Alkisah. Ketika seorang gadis duduk sendirian di kursi panjang berwarna putih, tepat dibawah pohon beringin. Diterangi dengan lampu jalanan yang remang-remang, angin malam yang berhembus pelan membuat rambut gadis tersebut terkibas acak. Malam itu terasa sepi, angin malam yang tadi berhembus seketika menghilang, membuat suasana menjadi sunyi. Sangat sunyi.
Tiba-tiba dari kejauhan, terdengar suara langkah kaki yang terseok-seok, lalu duduk, tepat disamping gadis tersebut. Gadis itu belum menyadari ada seorang pria seumurannya duduk di sebelahnya, ia masih sibuk dengan lamunannya. Pria itu menangis ketika melihat foto perempuan yang dibawanya, sembari berkata. “Selamat jalan, Ra.” ucap pria itu sambil menangis, air matanya membasahi foto. “Kamu sudah sembuh, Ra. Tidak akan sakit lagi.. dan tidak akan menderita lagi. Semoga kamu tenang disana, Ra.” seketika tangis pria itu pecah, tak tertahan.
Beberapa menit kemudian, hanya terdengar tangisan dari sang pria.
“Terimakasih, Dim.” ucap sang gadis lirih. “Terimakasih buat semuanya, buat usaha yang sudah kamu lakukan buat aku.” lanjut gadis itu. “Semoga.. kamu selalu bahagia, walau.. t-ta-tanpa aku di hidupmu.” ucap gadis itu terbata-bata. Lalu, gadis itu menoleh menghadap pria di sebelahnya sambil meneteskan air mata. Berkata untuk yang terakhir kalinya. “Selamat tinggal, Dim. Aku akan selalu ada di hatimu. Ini benar-benar perpisahan yang menyedihkan!” gadis itu berdiri, lalu pergi meninggalkan pria bernama Dimas itu sendirian.
Setelah beberapa langkah, gadis itu menghilang ditelan gelapnya malam.
THE END
Cerpen Karangan: Sella Andre Fateha Blog / Facebook: Andrye D’garaz II Follow my instagram @_andresf11 Happy reading 🙂