Pagi ini begitu gemuruh terdengar, awan menghitam seakan ingin menangis sederas derasnya, terbangunku dari setiap mimpi indah, kapan aku sadar, haha ini mimpi bukan nyata gumamku, sembari beranjak dari tempat tidurku, mandi dan bersiap kerja batin hari ini.
Langkah semakin cepat, menatapku ke arah mereka yang mengasihi satu sama lain, berpegangan tangan, saling merangkul, berbagi cerita tertawa lepas, yaa aku iri, sangat iri dengan mereka yang begitu bahagia bersama pasangan masing masing, langit kadang tak adil, semesta juga kadang sangat kejam, kau tau 18 tahun aku harus berpura pura bahagia di tengah kehidupanku sendiri, rasanya aku hidup diatara kota mati.
Aku habiskan air mataku, untuk menangisi kebahagiaan orang lain, yang belum pernah aku rasakan hingga di 25 tahun umurku ini, kadang dituntutnya aku tertawa di tengan mereka, ditertawakannya aku di tengah deritaku sendiri, lucu memang kadang kurasa tak adil, ya tapi inilah hidup yang telah dituliskan untukku, aku perempuan pemilik hati yang sangat sabar.
Berat kaki ini melangkah kedalam rumah, ya kukira rumah, nyatanya bukan, melangkahku dengan tegar, seperti orang orang bahagia diluar sana ketika pulang ke rumah, rumah katanya dan aku tak yakin.
Kubahagiakan diriku sendiri, inginlah bertemu sosok yang mampu memahami keadaan dan diriku, yang mampu membuatku bahagia di tengan kesepianku, ya seringku bertemu dengan orang orang seperti itu, kukira akan menetap dengan lama, nyatanya itu hanya harapanku yang terpendam lama, tuhan aku hanya ingin bahagia, bisakah kau hadirkan seseorang untukku, yang mampu membawaku pergi dari kesunyian ini, aku lelah teramat lelah.
Pada dasarnya, aku perempuan yang dilahirkan dengan perasan 1000 peka dan air mataku mudah jatuh, hatiku mudah terluka, aku berdiri sendiri selama ini menghadapi apa yang memang harus kuhadapi, ada kalanya pikiranku ingin mati, tapi sholatku lagi lagi menyelamatkanku dari rasa sedih yang berkepanjangan, selamatkan aku tuhan, dari rasa kesepianku, dan aku hanya ingin bahagia.
Jika lari dari dunia adalah pilihan terbaik akupun bisa melakukannya, tapi aku tau itu bukanlah pilihan terbaik, tuhan kadang sederhana pintaku, aku hanya ingin bahagia, dari orang-orang yang tulus menyayangiku.
Cerpen Karangan: Alfia Tiara Devi Blog / Facebook: Alfia Tiara Devi