Hai teman-teman, namaku Siska Wati aku anak kedua dari tiga bersaudara, umurku sekarang 21 tahun, kebiasaan burukku terjadi ketika aku masih duduk di kelas 3 SMA, umurku waktu itu 18 tahun, kebiasaan burukku ialah sering datang terlambat ke sekolah, aku malas merapikan kamarku, dan aku selalu menunda-nunda mengerjakan PR dari sekolah. Oh.. iya teman-teman jangan tiru kebiasaanku yang buruk itu ya! Pasti teman-teman ingin mendengarkan lagi ceritaku yang lebih lanjut, begini ceritanya:
Waktu itu, aku duduk di kelas 3 SMAN Karya Bangsa, hidupku tak begitu indah setiap hari, aku terus dimarahi oleh ibu karena hidupku yang tidak disiplin. Mulai dari kamarku yang berantakan, buku-buku di kamarku yang berserakan, dan baju-baju yang bertebaran, sampai bau kamarku tidak sedap. Aku malas untuk merapikan dan membersihkannya. Bukan hanya itu, ibuku juga sering marah karena aku selalu menunda-nunda mengerjakaan PR dari sekolah, aku paling benci dimarahi oleh bu guru karena aku sering datang terlambat. Aku tidak bisa mengubah kebiasaanku ini, walaupun ibu telah menasehatiku setiap hari dan mengajarkanku tentang kedisiplinan.
Suatu malam mataku tidak bisa dipejamkan.Aku pun tertidur pada pukul 01.00 WIB.Paginya, pada pukul 05.30 WIB jam wekerku berdering, yang bunyinya seperti ini “Kring… kring… kring” jam weker itu aku abaikan, karena aku sangat mengantuk sekali. Sesudah satu jam, ibu masuk ke dalam kamarku. dan membangunkanku “Siska… bangun… ayo bangun, sudah jam 07.00” aku menjawabnya dengan mata yang mengantuk “Aghh… ah Ibu aku masih ngatuk!” ibu memperlihatkan jam weker kepadaku. Aku pun terkejut dibuatnya, “Astaga, kenapa Ibu tidak membangunkanku?” ibu pun menjawab “Ibu telah membangunkan kamu tetapi, kamunya yang tidak mau bangun!” aku pun berlari menuju kamar mandi, ketika di tengah perjalanan menuju kamar mandi, aku pun terpeleset karena bajuku yang bertebaran “Aduh… sakit” jeritanku, ibu terdiam sejenak, dan menggelelengkan kepalanya, ibu pun mengatakan kepadaku “Ayo cepat! Ibu tunggu di ruang makan” ibu pun keluar dari kamarku.
Setelah mandi aku mencari pakaian seragamku, aku pun mengacak-acak semua pakaianku, setelah mengacak-acak semua pakaianku akhirnya, baju seragam itu pun dapat kutemukan. Waktu terus berjalan, aku semakin cemas karena aku takut kena marah lagi oleh bu guru, aku langsung menyiapkan buku-buku untuk pelajaran hari ini, lagi-lagi bukuku hilang tidak dapat ku temukan kembali “Ya.. Tuhan kemana bukuku?” ucapanku di dalam hati, aku jadi bingung karena semua bukuku berserakan, akhirnya sudah beberapa menit akhirnya buku itu dapat ku temukan “Haa… ini dia” kataku dengan wajah yang lega, “Siska… ayo keluar Nak!. Sebentar lagi kita akan sarapan! Ayah, Kakak, dan Adikmu sudah menunggu,” teriak ibu dari ruang makan “Baik Bu… tunggu sebentar ya!” jawabku.
Aku pun langsung memakai kaos kakiku dengan terburu-buru, tanpa tak kusadari terpasang olehku kaos kaki yang tidak sama. Setelah itu aku mengambil sepatuku, dan langsung memakainya. Aku pun keluar untuk sarapan, dengan terburu-buru aku hampir saja menabrak guji kesayangan ibu “Huftt… hampir saja” kataku. Aku pun tiba di ruang makan “Sekarang, menu kita nasi goreng dan roti selai ya” kata ibu, aku pun duduk “Bu aku hanya ingin roti selai saja Bu” kataku, ibu menjawabnya “Kok… gitu, kamu nggak mau makan nasi goreng buatan Ibu dulu?” aku menjawabnya “Terimakasih Bu tapi, Siska harus buru-buru, nanti Siska kesiangan Bu” ibu menjawab “Oh.. kalau kamu mau roti, ambil saja ya!”. Aku pun mengambil roti selai, aku melihat ada selai stroberry dan saos sambal cabe, ku lihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 07.25 WIB dengan terburu-buru aku tidak sengaja mengoleskan saos sambal cabe ke rotiku. Aku pun langsung mencium tangan kedua orangtuaku, dan berpamitan “Ayah, Ibu aku berangkat dulu ya!” kataku “Pergilah… Nak! hati-hati ya di jalan” kata ayah dan ibuku
Aku pun pergi ke sekolah dengan mobil pribadiku “Ayo… Pak kita jalan!” kata ku kepada sopirku, aku pun memakan roti selaiku tadi, setelah dua gigitan aku merasa kepedasan “Aduhh… aduh.. pedas” jeritanku. Kulihat jam tanganku kembali sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB “Ayo.. lebih cepat lagi Pak!”. Setiba di sekolah aku berlari dengan kencangnya, ketika tiba di pintu gerbang ku lihat pintu gerbang sudah ditutup oleh Pak satpam. Lalu, aku pun mengetok pintu gerbang itu “Pak.. tolong dibukain dong pintu gebangnya!” perintahku. Satpam itu terdiam sejenak, dan mengatakan “Maaf… Dek siswa yang datang terlambat, tidak boleh masuk!” aku menjawabnya “Mohon Pak sekali ini saja kok, please!” satpam itu menjawab kembali “Tidak boleh! kemarin terlambat lagi, kemarinya lagi terlambat, sekarang terlambat lagi pokoknya Siswa yang terlambat tidak boleh masuk!” aku pun berdebat dengan satpam itu, setelah itu bu guru mendekati satpam itu, jantungku berdetak-detak dengan kencang, aku cemas sekali “Stop-stop ada apa ini ribut-ribut?” tanya bu guru, “Ini Buk.. Siswa ini paksa Saya untuk dibukain pintu gerbangnya” jawab satpam itu. “Apa benar, yang dikatakannya tadi Siska?” tanya bu guru lagi, dengan wajah yang cemas aku menjawabnya “Betul… Bu Guru”. “Sudah Pak, buka saja gerbang ini!” perintah bu guru kepada satpam itu “Terimakasih ya… Buk” kataku, bu guru berkata kepadaku lagi “Sekarang, kamu cepat masuk kelas!” aku menjawabnya “Baik.. Bu” lalu, aku pun berjalan menuju kelas. Setelah beberapa langkah bu guru berteriak kepadaku “Hmmm… tunggu, kalau kamu masih terlambat lagi lebih dari tiga kali, kamu akan saya skor selama satu Minggu lima hari!” aku menjawabnya “Baik.. Bu Saya tidak akan terlambat lagi”
Aku pun masuk ke dalam kelas, setiba di kelas aku ditertawakan oleh semua teman-temanku, “Haaa… haaa… haaaa” tawa teman-temanku, aku berkata di dalam hatiku “Apa ada yang salah dengan penampilanku? kenapa aku menjadi bahan tawaan?” lalu, aku berjalan menuju tempat dudukku, setiba di tempat dudukku aku pun langsung duduk. Pagi ini aku belajar pelajaran matematika, aku lupa membuat PR matematika “Astaga… aku lupa membuatnya… bagaimana ini?” ucapanku di dalam hatiku, setelah itu Bu Guru masuk ke dalam ruangan kelas ku, mukaku menjadi pucat dibuatnya “Asslammualaikum Anak-anak” kami menjawabnya “Walaikummsalam Buk”.“Sekarang kumpulkan PR yang telah Bu Guru berikan Minggu lalu!” kata bu guru, teman-temanku pun mengumpulkan PR mereka masing-masing, mukaku tambah menjadi pucat “Siska… kenapa kamu Nak? kamu sakit?” tanya bu guru aku menjawabnya dengan wajah yang gugup “Nggak… Bu saya tidak sakit kok” bu guru pun pergi ke papan tulis “Sekarang… siapa yang tidak mengumpulkan PR?” tanya bu guru dengan wajah yang pucat aku mengangkat tanganku dan berkata “Saya Bu Guru”. “Sekarang kamu berdiri di depan kelas sebagai hukuman untuk kamu yang tidak membuat PR!” perintah bu guru, aku pun berjalan menuju depan kelas rasanya malu sekali karena, aku sering sekali dihukum oleh bu guru hanya gara-gara tidak membuat PR “Siska kamu angkat salah satu kakimu lalu, pegang kedua daun telingamu!” perintah bu guru lagi, aku pun mengangkat salah satu kakiku, dan memegang kedua daun telingaku. Teman-teman mentertawakanku lagi “Haaa… haaa… haaaaa” tawaan mereka semua kecuali sahabatku, “Huuhhh kenapa sih hidupku selalu sial, mulai dari terlambat ke Sekolah, masuk kelas ditertawakan, dapat hukuman karena tidak membuat PR, sekarang malah jadi bahan tawaan lagi.. Ihhhh aku kan jadi malu!” kataku didalam hati kecilku bu guru menjadi marah dan berkata “Kenapa kalian mentertawakan Siska?” mereka menjawabnya dengan serentak “Karena kaos kakinya tidak sama, Bu!” aku pun terkejut dan langsung melihat kaos kakiku, memang berbeda yang satu berwarna hijau, yang satunya lagi berwarna merah, aku jadi malu dibuatnya, pipiku menjadi pink kemerahaan “Sudah… sudah… diam” kata bu guru dengan wajah yang marah lalu, bu guru mengajarkan kepada siswa tentang segitiga, setelah beberapa menit perutku menjadi mulas dan mengeluarkan kentut “Pump…” bunyi kentutku, teman-teman mulai mencium bau yang tak sedap itu, dan teman-teman mulai ribut dan menutup hidungnya masing-masing “Siapa yang kentut?” tanya bu guru dengan wajah yang geram.
Para siswa terdiam sejenak, “Ayo… mengaku siapa yang kentut?” tanya bu guru lagi, aku berkata di dalam hatiku “Uhhh… ini pasti gara-gara selai cabe yang tadi aku makan” aku pun kembali cemas dengan malu-malu aku mengangkat tanganku “Saya Bu Guru,” kataku, bu guru menjawab “Siska… kamu lagi… kamu lagi… sekarang kamu bersihkan WC perempuan!” bentak bu guru, aku pun berjalan menuju WC untuk membersihkannya, setelah beberapa menit aku membersihkan WC malu rasanya dilihat oleh siswa-siswa yang lain, lonceng sekolah pun berbunyi “Teng… teng…” itu artinya jam pelajaran kedua sudah dimulai bu guru mendekatiku di ruangan WC “Siska… maafkan Saya, yang telah menghukum kamu terlalu berat. Kamu harus hidup disiplin!” aku menjawabnya “Baik… Bu Guru maafkan Saya juga yang tidak disiplin Bu Guru” aku pun kembali ke ruangan kelasku.
Lagi-lagi teman-teman mentertawakankun lagi “Dasar… tukang kentut sembarangan, emangnya ini WC… dasar!” kata temanku, “Haaaaa… haa” tawa mereka. Telingaku terasa panas mendengar cacian mereka “Eehhh biasa aja kali kalau Aku kentut emangnya kamu terasa terbebani hah? Aku yang kentut kamu yang sewoot lagian, kalau Aku kentut bearti aku manusia normal dong!” temanku itu menjawabnya lagi “Eh.. iya dong aku merasa terbebani soalnya baunya gak enak banget, terserah kalau kamu mau bilang manusia normal, idiot, dan lain-lain, pokoknya kamu itu tukang kentut sembarangan!” aku pun mencoba untuk sabar “Sudahh… cukup!” kata sahabatku, lima menit kemudian lonceng pun berbunyi, “Nah, sekarang saatnya jam pelajaran IPA (Fisika) nih, ayo Siska kamu duduk ke tempat dudukmu!” kata sahabatku, aku pun berjalan menuju tempat dudukku bersama sahabatku “Huhuhuuhu” ejek temanku tadi.
Pak guru memasuki ruangan kelasku “Asslammulaikum… Anak-anak” kami semua menjawabnya “Waalaikumsalam Pak”. “Sekarang simpan semua buku yang berhubungan dengan pelajaran fisika” kata pak guru yang mengajar pelajaran fisika “Berarti sekarang kita ulangan dong… Pak” kata kami semua “Memang betul… saya akan melihat kemampuan kalian semua” aku pun terkejut mendengarnya, “Ya… Tuhan cobaan apa lagi yang Engkau berikan kepadaku?” kataku di dalam hatiku, aku pun menyimpan buku fisikaku pak guru berkata lagi “Sekarang saya akan membagikan nilai ulangan kalian semua yang kedua” saat pak guru membagikan nilai ulanganku jantungku berdetak-detak lebih kencang lagi, aku cemas akan nilai ulanganku itu, kemudian pak guru berkata kepadaku “Siska… nilai ulangan kamu tidak ada perubahan, nilai ulangan kamu yang pertama 30, yang kedua 40” aku menjawabnya “Yah.. Pak itu kan ada kenaikkan 10 Pak”. “Huuuu…” kata teman-temanku. Aku jadi malu, “Sudah.. sudah.. ayo kalian kerjakan soal ulangan ini” kata pak guru. Lalu, aku pun mengerjakan soal ulangan itu “Kenapa soal ini sulit sekali” ucapanku di dalam hati soal itu berjumlah 20, sedangkan aku baru menyelesaikan 8 buah soal
Waktu tinggal sedikit lagi, keringatku mulai berteteran “Ya… Tuhan berilah keringanan sedikit untukku” akhirnya aku dapat menyelesaikan 17 soal, 20 menit telah berlalu “Teng… teng… teng” bunyi lonceng sekolahku, waktunya jam untuk pulang sekolah, para Siswa mengumpulkan lembar jawaban mereka begitu pun aku juga mengumpulkan.
Aku pun pulang “Ayo Pak kita pulang” perintahku kepada supirku, di tengah perjalanan “Ehhh… hmmm bagaimana kita ke Mall dulu!” kataku. Setelah itu aku pun sampai di Mall aku berkata kepada sopirku “Pak.. tunggu sebentar ya… aku mau belanja dulu” aku pun masuk ke dalam Mall. Lalu, aku belanja baju-baju yang banyak, dan makan siang di restaurant terdekat, sedangkan ibu di rumah panik memikirkan aku, ibu menelephoneku tetapi, handphoneku mati karena baterainya habis, aku menghabiskan waktuku di Mall. Aku melihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB, aku menuju ke mobilku “Ayo.. Pak kita pulang!” kataku kepada sopirku.
Setiba di rumah aku berteriak kepada ibu “Ibu… Ibu… aku pulang”. Aku pun masuk ke dalam rumah “Hmmm..sekarang sudah jam berapa?” tanya ibu sambil wajah yang sedikit marah aku menjawabnya “Sekarang… sudah pukul 15.45 WIB” ibu bertanya lagi “Kok.. kamu baru pulang sekolah? Ibu telfon handphone kamu, tapi kok gak masuk-masuk?” aku menjawabnya “Taaadi.. aku pergi ke Mall dulu Bu, terus baterai handphoneku habis Bu” ibu berkata lagi kepadaku “Kalau mau ke Mall atau kemana pun lain kali kamu harus kasih tahu ibu dulu karena ibu cemas memikirkan kamu Nak!” aku menjawabnya “Baik Bu.. maafkan aku ya Bu” ibu menjawabnya “Iya kali ini Ibu maafkan.. tetapi, lain kali kamu harus disiplin ya!” aku menjawabnya “Baik.. Bu lain kali Siska akan kasih tahu Ibu dulu” ibu berkata kepadaku lagi “Oh, iya kamu sudah makan Siska?” aku menjawabnya “Sudah kok Bu” ibu menjawab “Syukurlah kalau begitu”
Aku pun masuk ke dalam kamarku, kulihat dan kupandang selah belik kamarku tidak serapi, dan tidak sebagus kamar kakakku. Mataku tidak senang melihatnya, aku berkata di dalam hatiku “Kenapa hidupku seperti ini, dan mengapa aku tidak bisa hidup disiplin?” aku bingung dibuatnya. Malamnya aku datang ke kamar kakakku, kamarnya lebih rapi, indah, dan harum pula. Nyaris aku putus asa, aku termenung di kamar kakakku “Siska… ayo keluar kita akan makan malam nih!” ajak kakakku aku menjawabnya “Baik.. Kak” aku pun keluar untuk makan malam, setelah makan aku langsung masuk ke dalam kamarku, kulihat dan kupandang lagi kamarku. Aku selalu berpikir kenapa aku tidak bisa disiplin? kupandang kamarku bagaikan kapal pecah, pecah, dan pecah. “Ya… Tuhan kenapa hidupku begini aku merasa aku hanya hidup di putaran waktu yang sia-sia?” tanya ku kepada Sang Illahi setelah itu terdengar suara “Tok… tok.. tok Siska, apakah ibu boleh masuk Nak?” tanya ibu, aku pun menjawab “Boleh.. kok Bu” ibu pun masuk dan membuka pintu “Iya.. Bu ada apa?” tanyaku, Ibu memandang kamarku dengan seriusnya. Aku pun heran melihat ibu seperti ini “Ibu… Ibu… Ibu” kataku sambil menatap mata ibu sedalam-dalamnya “Siska..siska..” kata ibu sambil melihat seluruh ruangan kamarku, “Iya… Bu ada apa?” jawabku dengan heran, ibu berkata lagi “Ohhh… iya ibu kesini untuk mengatakan bahwa, kamu harus belajar untuk disiplin ya Nak!” aku menjawabnya “Ahhh… Ibu, Ibu kan sudah tahu kalau Siska ini tidak bisa merubah kebiasaan ini Bu” ibu menjawabnya sambil menepuk pundakku “Iya.. iya.. ibu tahu tetapi, kamu tidak bisa hidup seperti ini Nak” aku menjawab “Iya.. iya Bu aku akan mencobanya tetapi, butuh waktu untuk mencobanya Bu” ibu menjawab “Nah.. kalau gitu baru anak ibu yang hebat” aku tersenyum “Sudah, kamu sekarang kamu belajar besok Ibu akan siapkan bekal untuk kamu ke sekolah ya” kata ibu lagi, “Terimakasih ya Bu” kataku dengan senyuman yang hangat ibu pun membalasnya dengan senyuman yang manis, ibu pun keluar dari kamarku.
Aku mencoba untuk hidup disiplin, dengan cara membersihkan kamarku, mulai dari merapikan buku-buku yang bertebaran di kamarku, baju-baju yang berserakkan aku rapikan, dan aku masukkan ke dalam lemari bajuku. Setelah itu kamarku yang sangat kotor aku bersihkan menggunakan sapu, dan bau kamarku yang tidak sedap ku beri pewangi ruangan. Setelah merapikan kamar aku belajar dengan seriusnya jam telah menunjukkan pukul 08.30 WIB. Aku pun langsung menyiapkan buku-buku untuk pelajaran besok setelah itu, aku juga mengatur jam wekkerku agar aku tidak terlambat lagi. Aku pun langsung tidur, paginya jam wekkerku berdering yang bunyinya seperti ini “Kring… kring…” aku mendengar bunyi itu, aku pun langsung bangun dari tempat tidurku, sebenarnya mataku berat sekali untuk bangun tetapi, aku harus bangun lebih awal agar tidak terlambat lagi, dan aku pun langsung merapikan tempat tidurku. Setelah itu, aku berlari menuju kamar mandi untuk mandi setelah mandi, aku mencari pakaian seragamku di lemari baju “Nah… ini dia seragamku” ujarku, aku tidak perlu lagi mengacak-acak semua pakaianku karena, semua pakaianku telah aku rapikan. Aku pun langsung memakainya. Setelah memakai seragam aku pun langsung mengambil kaos kakiku dan sepatuku yang ada di rak sepatu, aku melihat kaos kakiku apakah ini sama atau berbeda dengan hati-hatinya “Senangnya.. hidup seperti ini” ucapanku setelah aku memakai kaos kaki, ibu masuk ke dalam kamarku, ibu sedikit terkejut karena melihat perubahan kamarku yang bagus, rapi, dan indah, ibu pun terdiam sejenak “Ibu… Ibu…” kata ku kepada ibu “Hmm iya.. sekarang kamu keluar ya untuk sarapan!” ajak ibu “Baik.. Bu” jawabku. Aku pun keluar untuk sarapan, ibu berkata di dalam hatinya “Wah… akhirnya Siska bisa berubah untuk menjadi orang yang disiplin walau pun itu hanya sedikit demi sedikit” aku terlalu ceria pagi ini setiba di ruang makan, aku langsung duduk “Oh.. iya kamu mau apa Siska? susu atau roti?” tanya ibu “Aku mau roti saja kok Bu” aku mengambil roti dan melihat selai yang akan aku oleskan ke roti agar tidak salah lagi “Wah.. nampaknya Siska sudah mulai cepat nih! biasanya sih terlambat terus” kata kakakku “Iya.. ya Kak, Kak Siska kini sudah mulai cepat” ucap Adikku, Ibu pun tersenyum kepadaku.
Setelah sarapan aku pun langsung berpamitan kepada kedua orangtuaku dan mencium kedua tangan mereka, aku pun berjalan menuju mobil pribadiku “Sissskaaa… tunggu Nak, ini bekal makananmu ketinggalan” teriak ibu, aku pun berbalik untuk mengambil bekal yang ketinggalan “Makasih ya.. Bu, aku pergi dulu ya..” aku pun masuk ke dalam mobil setelah tiba di sekolah aku langsung menuju ruang kelasku, ternyata aku yang paling pertama tiba, menunggu bel bunyi aku sempatkan untuk membaca buku Bahasa Inggris. Setelah beberapa menit bel pun berbunyi, semua siswa masuk ke dalam ruangan kelas mereka masing-masing setelah itu, Bu guru pun masuk ke dalam kelasku “Selamat pagi Anak-anak” kami menjawabnya “Selamat pagi Bu”. “Sekarang Bu Guru akan melihat sampai mana kemampuan kalian semua, dalam mempelajari semua materi Bahasa Indonesia.” ujar bu guru “Yah.. kok gitu sih Bu” kata semua siswa-siswi “Tenang-tenang, kalian kan tahu bahwa sebentar lagi kalian akan menghadapi UN, disinilah hasil nilai belajar kalian selama 3 tahun di Sekolah ini, apakah kalian nanti lulus atau tidak lulus nah, tujuan Bu Guru sekarang adalah supaya kalian ingat apa yang telah Saya ajarkan kepada kalian semua di UN nanti, jadi ananda siswa-siswi Bu Guru mengertikan?” ucap bu guru dengan seriusnya. Para siswa termenung sejenak “Mengerti Bu”. Setelah beberapa menit kemudian “Sekarang kalian simpan buku-buku yang bersangkutan dengan materi Bahasa Indonesia” perintah bu guru, bu guru pun membagikan soal-soal yang akan dibahas selain itu para siswa menyimpan buku-bukunya ke dalam tas mereka masing-masing. “Ya.. tuhan tolonglah aku dalam menghadapi soal-soal ini” do’aku di dalam hati.
Semua siswa mengerjakan soal tes ini dengan hati-hati dan teliti bagiku, semua soal itu tak begitu sulit karena aku telah belajar dengan sungguh-sungguh tadi malam dan mengulangnya pagi tadi. Waktu terus berjalan seiringnya, aku mengerjakan soal itu dengan seriusnya, waktu telah menunjukkan 12.30 WIB sebentar lagi waktunya pulang, setelah beberapa menit lonceng pun berbunyi “Teng… teng.. teng” aku mengumpulkan lembaran jawabanku “Selesai, tidak selesai harus dikumpulkan” tegas bu guru semua siswa menggumpulkan lembaran jawaban mereka masing-masing ke depan kelas dengan wajah yang sangat kecewa, semua pulang dan berpamitan kepada bu guru begitu pun aku juga pulang.
Setiba di rumah aku membuka sepatuku dan meletakkan ke tempatnya, dan mengganti pakaianku dengan pakaian rumah, aku pun meletakkan seragam sekolahku ke lemari pakaianku. Aku pun beristrirahat sebentar “Siska.. ayo turun Nak.. kita akan makan siang” teriak ibu dari ruang makan aku pun keluar dan menuju ruang makan, setelah makan aku langsung masuk ke dalam kamar untuk belajar kembali aku berkata di dalam hatiku “Kenapa ya, aku dulu tidak seperti ini saja?” kata-kataku penuh dengan tanda tanya, aku sangat menyesal sekali “Andaikan saja waktu bisa diputar kembali, pasti aku akan berubah semua sikap tetapi, nasi telah menjadi bubur, aku akan merubah sikapku ini untuk lebih baik lagi” ucapku ibu menengokku dari balik jendela kamarku dan mendengar semua pembicaraanku tiba-tiba “Krek… krek” suara pintu. Ibu masuk ke dalam kamarku “Hmm, Nak yang penting kamu sudah bisa untuk berubah itu pun sudah cukup bagi Ibu” kata ibu, aku tersenyum kepada ibu “Oh.. iya Ibu dengar dua Minggu lagi kamu akan menghadapi UN ya? apa itu benar Siska?” tanya ibu “Betul Ibu, mankannya aku belajar nih, ya hitung-hitung untuk bekal nanti” jawabku, “Sudah.. sudah lanjutkan belajarmu Ibu tidak mau mengganggumu” kata ibu. Ibu pun keluar dengan berangsur-angsur dan menutup pintu kamarku.
Malam pun tiba, “Krek krek” kakakku membuka pintu kamarku “Siska.. ke ruang makan yuk! Ayah, Ibu, dan Adikmu sudah nunggu tuh” ajak kakakku. Aku pun keluar untuk makan malam, setelah tiba di ruang makan aku pun duduk dan menyantap hidangan makan malam yang telah dihidangkan oleh ibu dan kakakku “Siska.. Ayah mau tanya, prestasimu selama di kelas 3 ini ada peningkatan” tanya ayah “Huukt…” aku tercekik “Kenapa..?” tanya ayah “Nggak… apa-apa kok Yah” jawabku. Aku terdiam sejenak semua mata tertuju padaku keringatku mulai berjatuhan, hatiku resah dan gelisah tak menentu “Aaada kok Yah… sedikit demi sedikit” kataku “Wah.. bagus tuh yang Ayah tanya, apakah kamu ada perubahan, nyatanya ada kan?” jawab ayah, hatiku merasa lega dan tidak merasa gelisah lagi.
Satu minggu lima hari telah berlalu, seiringnya dekatnya waktu UN yang akan aku hadapi. Hari Sabtu pun tiba paginya, ibu membangunkanku “Siska.. ayo bangun Nak!” sambil menegakkan badanku “Ugghaahh… hmm Ibu, emangnya sudah jam berapa Bu?” tanyaku “Sudah jam 06.00 Siska” jawab ibu. Aku langsung bangun dari tempat tidurku dan pergi mandi setelah mandi aku memakai seragam sekolahku, jam telah menunjukkan 07.00 WIB aku sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah setelah sarapan aku langsung berangkat ke sekolah, seperti biasanya. Aku pun telah sampai di sekolah, setelah lima menit lonceng sekolah pun berbunyi para siswa masuk ke ruangan mereka masing-masing. Kepala sekolah pun masuk ke dalam kelasku “Anak-anak yang kami sayangi hari Senin besok kalian akan menghadapi UN, nah pada hari ini kita tidak belajar tetapi, kita mempersiapkan hal-hal penting untuk UN nanti “ujar kepala sekolah “Horeeee” sorak gembira para siswa, para siswa dan guru-guru pun mempersiapkan segala sesuatu yang dirasa perlu untuk UN nanti, aku pun langsung mengambil nomor ujianku setelah selesai itu, aku langsung pulang ke rumah.
Setiba di rumah aku langsung menukar bajuku, dan makan siang setelah itu, aku langsung belajar untuk UN nanti, malam pun tiba aku dan keluargaku makan malam di ruang makan “Siska kamu harus LULUS dengan cara belajar yang giat!” kata ayah “Baa..ik Yah Siska akan belajar lebih giat lagi, biar bagaimana pun Siska harus LULUS dan memberikan nilai yang terbaik untuk Ayah dan Ibu” jawabku dengan wajah yang bersungguh-sungguh, selesai makan aku mencuci piring dan langsung belajar kembali, malam pun berganti dengan pagi. Hari Minggu pun tiba paginya aku sarapan setelah itu, aku belajar kembali “Rasanya cemas untuk menghadapi UN besok” kataku, ibu ku mengintip dari kejauhan “Tidak ada yang perlu di cemaskan Siska!” kata ibu sambil memegang bahuku, aku tersenyum pada ibu “Siska kamu harus pasrah Nak! Ini mungkin hal yang harus kamu tempuh untuk menjadi seorang yang sukses “nasehat ibu. Aku berpikir sejenak “Hmm, betul juga sih, apa yang dikatakan Ibu itu benar”, Ibu pun tersenyum kepadaku “Ya.. sudah kamu lanjutkan lagi ya belajarnya!” kata ibu “Iya.. Ibu” jawabku. Aku belajar dengan sungguh-sungguh demi membahagiakan kedua orangtuaku.
Malam pun tiba aku membiarkan perutku kosong hanya untuk terus belajar demi UN besok “Siska… ayo turun Nak! Kita makan!!” Teriak ibuku “Iya.. Bu nanti dulu” jawabku “Kelihatannya Siska sangat sibuk sekali ya Bu. Dia belajar dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi UN besok” ujar ayah “Hmm begitulah anak kita Yah, anak itu pantang menyerah sekali nampaknya, semua itu dia lakukan semata-mata hanya untuk kita” jawab ibu. Aku pun turun untuk makan siang, aku makan sambil membaca buku “Akktff…” jeritanku aku tercekik karena makan sambil membaca “Hati-hati dong..” kata ibu sambil menyodorkan air minum “Belajar sih boleh tapi nggak kayak gini juga kali Siska, belajarnya diberhentikan dulu ya Siska sekarang kamu makan dulu, kalau kamu sakit nanti kamu tidak bisa ikut ujian” nasehat ibu “Iya maafkan Siska ya… Bu”. Setelah makan aku langsung ke kamarku untuk kembali belajar, malam pun tiba aku terus belajar, ibu mengintipku kembali dari kejauhan “Anak itu, tak berhenti-hentinya belajar semangat belajarnya sangat tinggi, seperti karang yang tidak pernah hancur walaupun diterpa ombak yang sangat besar” kata ibu.
Aku terus belajar tak ada lelah dan letih sedikit pun, kulihat jam dinding sudah menunjukkan jam 22.00 WIB. Setelah beberapa menit aku pun tertidur di atas meja belajaku, malam berganti dengan pagi “Kring… Kring…” bunyi jam wekkerku, aku pun terkejut mendengarnya “Adu.. aduh.. bagaimana ini sudah jam 05.25 WIB” ucap ku dengan wajah yang panik aku pun langsung mandi aku shalat subuh, setelah itu aku memakai seragam sekolahku dan aku pun langsung menyiapkan peralatanku untuk ujian nanti tak lama kemudian terdengar suara teriak ibu dari ruang makan “Siska.. ayo sarapan nak!” aku langsung ke bawah untuk sarapan setelah sarapan aku lansung mencium tangan kedua orangtuaku dan meminta do’a restu “Ayah, Ibu do’akan Siska ya supaya bisa menjawab soal-soal nanti!” ayah menjawabnya “Iya, kamu harus hati-hati menjawab soal itu” lain halnya dengan ibu, ibu hanya tersenyum kepadaku setelah itu aku langsung pergi menuju mobilku, setelah beberapa langkah ibu mengucapkan sesuatu “Siska ingatlah Aku Belajar Setiap Waktu Batu Nisan Akan Menjadi Ijazahku” aku pun membalasnya dengan senyuman yang manis dan aku pun langsung berangkat ke sekolah.
Setiba di sekolah aku langsung duduk di tempat dudukku menurut nomor ujianku. Sebelum lonceng berbunyi aku sempatkan untuk membaca buku kembali, setelah beberapa menit pak guru menghampiriku “Siska ayo ambil kertas ini,” ucap pak guru “Maaf ya Pak, kertas ini apa?” jawabku “Kertas ini berisi kunci jawaban UN mata pelajaran sekarang” jawab pak guru “Maaf ya Pak, bukannya Siska menolak atau sombong. Tapi, Siska nggak mau menerimanya Pak” jawabku “Kenapa kamu nggak mau menerimanya?” tanya pak guru “Karena, Siska sudah belajar sungguh-sungguh dari pagi sampai malam Pak, kalau Siska menerima kunci itu, percuma saja Siska belajar selama ini Pak” jawabku, pak guru termenung sejenak “Ya sudah sekarang kunci itu Pak Guru berikan saja kepada teman-teman yang lebih membutuhkan itu” ucapku “Hmmm, ya sudah Siska, Pak Guru pergi dulu ya” kata pak guru
Tak lama kemudian lonceng sekolah pun berbunyi itu merupakan tanda waktunya masuk jam ujian yang pertama “Selamat pagi anak-anak” ucap bu guru, para siswa menjawab dengan serentak “Selamat pagi bu” bu guru langsung memberi kan soal dan lembar jawaban siswa “Anak-anak, dalam UN sekarang kita memiliki 20 paket soal” para siswa pun menjawab soal itu dengan teliti tak terkecuali dengan aku, sebelum aku menjawab soal-soal aku berdo’a kepada ALLAH SWT terlebih dahulu supaya aku diberikan keringanan untuk menjawab soal-soal UN, setelah itu baru aku menjawab soal-soal itu.
Tiga jam berlalu “Teng.. teng.. teng..” bunyi lonceng sekolah yang pertanda jam ujian hari ini telah habis saatnya untuk pulang “Nah.. Anak-anak kumpulkan soal-soal dan kertas lembaran jawaban kalian, setelah itu kalian boleh pulang!” perintah bu guru. Aku pun pulang ke rumah setelah sampai di rumah aku langsung menuju kamar “Huffft rasanya lelah sekali” kataku, tanpa mengganti seragam aku pun tidur siang.Setelah beberapa jam aku pun bangun “Hahh.. ya ampun aku tidur, tanpa mengganti seragam sekolahku” ucapku sambil tergesa-gesa aku pun mengganti seragamku.
Tiga hari telah berlalu “Yess… akhirnya selesai juga UN, tapi bagaimana ya? jika aku tidak lulus” dengan wajah bahagia sedikit cemas, “Haa.. apa-apaan sih, kok mikirnya kayak gitu. Hmm, sabar Siska kamu pasti LULUS kok!” ucap kata hatiku. Setelah beberapa hari, besoknya merupakan puncaknya yaitu pengumuman hasil LULUS atau TIDAK LULUS malamnya mataku susah untuk dipejamkan “Huuh.. kok jadi deg-degan gini sih!” ucapaku. Jam telah menunujukkan pukul 09.00 WIB aku tidak bisa tidur sampai jam 10.00, tak lama kemudian aku pun tertidur.
Paginya “Kring… kring..” bunyi jam wekkerku, aku pun terkejut dan langsung bangun, “Aduhh… aku telat nih!” ucapku sambil berlari menuju kamar mandi, setelah mandi aku memakai seragam sekolahku, jam telah menunjukkan 06.32 WIB aku pun tergesa-gesa olehnya, aku pun pergi ke ruangan makan untuk sarapan setelah sarapan aku mencium kedua tangan orangtuaku.
Ayah dan ibuku pun memberi nasehat sebelum aku pergi kesekolah “Siska… Kalau sudah tiba di sekolah kamu jangan takabur ya, walaupun perasaanmu mengatakan bahwa kamu pasti LULUS dan apabila kamu tidak lulus jangan bersedih dan berkecil hati karena kegagalan merupakan kunci dari kesusesan dikemudian hari, Ayah mengerti perasaan kamu misalkan kamu tidak lulus pasti ada tergores di hati kamu kepedihan yang sangat sakit namun itu harus kamu terima dengan lapang dada, mungkin itu merupakan suratan takdirmu dan jangan menyerah untuk mencapai kenginan-keinginan kamu ya!” nasehat ayah, “Baik, Yah!” jawabku.
Langkah demi langkah kulalui, “Bismillahhirahmani’rahim” Kataku, aku pun masuk ke dalam mobil dan berangkat ke sekolah, setiba di sekolah semua teman-temanku berbaris di Mading (Majalah Dinding) untuk menunggu pengumuman ditempelkan “Siska… Kamu pasti LULUS soalnya kamu akhir-akhir ini pintar lho!” kata temanku, aku hanya membalasnya dengan senyuman dan aku pun teringat pada pesan ayah kalau aku tidak boleh takabur.
Setelah satu jam, pengumuman itu pun ditempelkan dimading ”Yesss” teriak histeris siswa-siswi yang LULUS, ada yang menangis, ada yang pingsan, dan ada juga yang tertawa sambil menangis. Aku pun langsung melihat namaku di pengumuman itu ternyata oh ternyata aku pun LULUS “Yeah…” teriakku, “Ya.. Allah terimakasih.. Ya Allah, tanpamu aku tidak bisa LULUS” kataku.
Aku pun pulang untuk memberitakannya kepada ibu dan ayah, setelah tiba di rumah “Ibu.. Ibu aku pulang Bu!” teriakku memanggil ibu “Iya.. ada apa?” jawab Ibu. Ibu pun menghampiriku “Kenapa?” tanya Ibu “Aku LULUS Bu.. Aku LULUS” kataku “Wah.. bagus deh” jawab ibu dengan senyuman yang manis, nanti kamu kasih tau ayah ya!” perintah ibu, “Baik Bu” jawabku.
Malam pun tiba “Siska.. Siska ayo turun nak! kita makan” teriak Ibu, “Iya.. Bu” jawabku dan aku pun turun untuk makan malam, setelah makan ayah bertanya kepadaku “Siska kamu sudah lihat pengumuman LULUS atau TIDAK LULUS?” aku pun menjawabnya “Sudah Yah”, “Apakah… kamu LULUS” tanya ayah lagi “LULUS kok Yah” jawabku dengan hati yang riang “Hmm.. bagus deh setelah keluarnya Ijazah kamu langsung mendaftar kuliah perguruan tinggi ya!” perintah ayah, “Baik Yah” jawabku “Karena kamu LULUS Ayah aku memberi hadiah kepadamu” kata ayah “Wow.. apa itu Yah” jawabku dengan hati yang sangat riang “Kak.. bawa kesini hadiahnya” perintah ayah. Kakak pun mengambil hadiah itu dan memberikannya kepada ayah “Nah.. ini hadiahnya Siska” kata ayah, aku pun mengambil hadiah itu dan membukanya “Apaan sih hadiahnya aku kan jadi penasaran?” jawabku sambil membuka hadiah itu, ternyata hadiahnya itu adalah sebuah kertas kecil yang berisikan tentang Pergi Liburan “Wah.. beneran Yah tapi kemana Yah?” tanyaku “Kemana ya? kalau menurut Ayah lebih baik kita pergi ke museum tempat peninggalan Sejarah Indonesia” jawab ayah “Wah… Ide yang bagus tuh Yah, ehh tunggu dulu deh Yah ngomong-ngomong Ayah dapat ide dari mana Yah?” tanyaku “Ohh.. soal itu Ayah dari Ibu lho, tadi Ayah sudah ditelpon Ibu kalau kamu LULUS dan Ayah berpikir bahwa Ayah akan pergi liburan bersama Ibu dan kalian semua dilibur semester nanti” jawab ayah “Makasih ya Ayah, Ibu, dan Kakakku yang cantik serta Adikku yang baik” kataku “Iya sama-sama” jawab ayah ibu, kakak, adikku dengan nada yang serentak kami pun tertawa riang bersama dengan suasana keluarga yang hangat..
Setelah makan aku pun menuju kamar untuk tidur “Wah.. tak kusangka semua yang aku lakukan berujung kemanisan, terimakasih Ya Allah SWT” ucapku, “Cie.. cie ada yang lagi seneng nih” kata kakakku di depan pintu “Ahh.. Kakak ada-ada saja kebahagianku juga kebahagian Kakak juga kan?” jawabku, kakakku tersenyum kepadaku dan pergi berlalu, jam telah menunjukkan 20.00 WIB, tak lama kemudian aku pun tertidur.
Pagi pun tiba aku pun pergi ke sekolah untuk mengambil Ijazahku setelah tiba di sekolah aku pun langsung mengambil dan meminta tanda tangan kepala sekolahku untuk Ijazahku. Setelah itu aku pun pulang dan membantu ibu di dapur, dua minggu telah berlalu, aku menerima pengumuman dari temanku bahwa telah dibuka calon Mahasiswa dan Mahasiswi baru di Universitas Pajdjajaran dan aku pun langsung melamar dan mendaftarkan diri ke Universitas Pajdjajaran dengan persyaratan yang sudah ditentukan.
Setelah selesai aku pun pulang, hari demi hari pun telah berlalu, air terus mengalir, roda terus berputar, silih pun berganti dengan seiring keluarnya hasil penerimaan calon mahasiswa dan mahasiswi di Universitas tersebut “Assalammualaikum..” teriak petugas Universitas “Walaikumsalam.. maaaf Bapak siapa ya?” tanyaku “Saya ini, merupakan petugas dari UNPAD yang membawa hasil pengumuman penerimaan calon mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Pajdjajaran” jawabnya sambil menyodorkan amplop yang berisi pengumuman tersebut “Oh.. makasih ya Pak!” jawabku “Iya sama-sama ya Dek”. Aku pun membuka isi amplop itu ternyata isinya adalah aku diterima menjadi mahasiswa Universitas Padjjajaran, dan aku pun langsung memberitahukan kepada kedua orangtuaku dan kakakku.
Hari demi heri berganti dan seiring tibanya libur semester. Aku dan keluargaku pun pergi liburan ke Museum tersebut. Setelah puas melihat peninggalan sejarah yang beranekaragam aku pun pulang ke rumahku. Setelah satu minggu kemudian tibalah saatnya aku masuk hari pertama kuliah “Ayah… Ibu aku berangkat kuliah dulu ya!” ucapku “Iya..” kata ayah aku pun mencium tangan kedua orangtuaku “Oh..iya Yah, Kakak kemana ya dari tadi Siska gak lihat Kakak?” tanyaku kepada Ayah “Oooo.. Kakak, tadi pagi dia sudah berangkat subuh-subuh katanya sih pergi percobaan kuliahnya di Bank” jawab ayah “Owwh… kalau gitu Yah, Siska pergi dulu ya Yah, Ibu” kataku “Iya.. hati-hati di jalan ya!” kata Ayah “Ok Yah” jawabku. Aku pun menuju mobil “Ayo Pak kita jalan” perintahku kepada pak supir.
Aku pun tiba di Universitas Padjajaran dan mulai mengenal selah belik Universitas ini dan mengalami masa Ospek setelah masa Ospek aku mendapatkan banyak teman. Setelah beberapa hari kuliah aku pun merasakan bagaimana rasanya mengecap sebagai Mahasiswi baru dan setelah itu aku pun menjalani kehidupanku yang lebih baik dari biasanya dengan senyuman. Nah kawan-kawan beginilah ceritaku semasa SMA hingga sekarang aku kuliah, oh iya teman-teman jangan mengambil sikap yang negatif aku ya, karena itu tidak baik. Teman-teman boleh kok ambil sikap positif aku, dan jangan lupa ya teman-teman Disiplin itu penting lho karena itu merupakan kunci dari meraih kesuksesan, Oh iya udah dulu ya! sampai jumpa episode versi yang lainnya ya.
SEKIAN TERIMAKASIH WASALAM
Cerpen Karangan: Novita Indriyani Facebook: Novita Indriyani