Cerita ini didasari dari sebuah perjuang hidup seorang wanita yang bernama Hani dalam memperjuangkan kebahagiaan dalam hidupnya. Hani yang usianya sekarang 28 tahun merupakan seorang wanita yang cukup tangguh, namun sekuat-kuatnya seorang wanita tetapi tetap dia membutuhkan seorang sosok yang selalu menyayangi dan menjaganya. Hal ini semakin terlihat jelas tatkala dia selalu seorang diri dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Hani adalah seorang single parents beranak dua yang harus menghidupi kedua anaknya dan juga ditambah seorang ayah yang sedang mengalami sakit stroke dan nenek yang sudah berusia 86 tahun, peran dia yang seharusnya menjadi tulang rusuk seketika harus berubah menjadi seorang yang harus bertanggung jawab menjadi tulang punggung keluarga, bila dia tidak bekerja mungkin keluarganya pun tidak akan bisa untuk makan.
Dia selalu tahu dia tidak apa-apanya, orangnya pun biasa saja tidak terlalu cantik dan juga seksi. Rumahnya pun hanya sebatas kontrakan petakan yang berada di dalam gang, berwarna kuning. Dan dia tinggal berlima dalam kontrakan petakan itu dan dikelilingi pula oleh tetangga-tetangga yang sangat menjengkelkan, mereka hanya ingin tau kehidupan sulit Hani tanpa ingin sedikit membantu bahkan sebagian besar hanya ingin membully dia.
Sebelumnya aku ceritakan sedikit tentang diriku perkenalkan namaku Dian, aku mengenal Hani dan sekarang sangat mengenalnya. Awal perkenalan kami terjadi pada sebuah acara yang pada saat itu dia datang bersama teman masa remajaku bernama Nurul. Perkenalan kami singkat namun sedikit berkesan buatku, dia yang sedang mengalami kesepian dan kesedihan tak sungkan untuk banyak cerita mengenai kehidupannya dahulu bersama orang-orang yang sudah menyakitinya.
Hubungan kami mengalami pasang surut, kadang kita bertemu tanpa sengaja dan kadang pula kita janjian bertemu untuk sekedar ngobrol-ngobrol, bahkan aku pun sampai saat ini sering juga dengan sengaja main ke rumah dia untuk bersilaturahmi dengan keluarganya. Dan disaat itu lah mulai tumbuh rasa cintaku terhadapnya. Ketika aku datang ke rumah Hani tanpa disengaja aku melihat sebuah foto dan juga seorang ayah yang sedang duduk sambil meringis kesakitan ingin bangun dari tidurnya.
Seketika Hani datang dan agak sedikit kaget melihatku yang sudah ada di rumahnya, kemudian dengan muka lelahnya dia menyapaku “eh Dian, sejak kapan kamu ada di rumah?” tanya dia, kemudian aku pun menjawab “aku tak sengaja tadi lagi ada keperluan ke daerah sini dan aku mampir deh, sekalian juga pengen nengok ayah kamu”. Dia pun tersenyum kepadaku sambil memberikan secangkir kopi hangat kepadaku, kemudian kami pun ngbrol ngaler-ngidul sampai-sampai orangtuanya pun ikut nimbrung dalam pembicaraan kami. Suasana hangat di keluarga kecil mereka begitu terasa olehku.
Akhirnya lambat laun karena kami sering bertemu dan juga komunikasi yang lancar aku dan Hani mulai merasakan perasaan saling jatuh cinta, di usia kami yang sekarang mungkin ini terdengar sedikit geli tapi itu yang kami rasakan pada waktu itu. Akhirnya kami berkomitmen dalam suatu hubungan meskipun perkenalan yang singkat namun aku memberanikan diri untuk berkomitmen dengannya. Hani pun mulai sedikit berbahagia dengan hadirnya aku disisinya, kadang aku pun sedikit bergurau aku seperti pahlawan untuknya.
Dengan rasa aku belum mengenal Hani aku mulai memberikan diri untuk mengenal Hani lebih dalam lagi, dan memang rasa ingin tahu juga masa lalu Hani aku memberanikan diri untuk bertanya padanya, disitu dia nampak sedikit kaget karena aku bertanya sesuatu yang mungkin untuk dia itu privasinya. “Han coba dong lo ceritain masa lalu lo, kenapa lo bisa pisah gitu ama suami lo dulu” tanyaku tanpa mempedulikan perasaannya. Dengan mata yang berkaca-kaca dia pun memeluku dan juga menangis di pundakku.
Dia menceritakan apa yang dia alami pada masa lalu ketika masih bersuami, diawali dari kisah perceraian kedua orangtuanya dulu dia harus menghidupi keempat adiknya, kemudian bertambah dewasanya Hani dia pun bertemu sosok lelaki yang bernama Erlan, dia menceritakan kalo Erlan itu mantan suami yang pertama dan hasil pernikahan mereka pun memiliki satu orang anak. Dalam kondisi hamil tujuh bulan dia mempergoki suaminya itu berselingkuh dengan wanita lain, dan dengan entengnya suaminya itu lebih memilih wanita lain dibandingkan Hani yang sedang mengandung anaknya.
Hani berjuang melahirkan sendiri, mungkin hanya ditemani oleh ayah dan juga adik perempuannya ketika melahirkan anak pertama. Lalu disaat itu beban hidup dia pun bertambah dengan hadirnya anak pertamanya itu, aku pun merasa heran lalu aku bertanya “Trus Si Erlan itu ga pernah tanggung jawab ama lo dan anak lo itu Han” dia hanya menggelengkan kepala saja, dan disitu pun aku baru tahu kalo Hani sudah dua kali menikah.
Lalu dia bercerita kembali soal pernikahan yang kedua, nama pria itu Hilman diawal pertemuannya dengan Hilman dia begitu baik terhadapnya, dia sayang juga sama anak Hani dan juga sopan di mata keluarganya dan karena kebaikan Hilman dia pun mau untuk dinikahinya. Dibalik keramahan dan juga kesopanannya ternyata tersembunyi sifat psikopat dia sebagai pria yang selalu kasar terhadap wanita, Hani selalu ditampar bahkan tak segan-segan Hani pun sempat ingin dibunuh oleh mantan suami yang kedua dan itu di depan anak pertamanya. Sungguh-sungguh biadab pikirku pada saat itu.
Selain kasar, Hilman pun ternyata mempunyai kebiasaan yang buruk yaitu bermain judi. Kalo kata pepatah sih lepas dari mulut harimau masuk ke mulut buaya, malang benar nasib Hani. Harta kekayaan yang dia tabung pun habis oleh Hilman karena kalah bermain judi. Disaat itu pula aku memaksa dia untuk berhenti bercerita karena di dalam pikiranku batin Hani memang sangat-sangat tersiksa untuk menceritakannya. Ya Hani yang begitu tersiksa yang sudah dikhianati dua lelaki yang dia sayangi dan juga harus menghidupi keluarganya sendiri itu sekarang sudah menjadi pacarku.
Apakah aku sanggup untuk membuat dia bahagia? Apakah aku sanggup untuk mengurangi beban hidup dia?
Cerpen Karangan: Dadan Hadiana Blog: sangpemimpi250418.blogspot.com
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 5 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com