Ini Terjadi saat aku masih sekolah, kami sedang masuk di dalam kelas untuk memulai jam pelajaran setelah selesai istirahat, kami pun masih makan cemilan sedikit karena kami masih belum kenyang, guru pun masuk ke kelas kami nama guru itu adalah bu yani (nama samaran), kami belajar tentang produktif komputer teknik jaringan, ibu itu sudah masuk ke kelas kami, jadi kami langsung menghabiskan makanan dan minuman kami.
Pelajaran pun di mulai, kami tidak tahu kalo hari ini adalah ujian, karena buku ku tidak lengkap karena sering kehilangan di kelas makanya aku mengumpulkan catatan ku dengan tidak lengkap, kami semua mengikuti ujian, satu persatu di panggil nama nya karena catatan pelajaran ibu itu kurang lengkap termasuk aku, jadi aku agak was was karena catatan ku kurang lengkap, ibu itu memberitahu kami bagi yang tidak lengkap catatan nya di suruh dilengkapi catatan nya baru di periksa, aku pun langsung meminjam buku disana sini tapi tak ada yang mau meminjam buku catatan nya.
Sepulang sekolah aku pun pulang ke rumah, sesudah shalat dan makan aku pun mau pergi ke rumah teman untuk meminjam catatan, tapi ayah ku tak mengizinkan ku untuk pergi tapi aku memaksa, akhirnya ujung ujung nya rotan yang memberi tanda di kaki ku, akhirnya aku tidak bisa pergi kemana-mana.
Keesokannya aku coba meminjam buku tapi mereka tidak membawa catatan nya karena hari ini tidak ada pelajaran ibu yani, sabtu pun libur karena tanggal merah, itu pun pasti tidak mengizinkan aku pergi lagi, hari senin, aku pun mencoba lagi meminjam buku pada teman sekelas ku tapi tidak ada satu pun yang mau, ketika ibu yani masuk ke kelas ku baru lah mereka meminjamkannya, aku tidak tahu kalo hari ini pengumpulan nilai latihan, aku sedang membuat catatan yang di suruh oleh ibu yani, aku belum selesai karena jam ibu itu telah habis, aku mau bilang kepada ibu yani bahwa aku ingin melanjutkan catatan ku di rumah, tapi ibu itu menolaknya, kata nya di suruh buat latihan karena pengumpulan nilai hari ini.
Dengan rasa kecewa paling dalam aku melampiaskan kemarahan ku di media sosial seperti facebook, teman kelas ku yang nama nya sarah (nama samaran) memberi tahu pada ibu yani, bagaikan petir di siang bolong menyambar ibu pun marah besar dan memberi tahu pada wali kelas kami yang nama nya pak anto (nama samaran) dengan kemarahan besar nya ibu yani melampiaskan nya pada pak anto.
Keesokan nya aku tak sengaja bertemu dengan pak anto dan pak anto memberi tahu pada ku tentang status ku kemarin, dengan rasa kecewa nya akhirnya dia memarahi ku, dengan penuh kesabaran nya aku menerima kenyataan pahit itu, dan teman kelas ku tahu juga dengan masalah ku, mereka semua nya membenci ku tapi ada juga yang menasehati ku karena kesalahan ku. aku pun langsung terdiam karena kesalahan ku, meratapi bagaimana cara nya kesalahan besar ku bisa dimaafkan oleh ibu yani.
Mereka menyarankan aku untuk segera meminta maaf pada ibu yani sepulang sekolah, tapi ibu itu sedang mengajar, aku coba untuk besok karena ibu itu mengajar pada kami pada esok hari, keesokan hari nya aku mencoba meminta maaf pada ibu yani tapi ibu yani tidak mau memaafkan aku, hampir semua murid di sekolah tau dengan permasalahan ku, aku hanya bisa terdiam dengan kejadiaan ini, aku salah, salah besar. aku memang tak pantas dimaafkan karena aku memang anak tak berguna.
Cerpen Karangan: Chairul Hakimi Twitter: https://twitter.com/ChairulHakimi