Siska menatap bulan yang sedang menyinari bumi. Seperti hari-hari biasanya, gadis kecil itu merasakan kedamaian saat menatap sang bulan. Seakan bulan adalah ibunya yang selalu siap untuk menghapus air matanya.
Siska menghembuskan napas pelan. Hatinya merasa gelisah. Dia menatap bulan seakan pertanyaan dalam hatinya akan terjawab.
“Siska, ayo masuk!” panggilan ayah membuyarkan lamunan gadis itu. Dengan cepat Siska berlari menuju ayahnya. “Ayah, apa aku bisa sembuh?” Ayah menatap mata Siska. Dia menemukan pertanyaan yang ada di dalam mata gadis kecilnya itu. Hati ayah terasa sakit. Dia memeluk Siska. “Kamu akan sembuh, Siska pasti sembuh!” ayah mempererat pelukannya. Siska membalas pelukan ayah, memberikan kehangatan pada pria paruh baya itu.
Siska menatap ayahnya penuh kasih sayang. Gadis berusia 15 tahun itu mencoba untuk tetap tersenyum, dia tidak ingin menambah beban ayah yang sudah merawatnya sendirian sejak ia masih kecil itu.
“Ayah, aku sangat menyayangi ayah!” ucap Siska sebelum dia dibawa masuk menuju ruang operasi. Air mata ayah tumpah saat Siska sudah masuk. Dia terduduk di depan pintu. Ingatannya tentang sang putri mulai berputar, sejak Siska terlahir, mulai berjalan, semuanya. “Tuhan, jika Kau memang lebih menyayanginya, aku akan ikhlas. Aku akan mengikhlaskannya!” air mata ayah mulai mengalir lagi. “Tapi, jika Kau masih mengizinkanku untuk memberikan kasih sayang kepadanya, tolong sembuhkanlah dia!”
Dokter keluar setelah 3 jam. Ayah langsung berjalan mendekatinya, jantung ayah berdebar sangat kencang menunggu penjelasan dokter. “Maaf pak, sepertinya Tuhan lebih menyayangi putri anda!” DEG! Jantung ayah seperti berhenti berdetak saat mendengar ucapan dokter. Dengan segera ayah berlari mendekati tubuh Siska. Ayah mencoba untuk menahan tangisnya, tapi tidak bisa.
“Siska, selamat jalan nak..” ucap ayah dengan suara paraunya.
Pemakaman Siska telah selesai. Ayah menatap langit. Bulan menyembunyikan cahanya dibalik awan. “Sepertinya Bulan tak sanggup melihat kepergianmu!” ucap ayah.
End
Cerpen Karangan: Hilya Blog / Facebook: Hilya