Ketika itu aku menyambut hari baru dengan mencari udara segar di pagi yang masih gelap gulita. ketika aku berjalan menyusuri kota. Aku melihat seorang nenek tua yang tinggal di rumah yang tak layak untuk di tempati. ternyata walaupun nenek ini sudah tua tapi ia tetap ingin mengajarkan orang yang belum tau tentang pendidikan, terutama tentang membaca. Ia tidak mau melihat warga indonesia tidak mengenal huruf. Ternyata nenek ini tidak mau menyiakan sisa hidup nya. tempat nenek ini mengajarpun tidak dekat. setiap hari ia menyusuri jalan sejauh 5 km. Itu semua ia lakukan agar seluruh rakyat indonesia bisa membaca. walaupun yang ia ajarkan adalah seumuran dengan dia.. suatu saat aku berjalan melewati rumah nenek tersebut, beliau pun memanggil aku.
“nak.. nak ada apa kamu gelap gulita begini ada di depan rumah nenek yang sudah mau rubuh ini.” “maaf nek aku hanya ingin tau apa yang nenek lakukan (jawab aku). “owh, kalau begitu silahkan masuk nak, tapi nenek mohon maaf sebelum nya karna rumah nenek seperti ini “kata nenek itu” Ah tidak papa kok nek “jawab ku”. Sebenarnya kamu pingin tau apa sih nak dari nenek” kata nenek. aku pun menjawab “sebenarnya nek, aku melihat nenek dari kemaren berjalan sangat jauh sekali, mang nya nenek kemana sih?.” nenek pun menjawab “nenek pergi ngajar nak.” “Ha…nenek ngajar.” kata ku spontan “Iya nak nenek mengajarkan teman-teman nenek membaca kata nya.” Oh iya nek, mang nya tempat ngajar nenek gak jauh ya..? nenek pun menjawab “ya nak. nenek mengajar sangat jauh nak, kira kira dari rumah nenek sekitar 5 km lah nak.” terkejut “haaa…. ya allah nek sungguh mulia sekali perbuatan yang nenek lakukan. Ya hitung-hitung berbuat ke baikan lah nak.” ucap nenek.
Aku pun mengalihkan pembicaraan dan bertanya kepada nenek tersebut. “Nek.. nenek udah berapa lama sih tinggal di sini? Trus anak dan suami nenek kemana.?” ucap ku. nenek menjawab “nenek tinggal disinisudah sejak tahun 1940 yang lalu, nenek tidak punya anak, sedang kan suami nenek sudah meninggal” “Maaf ya nek, aku tidak bermaksut membuat nenek sedih” ujar ku. “Gak papa kok nak” ucap nenek. “Nak katanya kan kamu mau ke kampus. Owh iya nek aku lupa syukur ajha nenek ingatin merasa bersyukur. “Kalau begituaku pamit dulu ya nek.” “Iya nak silah kan” kata nenek
Ketika aku pulang dari kampus aku langsung ke rumah nenek tersebut. Aku menanyakan masalah pendidikan kepada nenek tersebut. Aku pun memulai pembicaraan. “Nek kalau boleh tau nenek ngajar apa…?” ucap ku. “Nenek tu sebenarnya bukan guru seperti yang mengajar kamu nak” ucap nya. “Trus.. kalau bukan guru apa dong.” dengan wajah heran. “Nenek itu Cuma mengajarkan yang sebaya dengan nenek, orang yang sudah lanjut usia agar mereka tidak buta huruf dan bisa membaca” kata nenek. “Sungguh besar jasa-jasa nenek, nenek tu sudah seperti pahlawan” ucap ku. “Bisa ajha kamu nak” sambil tertawa. “Nak nenek ingin bertanya kepada kamu boleh gak?.” “tanya apa nek” ucap ku. “Kamu besok cita-cita nya mau jadi apa nak…?” “aku ingin jadi guru nek seperti nenek, agar rakyat indonesia tidak buta huruf ,sehingga bangsa indonesia bisa lebih maju dengan memberantas buta huruf di indonesia“ ucap ku dngan tegas. “Wahhh.. nenek doain nak niat baik mu..?” ucap nenek. “Aminn… terima kasih ya nek.” Ujar ku “Nak.. nenek sangat berharap kepada mu bahwa kelak ajarkan lah murid mu tentang budaya indonesia agar mereka mengetahuinya dan melestarikan nya. Dan dengan demikian tidak gampang pula negara lain mengklaim budaya negara kita” ucap nenek. “Insya allah nek.. akan aku lestarikan budaya asli indonesia” kata ku.
Nenek tersebut berpesan kepada ku bahwa di dalam menuntut ilmu itu tidak boleh berbain-main. Karna para pahlawan kita berjuang bersusah payah agar rakyat indonesia bisa merdeka dan menuntut ilmu. Bahkan para pahlawan kita pun rela mempertaruhkan nyawa mereka hingga titik darah penghabisan. “Jadi nak, kamu sebagai generasi muda indonesia harus lebih berjuang untuk mengharumkan nama indonesia di dunia” ucap nenek aku pun menjawab “insya allah nek… saya akan mengharumkan nama indonesia” nenek pun berkata “bagus lah nak, kalau kamu mau mengharumkan nama indonesia.” Tidak lama sesudah itu Aku pun pamit untuk pulang.
Keesokan hari nya aku datang kerumah nenek tersebut ketika itu nenek menyambut ku dengan baik. Selang waktu beberapa menit. Tiba–tiba nenek batuk dengan mengeluarkan sedikit darah dari mulut nya. aku pun kaget dan bertanya kepada nenek “Nek.. nek.. nenek kenapa…?” ucap ku cemas “Nenek gak papa kok nak” kata nya, sambil terbatuk-batuk “Nek .. nenek ke dokter yok..” ucap ku “Gak usah nak, nenek Cuma butuh air hangat aja” balas nenek “Baik lah nek kalau gitu aku ambilkan dulu ya nek” jawab ku “Terimakasih ya nak.” ujar nenek Setelah aku mengambilkan nenek air hangat. Aku pun menyuruh nenek untuk beristirahat. “Ya sudah nek, kalau begitu nenek istirahat aja dulu. Mungkin nenek kelelahan berjalan untuk mengajar” ucap ku “Baik lah nak” dengan muka yang berkerut
Ketika nenek sudah berbaring di tempat tidur , tiba-tiba nenek menyuruh ku untuk membuka kan pintu. “Nak tolong buka kan pintu, karna ada tamu istimewa yang mau masuk” kata nenek Ketika aku membuka pintu, ternyata tidak ada siapa-siapa di luar, nenek pun sudah tidak bernafas lagi alias sudah meninggal dunia.
Aku sangat sedih, yang teringat di dalam otak ku mungkin tamu istimewa yang di maksud nenek itu adalah malaikat yang menjemput nenek. Aku pun secepatnya menghubungi rt untuk mengurus pemakaman nenek tersebut. ketika proses pemakaman selsai aku langsung pulang ke rumah dan langsung masuk kedalam kamar. Aku sangat sedih kenapa sang pahlawan tersebut cepat sekali di panggil sang kuasa. Aku pun termenung dengan mengingat kata–kata motivasi dari nenek tersebut. Sungguh di mataku nenek tersebut adalah pahlawan yang ingin menciptakan indonesia yang maju dengan mengajarkan orang lansia untuk belajar membaca.
Aku berjanji untuk nenek tersebut, suatu saat nanti aku akan membuat negara indonesia ini menjadi negara yang maju. agar tidak gampang negara lain untuk menjajah negara kita lagi, serta aku kelak ingin mengenalkan kepada seluruh murid ku tentang seluruh budaya yang ada di indonesia dan melestarikan nya agar negara lain tidak mudah mengklaim budaya negara indonesia.
Selesai
Cerpen Karangan: Ahmat Rasyid Facebook: Ahmat Rasyid ingin seperti bapak anwar djaelani