“Asyikkkk, kita akan liburan ke pantai” teriak jihan, “kayaknya kamu seneng banget ya han” balas nia. “iyaa dong pastinya, kan kami di sana mau melihat senjaa”, jawab kak ega, “eh, eh tunggu dulu, kan nia lagi sakit, gak bisa dong kita pergi ke pantainya” sambung kak ega, “enggak masalah kok kak, aku sehat” jawab nia sambil tersenyum.
Esok harinya nia, jihan, dan kak ega bersiap-siap menyiapkan baju yang akan dibawa ke pantai, dan tak lupa pula membawa barang kesayangan nia yaitu kamera pemberian almarhum ayahnya.
“Nia?” panggil kak ega dengan lembut, tetapi nia tak menghiraukan panggilan dari kak ega, “niaaaa” panggil kak ega dengan nada yang agak keras, “eh iya kak? ada apa?”, kamu kenapa nia? kamu masih sakit ya?” Tanya kak ega heran “e e e enggak kak aku gak sakit, nih liat aku sehat walafiat kak” jawab nia sambil tersenyum lebar, “beneran kan kamu gak sakit?” tanya jihan “enggak kok han” “syukur deh kalo kamu gak sakit”.
Saat di ruang tamu, jihan sedang melihat foto-foto saat matahari terbenam yaitu senja di dalam layar hp nya, saat jihan sedang melihat foto senja di hp nya, tiba-tiba ada seseorang yang berbisik di kuping sebelah kanan jihan, “hann, besok ketika matahari terbenam, tolong fotoin aku ya” jihan terkejut dan langsung melihat ke arah sebelah kanannya, ternyata nia yang berbisik kepada jihan, “kamu nia bikin aku kaget aja” jawab jihan dengan nada kaget, “hehehe” jawab nia.
Pada jam 09.00 nia, jihan, dan kak ega sedang menunggu bus yang akan pergi ke pantai, sesaat sampai di pantai, jihan bermain air bersama nia, dan kak ega duduk di bawah pohon kelapa sambil menikmati pemandangan, tiba-tiba kak ega melihat ke dalam tas ranselnya nia, dan melihat kamera yang di dalamnya terdapat foto nia dan foto almarhum ayahnya, kak ega hanya meneteskan air matanya saja, tak bisa berkata apa-apa lagi.
Saat jarum jam menunjukan pukul 05:30 saatnya jihan dan nia bergegas untuk mengambil kamera masing-masing, mereka sibuk mengabadikan suatu kekuasaan sang maha kuasa, yaitu salah satunya senja, jihan meminta tolong nia untuk memfotonya di depan senja itu, ketika selesai mengambil foto jihan, tiba-tiba “han.., ingat gak aku kemarin minta apa?” nia bertanya kepada jihan. “oh iya kamu kemarin minta aku buat fotoin kamu waktu senja bukan?” jawab jihan, “iyaa” balas nia dengan gembira. “oke sekarang aku fotoin kamu, eh tapi kok kamu pucat banget ya nia, kamu sakit?,” jihan bertanya kepada nia dengan nada cemas, “enggak kok” jawab nia pelan, “kamu bneran?” jawab jihan, “iya han, udah cepetan nanti senjanya hilang” balas nia.
“Kamu geser ke kiri dikit, oke udah kamu senyum ya”, “okeeeee” jawab nia dengan kuat, “coba liat fotonya dong” nia menghampiri jihan, dan ketika jihan sedang menunjukan foto nia tadi tiba-tiba nia terjatuh seakan-akan tak berdaya lagi untuk berdiri, jihan berteriak “niaaaaaa, bangunn niaaaa, bangunnnnn”
Mmendengar teriakan jihan kak ega langsung menghapiri jihan “niaa kenapa jihan?” tanya kak ega panik “kakkk… jantung nia berhenti” jawab jihan, “Niaaaaaaa!!!” teriak kak ega.
Di saat senja akan kembali ke peraduannya, nia pun kembali kepada sang pencipta.
Cerpen Karangan: Shalwa Dinar Fadilla Blog / Facebook: Shalwadinarfadilla