. Itu kesan pertamaku. Dia juga ramah, dan aku rasa dia tipe orang yang peduli.” “Tidak dia bukan orang seperti itu. Dia tidak perduli. Jika dia peduli harusnya dia mengatakan maaf sejak dulu. Itu artinya dia tipe orang yang apatis.” “Kau ini. Itu karena kau kesal padanya.” Jawabku tertawa mendengar komentar Yume yang kekanak kanakan. “Tak apa aku senang, setidaknya dia mau minta maaf dan masih mau bertemu denganku.”
Malam ini aku melihat Yume sangat gembira dan dia belajar semalaman. Memang benar menjadi mahasiswa kedokteran itu sangat sulit. Bahkan Yume harus membaca buku yang tebalnya ratusan halaman. Dulu saat kami sekolah, aku sudah mengeluh membaca buku setebal itu. Tapi Yume tidak. Dia terlihat menikmatinya. Mungkin karena dia ingin menolong orang lain. Padahal kuliah kedokteran ujiannya sulit. Harus banyak menghafal. Tidak hanya itu harus paham isi dalam buku buku tebal itu. Bahkan dia harus mengerti dengan kata kata bahasa latin. Aku tahu Yume tidak akan mudah menyerah. Hatinya sudah terbiasa. Secara tidak langsung. Penantiannya pada cinta sudah membuat Yume semakin kuat dan tabah dalam menghadapi hidup dan segala hal dalam hidupnya. Aku bangga menjadi sahabatnya.
Kepribadian dan kehidupan Yume menjadikan cermin untukku. Betapa dia sangat bekerja keras untuk menata hatinya pada Nova. Bertahun tahun dan akhirnya Nova datang dengan sendirinya. Walau kami belum tahu, apa yang akan terjadi dimasa depan, tapi aku bisa melihat dari cermin kehidupannya bahwa cintanya pada Nova layak untuk diperjuangkan. Dia pantas mendapat hati Nova seutuhnya. Dan aku ingin mengatakan bahwa setiap orang yang jatuh cinta harus bercermin melalui kepribadiannya.
Kesabaran dalam cinta, ketabahan dan pantang menyerah. Itulah yang disebut cinta. Kita memang tidak tahu kapan cinta akan datang. Tapi kita pantas tahu siapa orang yang kita cintai, siapa orang yang pantas mendapatkan perlakuan istimewa. Walau banyak yang menghalangi dan membuat dilema, tapi hati kecil kita sekali lagi tahu, siapa yang pantas untuk kita pertahankan. Dan yume mempertahankan orang yang tepat. Dia tidak melihat dari kekayaan, ketampanan, kebaikan atau kesempurnaannya. Dia melihat dari sisi yang berbeda yang tidak bisa diungkapkan melalui kata kata.
Aku berharap dia bahagia bersama orang yang dia cintai. Dia selalu mengatakan padaku, “jangan pernah putus dengan Raihan, kau sudah memilihnya sebagai teman terdekatmu, sudah banyak hal hal yang kalian lalui. Sedih senang dan proses menuju kedewasaan kalian lakukan bersama. Jadi aku berdoa semoga kalian akan menikah dan berpisah saat ajal menjemput. Dan dipersatukan kembali di surga kelak.” Dia tidak suka melihat teman temannya berpisah dengan pacarnya. Dia ingin kisah cinta yang abadi. Katanya “Kelak aku ingin hanya mencintai satu orang, hanya sekali menikah, dan hanya sekali jatuh cinta.” Itulah sahabatku.
TAMAT
Cerpen Karangan: Yessy Utari Blog / Facebook: yessyutari3001.blogspot.com / Yessy utari Yessy Utari seorang introvert yang ingin menebar manfaat melalui tulisan