Aika POV Ku membanting tubuhku di atas ranjang, hari-hari yang melelahkan setelah pulang sekolah, roda kehidupannya berjalan dengan cara yang sama, hari-hari yang aku jalani selalu biasa dan cukup membosankan.
Aku mengambil handphone dan earphoneku di atas meja dan memutar lagu. Dan saat itu, kehidupan yang kosong ini indah seperti bunga yang bermekaran.
Aika, itu nama panggilanku, berumur 16 tahun dan yah hidupku aslinya biasa-biasa saja, tak ada yang spesial. Tapi dengan lagu, aku menciptakan berbagai emosi yang beragam. Disaat aku membuat pekerjaan rumah, disaat aku ingin menari, disaat aku sedang terpuruk, aku keluarkan emosiku dengan lagu.
Rasanya ingin terus bersamanya, dia selalu membuat emosiku berubah. Disaat aku mendengar lagu yang ceria, aku bahagia, disaat aku mendengar lagu sedih, aku tersentuh, disaat aku mendengar lagu yang kelam, aku benar-benar terbawa dengan suasana itu.
Jikalau dia adalah manusia, aku akan rela menjumpainya, entah bagaimana caranya. Tapi jujur aku tak ingin musik itu adalah seorang manusia, semua manusia mati dan dia akan mati, aku sedikit takut membayangkan itu, semua emosiku ada pada dia.
Aku yang terlahir sebagai anak broken home dan tak punya teman di mana pun, aku cukup senang dengan kehadiran musik itu. Dia mengerti perasaanku. Kalau bisa aku ingin menjadi penyanyi dan memberi semangat kepada semua orang dengan laguku. Kalau pun itu bisa, tapi tak ada kesempatan.
Tapi darimana aku harus memulai? Aku hanyalah seorang siswi SMA yang mewarnai kehidupan kosongnya dengan musik. Dan tak ada yang mendorongku untuk bisa menggapai impian itu, kecuali musik itu sendiri.
Aku tak kuat dengan kehidupanku disini, tak bisa kuwarnai lagi kehidupanku sekarang, warna yang kuberikan selalu luntur. Aku ingin membuat kehidupanku yang baru dan mewarnainya lagi dan menjaganya untuk tak akan pernah luntur.
Penyanyi favoritku yaitu Makaira, dia selalu membuat lagu yang cukup ngena untukku, membuat aku sangat takjub. Walaupun dia tak menunjukkan wajah aslinya atau mungkin namanya itu bukan nama asli? Namun aku bisa merasakan suaranya dan kuyakin dia adalah seorang wanita yang cantik, dia gampang menggapai impiannya, dan aku bingung memulai dari mana
Bagaimana caranya aku keluar dari kehidupan ini? Pewarna apa yang musik punya agar kehidupanku yang ini bisa berwarna dalam waktu yang lama? Aku selalu menangis, tertawa, bahagia, dan marah dengan musik. Apa hanya dia yang bisa membawaku pergi
Beberapa hari kemudian, aku pergi ke sebuah mall bersama kakakku, namun disaat aku menyuruhnya menungguku karna aku ingin membeli buku panduan musik di toko buku, lalu aku keluar dari toko dan… kakakku tak ada, dimana pun, aku mencari ke seluruh penjuru mall, tetap tidak ada, dan aku melihat layar handphoneku.
‘Aku muak denganmu.’
Pesan chat terakhir dari kakak, aku sudah mengetahui kalau kakak membenci ku. Tapi aku tak menduga dia sampai meninggalkanku disini tak membiarkan aku pulang kembali.
Lalu handphoneku lowbat, ada apa dengan hari ini? Kenapa dunia ini selalu menghujani diriku dengan berbagai masalah, atau dia mendengar doaku yang ingin membuat kehidupan baru yamg berwarna? Apa dia mendengarnya?
Aku keluar dari mall dengan perasaan bingung, wilayah ini asing bagiku, ramainya orang lalu lalang membuatku merasa benar-benar seperti orang asing di tengah dunia yang harusnya kuketahui, ini pasti disengajai oleh kakakku agar aku tak bisa pulang. Aku terduduk di halte bus yang tak terpakai dan memeluk kakiku yang sudah lelah berjalan tanpa arah. Doaku benar-benar didengar oleh kehidupan, persis dengan musik yang selalu didengar olehku.
“Halo, apa kamu mendengarku?” Ku mengangkat kepalaku, yang ada di pandanganku sekarang adalah wanita cantik umur 20-an dengan topi biru dongker di kepalanya. “Kamu tersesat?” Aku mengangguk. “Apa mau kubawa ke polisi agar polisi bisa menghubungi ayah ibumu?” “Ayah ibuku tak peduli tentang itu.” Wanita itu terheran dengan jawabanku, dahinya mengerut.
“Hey, ceritakan apa yang terjadi, tak usah takut, mungkin aku bisa membantumu.”
Aku sedikit ragu dengan wanita itu, tapi aku tak asing dengan suaranya, merasa aku selalu mendengar suaranya setiap hari. Mungkin dia benar-benar orang yang baik, kataku. Lalu kujelaskan apa yang selalu terjadi padaku, setelah itu dia memelukku dengan erat.
“Hari-harimu cukup berat ya, kamu anak yang kuat.”
Jujur aku, mentalku kuat namun selalu terkikis secara perlahan setiap hari, aku sudah berulang kali mewarnai kehidupanku dengan musik namun selalu luntur perlahan, bunga itu sudah enggan untuk mekar.
“Namaku Haru, apa kamu mau tinggal di apartemenku untuk sementara?” Aku meng-iyakan penawaran itu, dan dia membawaku ke sebuah apartemen yang cukup mewah.
Sudah hampir sebulan aku berada disana dan yang membuatku penasaran adalah pesannya untuk tidak masuk ke kamarnya apapun itu urusannya, aku punya kamar sendiri sih tapi aku masih tetap penasaran dengan itu. Oh ya, setiap hari dia selalu pergi pagi hari dengan alasan berangkat kerja, tapi tak pernah memberitahu tentang kerjaannya atau apapun itu, dia malaikat yang misterius.
Saat harinya dia meninggalkanku selama 3 hari karna dia harus keluar kota dengan alasan kerjaannya, aku diam-diam masuk ke kamarnya namun sayangnya terkunci, aku melihat ke meja dan menemukan kunci kamarnya, mungkin ketinggalan karna dia selalu membawa kunci kamar saat dia hendak pergi keluar.
Aku memasukkan kunci itu, dan membuka pintuku… Pemandanganku sekarang adalah rahasianya dua sosok dengan satu suara.
Haru POV Aku menapaki kakiku ke tanah setelah pesawat yang sudah mendarat itu memberiku tumpangan berbayar, aku mengambil koperku dan segera keluar darisana, ah aku juga membawa oleh-oleh untuk Aika, kuberikan gitar yang harganya tak terlalu mahal, aku tau kalau Aika suka dengan musik jadi ku memberikannya gitar agar dia bisa menyalurkan kesukaannya menjadi sebuah karya, ku akan mengajarkannya cara bermain gitar agar menjadi sebuah melodi yang indah, kedengaran sangat menyenangkan bukan? Aku terus membayangkan itu.
‘Triinng-!!’ Handphoneku berdering, menunjukkan sebuah nama di layar, oh itu temanku yang tinggal di sebelah apartemenku, belum lama juga dia tinggal disana dan dia selalu dekat denganku karna dia dulu punya penyakit dan tak tau banyak tentang dunia luar, tapi hebatnya bisa kuliah di universitas yang terkenal.
“Halo Kaede, ada apa?” tanyaku saat mengangkat telepon. ‘Anoo Haru, si Aika-chan, dia..’ “Ah kenapa dengan Aika-chan? Apa dia merindukanku? Bilang dengannya kalau aku sebentar lagi akan pulang dengan oleh-oleh untuknya-” ‘Bukan itu, dia…’
‘Dia tewas tertabrak truk.’
Hening. Ramai, tapi hening. Satu kalimat itu menciptakan detakan keras jantung yang mampu membuat seolah waktu berhenti berputar.
“Kau bercanda-” ‘Dia tewas pas jam 9 pagi, dia kabur dari apartemen, tapi aku melihatnya berlari, saat aku bertanya dia menjawab [aku tak ingin merepotkan Haru]’ ‘Lalu dia dibawa ke rumah orangtuanya’
“Dimana rumah orangtua nya?!” ‘Aku tak tau.’ “Aku ingin kesana-” ‘Jangan gegabah Haru, kita saja tak tau dia dimana, dan kita tak tau apa yang akan terjadi kalau kamu datang kesana, belum lagi kamu seenaknya membawa Aika ke rumahmu, mungkin orangtuanya akan marah padamu.’ ‘Oh ya, besok polisi ingin mewawancaraimu tentang kasus ini, karna kan sudah sebulan Aika tinggal di tempatmu setelah ia diusir.’ “Yasudah, terserah saja.” ‘Tenangi dirimu Haru, aku tau perasaanmu, karna aku juga kehilangan sesuatu.’ Tut… tut… Telepon nya dimatikan olehnya.
Sesampainya di rumah, kukira aku akan disambut olehnya karna aku meninggalkannya selama tiga hari, tapi aku lupa bahwa dia sudah tak ada. Tapi satu pemandangan yang membuatku syok adalah, pintu kamarku terbuka… Apa dia sudah mengetahui itu?
Di meja kamarku, ada surat kecil yang penuh warna pelangi.
‘To Haru and Ongaku (musik)
Haru-san, maaf kalau surat ini sedikit membuatmu terbingung, tapi aku ingin menyampaikan sesuatu yang baru saja kulihat. Kamu tau? Lagu membuat hidupku terasa lebih baik walau hanya sementara, hidup-hidupku yang terlihat gersang itu, memunculkan bunga yang indah karna musik.
Setiap aku menangis, aku mendengar lagu Setiap aku bahagia, aku mendengar lagu. Setiap aku mengerjakan pekerjaan rumah, aku mendengar lagu. Setiap aku ingin menari, aku mendengar lagu.
Saat aku mendengarnya, kehidupanku yang biasa ini terasa seperti ada bom bunga yang bertebaran, dan berwarna-warni.
Melihat penyanyi yang selalu kuidolakan, aku ingin seperti dirinya, memberikan bom bunga yang indah untuk orang-orang dengan kehidupan biasanya.
Aku ingin menjadi Makaira. Aku ingin menjadi dirimu. Tapi aku tak ingin merepotkanmu, namun aku sudah banyak merepotkanmu dari awal, cerita awal ini lebih baik jangan diteruskan, biarkan ini menjadi bagian ‘epilog’, bab selanjutnya aku ingin membangun itu sendiri.
Arigatou, Haru-san Arigatou Ongaku-san Aku akan mendengar suara itu, selalu Jadi, bisakah kau beritahu kepada dunia tentang surat ini? Dengan diiringi suara itu?
From Aika-chan’
“Aku akan membuat dunia mengetahui itu, Aika-chan.”
~ Tersenyum, menangis, di keseharian ini. Aku akan terus menjalaninya sampai kapanpun. Meski ada banyak hal yang suram dan pedih. Dunia ini, kapanpun dan dimanapun akan dipenuhi oleh musik. ~ – Lover letter Yoasobi lyrics –
Cerpen ini terinspirasi dari lagu Love Letter – Yoasobi, dan lagu ini juga diangkat dari isi surat seorang penggemar yang berumur 11 tahun bernama Hatsune, bukan berarti cerpen ini adalah kisah nyata, saya hanya mengambil referensi dari isi lagu, kalau ada kesamaan nama mohon dimaafkan
Cerpen Karangan: Nazahra Yang mau denger lagu love letter dari grup Yoasobi bisa mampir ke channel youtube nya. Sekali lagi ini bukan kisah nyata, ini cerita referensi saja. Di cerpen ini ada karakter bernama Kaede, dia ada ceritanya sendiri lho yg pernah ku publish judul nya ‘the last letter give me your life’ silahkan mampir yaa
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 9 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com