Suatu hari ada seorang pemilik toko yang bernama Pak Amin, setiap pagi Pak Amin selalu mambuka toko melihat sekeliling ada seorang gelandangan yang tertidur di depan toko Pak amin. Gelandangan itu bernama Edi. Tanpa terucap satu kata Pak Amin mengambil satu tong air lalu disiramkan ke Edi si gelandangan itu, sampai terbangun kaget langsung lari tergesa-gesa.
Setiap pagi Pak Amin mambuka toko dan selalu melihat Edi tidur di depan toko, Edi yang tertidur langsung terbangun karena diganggu Pak Amin dengan sapu, mereka berdua saling bertatap-tatapan senyum Pak Amin membentak Edi berkata “Ngapain senyum-senyum!” dan Edi pun lari ketakutan.
Pada siang hari edi pergi ke tong sampah yang berada di depan toko Pak Amin, tidak terduga Pak Amin melemparinya botol tepat di kepala Edi.
Pagi hari Pak Amin membuka toko mencium aroma yang tidak sedap lalu menoleh ke bawah ternyata Edi lagi tidur, dengan raut wajah yang marah Pak Amin menendang Edi lalu brkata “kamu berani ya buang air kecil di depan tokoku!”. Edi pun yang kaget langsung lari menghindari amukan Pak Amin.
Suatu ketika Pak Amin membuka toko tidak pernah melihat Edi lagi. Pak Amin melihat bahwa ada cctv yang merakam tokonya, pak Amin pergi ke dalam untuk melihat rekaman itu, Rekaman cctv pada malam hari terlihat Edi sedang membersihkan sampah yang berserakan di depan toko Pak Amin.
Di malam hari saat Edi pergi ada seorang pemuda yang ingin mencoret-coret toko Pak Amin lalu Edi dengan sigap menghampiri dan mengusirnya pergi. Di sepanjang malam hari itu Edi sangat kelaparan datanglah seorang wanita yang menghampirinya dengan membawakan sebungkua makanan lalu pergi meninggalkan Edi.
Pak Amin terus melihat rekaman cctv itu pada suatu malam ketika Edi sedang pergi ada seorang pemuda yang buang air kecil di depan toko Pak Amin, setelah itu ada seorang perampok yang ingin membuka toko, Edi yang datang langsung mengusirnya namun perampok itu malah melawan Edi sampai Edi terjatuh, karena dapat perlawanan kepala Edi diinjak hingga Edi menjerit kesakitan untungnya Edi berhasil bangun dan melawan perampok itu, tetapi perutnya ditusuk dengan pisau oleh perampok itu, lalu pergi meninggalkan Edi. Edi yang kesakitan tak ada yang menolong satu pun.
Setelah melihat semua rekaman cctv Pak Amin terlihat meneteskan air mata sedih dan menyesal apa yang telah ia perbuat kepada Edi selama ini.
Dari kisah ini menjelaskan bahwa kita tidak boleh merendahkan orang lain dari segi penampilan, tidak semua orang gelandangan itu buruk di mata masyarakat.
Terlalu banyak kebenaran yang tidak dapat kita lihat.
Cerpen Karangan: ANDINI AYU NINGSIH, SMP NEGERI 1 PURI Blog / Facebook: andini ayu FROM 9A