Pagi itu, ku terbangun dari tidur karena hari sudah menunjukan pukul 6 pagi. Ku buka korden kamarku, dan cahaya matahari pagi menyinari kamarku yang indah ini. Aku berjalan menuju kamar mandi, setelah itu aku sarapan bersama keluarga. Hu… hari yang sama seperti biasa tak ada yang berubah. “gimana Mel, sekolah kamu lancar kan”, tanya Mama. “iya ma”, jawabku malas. “dasar putri tidur”, ejek Kak Doni, ya itulah kakakku. Kakak yang selalu aku sayang dan kadang juga selalu membuat orang jengkel. “apaan sih kak…” gerutuku mendengar ocean kakakku. “sudah-sudah kalian ini kayak tikus sama kucing aja”, kata Mama sabar.
Setelah itu, aku sampai di sekolahku. Aku menuju kelasku yang paling ujung di lantai 2. “kenapa kamu Mel”, tanya Dinda Sahabatku. “biasa”, Dinda mengangguk.
Hari ini seperti biasa, keadaan kelas yang tenang dan disiplin. Bu Mirna menerangkan pelajaran Fisika, teman-temanku sangat serius dalam belajar karena sebentar lagi mendekati Ulangan Kenaikan Kelas. Bu Mirna menengok ke belakang dan melihat Andi teman sekelasku yang paling jail ketiduran. “Andi, bangun”, teriak Bu Mirna. Karena dia kesal, Bu Mirna melempari Andi dengan penghapus. “ada penjajah tolong”, teriak Andi dan seluruh siswa tertawa melihat tingkah kocak Andi. “Andi sudah berapa kali ibu bilang jangan tidur di kelas”, gerutu Bu Mirna. “maaf bu, soalnya gantuk”, pinta Andi “sudah sekarang kamu bersihkan kamar mandi… cepat”, perintah Bu Mirna. Dan suasana kelas menjadi hening kembali.
Setelah pelajaran pertama selesai, aku mengajak Dinda ke kantin. “eh Mel… si Andi tuh emang raja jail ya”, kata Dinda. “iya sih tapi… aku juga kasian”, bisik Amel. “orang kaya gitu dikasiani”, kata Dinda “bukan Andinya tapi orang tuanya” “kenapa” sambil memakan Snack kesukaanya “ya orang tuanya sudah susah payah nyekolahin eh dianya bandel”, kataku
—
Ulangan Kenaikan kelas semakin dekat, aku semakin giat belajar. Untuk memperbaiki nilaiku yang jelek, dan di sekolahku pun aku lebih suka membaca. Tiba-tiba, “eh kutu buku”, teriak Andi “apaan sih Di… dari pada kamu otak kok di taruh di dengkul”, gerutuku “apa…” Andi marah sampai ke ubun-ubun “udah Di… nanti kalau kamu masuk BK lagi”, Akhirnya dia gak jadi memarahiku.
Dan hari itu tiba juga, setelah kita menghadapi UKK akhirnya pengumuman kenaikan siswa. Tertulis di papan pengumuman bahwa, aku mendapat juara satu di kelasku. Dan yang membuat aku kaget, Andi tidak naik kelas tahun ini. “apa… Andi gak naik kelas” kataku kaget. “apa…” teriak Andi, tiba- tiba Bu Reni datang. “iya karena kamu Andi, kamu mendapat nilai jelek dan mulai hari ini sifat buruk kamu harus di hilangkan.” “baik bu… saya nyesel”.
Cerpen Karangan: Dini Aprilia Purnamasari Facebook: Dini Aprilia