Hidup seorang diri tanpa ditemani seseorang membuat dunianya hitam kelam. Memiliki paras cantik, dan memiliki bola mata berwarna Amber.
Wanita muda berumur sekitar 20 tahun. Kini dirinya hidup sebatang kara, dari mulai dibuang di panti asuhan oleh orangtuanya, dan seperti asing hidup di dunia.
Arrabella Azura. Nama yang sangat indah bukan ada nama bulan tercantum pada namanya, tetapi bulan lebih bersinar jika dibandingkan dengannya. Sangatlah bertolaK belakang dan patut di garis bawahi sangatlah berbeda.
Yang membedakan disana bukanlah fisik, tetapi kehidupannya terlalu sulit untuk dipahami. Dan tidak banyak orang yang menyukainya.
Dulu hidupnya sangat berwarna, tetapi setelah beberapa tahun kemudian dunianya runtuh seketika. Wanita yang telah mengurusnya mati terkapar dan sekujur tubuhnya penuh dengan lebam, dan pisau menancab pada tengkuk lehernya.
Darah segar dan bau amis menyeruak ke dalam indra penciumannya. Dimana pada ruang tersebut dirinya dibunuh dengan sangat keji. Mita Anastasya wanita muda dengan segala keunikannya. Namun tidak dengan kematiannya.
Kini semua tinggallah cerita, Arrabella atau sering disebut Bella. Telah Kehilangan sosok surganya, yang telah merawatnya dari bayi hingga dirinya ditinggalkan dalam kesendirian.
Tida ingin seseorang kah menemani hidupnya?, bahkan sampai saat ini pun Bella tidak tau keberadaan orangtuanya, tetapi lebih tepatnya Bella tidak ingin orangtuanya, toh hidupnya sudah hancur karenanya.
Panti asuhan yang setengah terbakar di bagian belakang pekarangan menambah kekumuhan pada panti asuhan tersebut.
Matahari pagi, tanpa permisi masuk melalui celah dinding yang mulai retak, seperti tersinari wajah sayunya yang beberapa tahun sangatlah ceria, tetapi kini hidupnya penuh kekosongan.
Bella terbangun dari tidurnya, dan mulai merasakan lapar. Melangkah kaki putihnya menuju dapur yang dulu sempat terbakar.
Makanan alakadarnya dan jauh dari karbohidrat, dan vitamin lainnya. Tetapi sangatlah bodoamat tentang itu kini dirinya sedang menyantap makanan itu dengan penuh diam dan menikmatinya.
Tidak tau sampai kapan hidupnya seperti ini, tidak ingin keluar dari keterpurukannya atau malas berhubungan dengan manusia yang tidak mempunyai hati.
Trimakasih
Cerpen Karangan: Anisa Putri Blog / Facebook: Pena