Maylafaizza Riska Audiva Kyranni atau May, dan Mayrafaizza Reska Fahira Risyani atau Rara dan lebih dikenal dengan sebutan Ra, adalah anak kembar identik, rukun, dan tak suka bertengkar. Mereka berasal dari keluarga kaya raya. Rara lebih tua 5 menit dari May, mereka duduk di kelas 4 SD, sementara kakaknya Nabila Alyasalma Shalsabila atau Bella, duduk di kelas 1 SMP.
Mereka pecinta lingkungan dan kebersihan. Di sekolah mereka, Green School, yang bukan sekolah elit/mewah tapi bagus, keduanya tergabung dalam grup The Greener, grup pecinta alam. Mereka berdua sama-sama tomboy, badannya tidak kurus tidak gendut, tidak suka berdandan/bergaya-gaya seperti ikut fashion show, dan tidak jijik dengan yang namanya sampah, tanah, dan semacamnya. Ya, sekolahnya memang hijau! Pohon rindang dimana-mana, keren deh! Ruang kelasnya terbuka, kecuali untuk kelas 5 dan 6. unik kan?
Kelas 1, 2, 3, 4 ruangannya dari bambu kuat dan terbuka, meski kadang panas, tapi di sini jarang sekali panas menyengat. Yaah, palingan lah, minimal, ada kipas anginnya! Mereka belajar di lantai yang terbuat dari bamboo. kelas mereka di kanan-kirinya terapit pohon rindang dan daunnya lebat dan tidak mengotori. Disana juga mereka diajarkan memanjat pohon. Asyik deh! Mana May dan Rara kan masih kelas 4 jadi belajarnya ruangan kelasnya masih dari bamboo dan terbuka, enak! Sementara Bella sekolah di SMP Super School yang mahal, full AC namun… KURANG ramah lingkungan dan peralatan/alat belajarnya super modern semuanya. Contohnya itu mobil jemputannya yang menimbulkan polusi dari asap knalpotnya.
Di rumah mereka, sudah ada beberapa lubang biopori, dan di kebun belakang-depan yang luas sekali, tertanam berbagai jenis pohon. Dari pohon buah, pohon bunga, tanaman hias, dsb. Macam-macam pohon buah juga tertanam, dari pohon mangga, rambutan, jeruk, sawo, nanas, salak, dan banyak lagi. Bunga? Teentunya ada! Dari bunga anggrek ungu, putih, pink, melati, mawar biru dan merah, dan banyak lagi. Wah… Bagus deh kebun bunganya.
Rumahnya sangat luas. Yaaa… Mereka adalah keluarga kaya raya, tapi tidak sombong. Ayahnya mempunyai hotel bintang lima dan ibunya pengusaha tekstil yang sukses. Tapi, ayah dan ibunya tidak pulang malam-malam dan pergi pagi-pagi sekali. Yaa… Ayah biasa pergi pukul setengah tujuh dan pulang pukul setengah tujuh malam. Ibu? Ibu tidak teratur jam kerjanya, tapi pulangnya tak pernah lebih dari jam 11 malam.
May dan Rara rajin selalu menyiram, merawat bunga-bunga dan pohonnya, dan tak lupa mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh. Mereka tak segan-segan menegur orang yang merokok, membakar sampah atau menebang pohon muda, Bahkan kakak mereka, Bella, pernah kena omelan panjang May dan Rara karena lupa mematikan keran air hingga kamar mandi banjir. Ibu juga pernah kena nasihat May dan Rara karena saat itu pembantu mereka sedang tidak ada dan ibu iseng mencuci piring pakai tangan, ibu lupa mematikan keran cuci piring saat sedang menyabuni piringnya, jadi air mengucur sia-sia saja. Ayah juga pernah lho! Saat itu, ayah lupa mematikan keran air saat sedang mengelap mobil, jadi air mengucur deras lewat selang begitu saja. Ohya, beda dengan May dan Rara, Bella agak jijik-jijik dengan sampah dsb.
Seperti pagi di hari libur ini… Bella masih tertidur (pukul setengah lima), ayah dan ibu juga (setelah shalat shubuh tentunya!). Mbak Rini dan Bi Ika, kedua pembantu rumah tangga mereka seddang tidak ada. Hanya May dan Rara yang sudah siap sedia… Dengan pakaian ala mereka… yap, celana selutut, kaus, sandal jepit dan rambut dikucir. Aah, mereka segera berjingkat ke kamar Bella.
“Kak Bella, bangunnnn kakkk! Bantuin May sama Rara!!” jerit May. Rara mengguncang-guncang tubuh Bella. “Aduuuhhhhh… ah, iya lah, aku bangun! Bawel plus nyebelin banget sih, kamu berdua!” balas Bella jengkel. “Mau apaan?” Bella berdiri dengan muka kusut, rambut berantakan seperti singa. Setelah kakaknya itu mencuci muka, mereka turun ke bawah. “Kau cuci mobil dulu May” seru Rara. Mobil mereka ada empat. Mereka mencuci mobil yang ukurannya sedang saja… May mencuci mobil, sementara Rara dan Bella membereskan rumah, tapi setengahnya saja soalnya rumah mereka besar banget! Setelah melakukan aktivitas pagi ini-itu, seperti biasa… Pukul lima lewat 10 menit, May dan Rara lari pagi dan pukul lima lewat 20 menit, May mengambil skateboard-nya, helm, dan pelindung tangan-kaki, lalu Rara mengambil sepeda biru-putihnya. Yaa… Pukul segitu, cluster atau blok mereka masih sepi… Bella dipaksa dan dia malah asyik dengan ayunan di taman depan rumah mereka. Haah… akhirnya pukul enam kurang 10 menit, mereka selesai. Selesai apa ya? Selesai olahraga! Hehehe… Mereka mandi, dan setelah mereka mandi, Ayah dan ibu sudah ada.
“Kemana kita pergi saat liburan panjang 2 minggu ini sekarang?” tanya ibu. “Ke … Ah, tempat belanja itu! Super Girls yang ada di Special Advance Mall” Seru Bella. Sambil diam-diam melirik ke May dan Rara, menjulurkan lidah. Yakin amat tuh anak, ibu ayah mau! Ketus May dalam hati. “TIDAK!” seru May dan Rara kompak. “Aku tidak tertarik dengan barang-barang cewek itu! Aahh…itu membosankan!” tolak May. “Setuju! Kenapa liburan harus mengeluarkan uang? Aku juga tidak tertarik. Kalau begitu, kau saja, kak, yang kesana!” dukung Rara. Ibu dan ayah hanya menggeleng-gelengkan kepala, setiap liburan begini… Bella dan May serta Rara bertengkar. “Hei, sudah, sudah. Ehem… Bella, kau ingin kemana? May, Rara.. kalian ingin kemana?” lerai Ayah. “Super Girls, tempat belanja cewek lengkap di special Advance Mall!” seru Bella. Dia memang anak yang feminine. “Kesana tidak menarik! Semua dipenuhi warna pink yang ihhh…. Bukan begitu May? Aku ingin… Aha! Bagaimana, kita ke toko Flora yang menjual alat-alat tanam itu? Kebetulan, pohon jeruk kita yang di pot sudah cukup untuk ditanam ditanah! Lalu kita disana beli tanaman lain! Bagaimana denganmu May?” seru Rara semangat. “AKU JUGA SAMA! Ehem, aku selalu sama dengan Rara bukan karena aku menganggap kembar itu harus sama. Tapi karena aku emang ingin juga!” seru May. Bella menggerutu sebal. “Hhh… Baiklah. Begini sajalah. Besok sore, kita ke toko Flora. Besoknya juga dirumah. Besoknya lagi, kita ke tempat belanja itu!” kata ibu. Semua setuju.
Sorenya… May dan Rara berjingkat ke tempat sampah dapur dan ruang tengah. Ini menyenangkan lho! Jadi, semua orang di rumah mencampur saja sampah organic dan an organic di tempat sampah, sorenya mereka bakal memilah-milah sampah. Kini, sudah siap. Rara menenteng tong sampah dapur dan satu tong kosong warna putih yang bertuliskan ‘AN ORGANIK’. Sementara di tangan May tertenteng tong sampah ruang tengah plus tong sampah kosong warna putih juga bertuliskan ‘ORGANIK’. Bella menatap jijik. Bella terus saja membaca komiknya, komik dewasa dan dia baca diam-diam. Tak sadar, ayah sudah dibelakang Bella, memerhatikan komik yang Bella baca. Ayah menegur Bella dan merebut komik itu. Bella mendengus sebal saja. May dan Rara menuju taman belakang di rerumputannya. Mereka mulai memilah dari tong sampah dapur. “Aah! Botol kaleng ini… An organic, Ra! Tisu ini juga an organic!” Seru May. “Ya. Ini sampah sisa irisan wortel, masukin ke lubang biopori! Lho, kok ada tisu basah…” gumam Rara. Aneh dia, kok tisu basah di tempat sampah heran. 20 menit kemudian, selesai. Bella duduk di kursi melihat mereka yang asyiknya memilah sampah, lalu membaca, setelah itu dia tiba-tiba ke toilet, balik lagi… menonton TV, begitu deh. Dasar, bukannya bantuin ya!
Akhirnya, sampah-sampah itu terpisah. Ibu yang mengajari saat dulu, katanya, supaya gampang didaur ulang. Kak Bella jarang mau ikutan. Sampai sekarang dia masih suka kena omel. Tak lupa, May dan Rara berlarian turun-naik tangga mengecek AC-AC yang belum dimatikan. “Kak Bellaaa… Laptopnya lagi di charge ya? Sudah penuuuh! Cepat matikan, lalu lepas kabel chargenya!” kata Rara. “Nanti sajalah! Pasti dikerjakan!” ujar Bella malas, dia sedang duduk-duduk sambil membaca novel tebal yang aneh (Menurut May dan Rara) tapi seru banget (kata kak Bella). Novelnya novel remaja banget… gak cocok deh menurut Rara untuk anak. “Ah, kakak! Rara melepas kabel charge laptop biru muda kak Bella, lalu dia menggulung kabel charge laptop Bella yang panjang. Sementara May mematikan laptopnya, dia membeiarkan net book putih kakaknya masih di meja, supaya kakaknya memberesinya sendiri. “Kakak pemalas!” gerutu Rara sebal. “Bawel” balas Bella. Ayah dan ibu hanya menggeleng-gelengkan kepala. “Bella, jangan pemalas-pemalas banget dong! Anak cewek, anak sulung lagi. Bantuin ibu masak deh! Daripada baca komik gak bermutu begituan!!” jengkel ibu.
May dan Rara beranjak mengecek lampu-lampu dan keran air kamar mandi. “KAK BELLA!” jerit May dari kamar mandi ruang tengah. Rara dan Bella segera menuju tempat May. “Pasti ini kakak kan?!” seru Rara jengkel, kakaknya berkali-kali mengulangi kejadian ini; tidak mematikan keran air dan air mengalir deras membanjiri lantai kamar mandi. “Maaf deh. Aku kelupaan” Bella nyengir. “Kelupaan melulu! Bosan dengarnya!” Gerutu Rara mematikan air kerannya. Bella hanya menggaruk-garuk kepalanya, menyeringai, lalu balik ke sofa… Dia memang kurang peduli soal begitu.
Sebulan kemudian… “Aku memungut sampah-sampah kecil disana ya! Kamu disana, Ra! Dan kamu disana May!” seru Bella. Bella sudah berubah. Dan ya, Bella sudah berubah. Bukan, bukan maksudnya berubah wujudnya, namun berubah sikapnya. Ya, berubah. Kini dia sudah mulai peduli lingkungan. Dia pindah sekolah ke Muhaimina Thahirah Islamic Junior High School. Sekolah itu selain sekolah Islam seperti Green School, sekolah May dan Rara juga ramah lingkungan. Bahan bakar mobil jemputannya pun bagus dan tidak terlalu menimbulkan polusi. Alasannya kenapa tidak ke Green School saja pindahnya, sekolah Green School tidak memiliki sekolah Menengah Pertama alias SMP. Kini Bella sudah tertulari May dan Rara, kedua adik kembarnya untuk mencintai lingkungan. Minimal ya… menegur jika ada orang yang membuang sampah di kompleks, orang yang sengaja membakar-bakar kertas atau tisu, dan orang yang ingin menebang pohon tanpa alasan jelas. Namun jika alasan orang yang menebang pohon itu jelas, seperti halaman rumah tempat pohon itu berdiri akan diperluas, ingin dipakai untuk menaruh alat bermain, pohon itu mengotori halaman, pohon itu sudah mati/tua, atau ada keperluan membuat sesuatu di tanah itu, dan sebagainya tentu tidak apa-apa dong.
Sekarang, liburan. Mereka baru selesai menanam pohon baru, menyirami tanaman, memilah sampah-sampah di tempat sampah di dekat pintu depan yang campur aduk, lalu mandi. Ehehe, saking sibuknya di halaman kebun belakang yang luaaaaass, mandinya jam setengah sepuluh! May, Rara, dan Bella membuka pintu depan. Tersenyum. Tetangga-tetangga mereka yang biasanya di jam 10 pagi begini menyirami garasi mobil atau aspal alias buang-buang air. Bukan menyiram tanaman, malah menyirami jalanan. Kini sudah tak ada yang begitu, sebab May, Rara dan Bella yang memberi mereka pelajaran tentang alam dan selalu menegur jika ada yang begitu.
Lima menit kemudian, May, Rara, dan Bela sengaja membuka pintu. Ayah sedang memindahkan pohon buah di pot yang mulai besar ke tanah dan ibu membantu ayah. Tampak empat buah kotak yang terbungkus kertas kado berwarna coklat pastel berjajar di depan pintu. Tapi, kotak keempat lebih besar dan berat. dan ketika mereka lihat, terlihat selembar karton berukuran sedang berwarna hijau muda-hijau tua yang tuliskannya besar-besar berwarna hitam tyang tertempel di pintu rumah mereka.
Tulisannya memakai glitter tebal hijau yang bagus… Ada berbagai hiasannya juga. Karton itu bertuliskan:
SELAMAT! NABILA, MAYLAFAIZZA, MAYRAFAIZZA KALIAN TELAH BERHASIL MENJADI…
THE GREENERS!!!
Mereka heran sekali. Mana ketika melihat keempat bungkusan berbentuk kotak itu. Dan baru mereka sadari, di kotak kecil yang terbungkus kertas kado coklat pastel polos itu, tertera tulisan juga. Di kotak yang paling kanan, tertulis dengan huruf kecil yang rapi: Maylafaizza Riska Audiva Kyranni. Di kotak paling kiri, tertulis dengan gaya tulisan huruf yang sama: Mayrafaizza Reska Fahira Risyani. Di kotak yang tengah, tertulis dengan ukuran dan kerapihan tulisan yang sama: Nabila Nurkhalishah Alyasalma Shalsabila. Dan di kotak yang paling besar dan berat—tidak seperti ketiga kotak lainnya yang kecil, tertulis dengan tebal: UNTUK KALIAN BERTIGA (BELLA, MAY & RARA)
“Menurut kalian, May, Ra, apa dibuka?” Bella meminta persetujuan. May dan Rara saling pandang. Dan ketiganya mengalihkan pandangan ke karton yang seperti poster itu. “Baik, buka kak” kata May, “Gimana dengan kamu Ra?” “Hmmm… aku agak ragu. Tapi… ah, berdoa sajalah bukan apa-apa. Ayo kita buka! Kebetulan, ini ada namanya. Kakak buka yang namanya kakak, aku buka yang tulisannya namaku, dan May buka yang tulisannya namamu May!” seru Rara. Dengan berbarengan, kertas kado yang membungkus kotak itu terbuka. Ketiganya mendesah bingung, tampak seperti tempat hadiah berbentuk lingkaran berwarna hijau tua dan ada namanya. Di kotak Bella tertulis Bella, di kotak May tertulis Mayla, dan di kotak Rara tertulis Rara.
Dengan barengan mereka membuka tutup tempat hadiah berbentuk lingkaran kecil itu. Wah! Mereka serentak berseru. Di kotak Bella, terdapat lima buah bibit bunga tulip, di kotak May terdapat lima buah bibit bunga sansivieria, dan di kotak Rara terdapat lima buah bibit bunga matahari. Mereka memang menginginkan bunga itu. Tulip, sansivieria dan bunga matahari memang sudah punya satu saja tapi. Kalau sansivieria alasannya tidak membeli-beli bunga itu adalah mahal. Kalau matahari? Entahlah kenapa cuman punya satu. Mereka mengumpulkan bibit-bibit bunga itu. “Buka yang besar yuk!” ajak Rara. Mereka semua setuju. Kyaaa! Isinya adalah buku ‘Global Warming The New Challenge’ yang mereka inginkan! Buku itu tebal, tapi menarik. Tampak sepucuk surat:
Selamat, Mayla, Mayra, Nabila. Kalian telah menjadi The Greeners. Kami punya hadiah dan simpan baik-baik. Ah, kami tahu itu yang kalian sedang inginkan ?
Aaah! Siapa ya, pengirim semua ini??? 😉
Cerpen Karangan: Namira Assyifa Prasetio Blog: http://namirasyifa.multiply.com Namaku Namira Assyifa. Aku hobi banget nulis cerpen dan disini aku bisa menumpahkan semua karyaku. Oh iya, twitterku, @kaka_assyifa. Bisa add facebook ku juga, Namira Assyifa. Makasih~