“Ma, Sekar pulangg” Seorang gadis kecil yang sedang berlari menuju salah satu kamar rumah sakit. Ia terlihat bahagia seolah olah akan ada hal yang disampaikan kepada ibunya.
Brakkk Pintu dibuka kencang oleh Sekar. Ibunya yang melihat pun terkejut. “Ada apa sih Sekar, mama kaget tau” ucap mama Sekar, Lia. “Mamaaa tau gak?” Sekar berjalan menuju kasur Lia. “Engga, kan Sekar ga ngasi tau mama” “Ih mamaa” “TADAAAA!!” Sekar menunjukan sebuah amplop bergambar yang bertuliskan “untuk mama”. Sekar pun mengambil boneka yang telah ia beli saat pulang sekolah tadi. Lia yang melihat tingkah laku putrinya pun langsung tersenyum dan memeluk singkat. “Sekar makasih ya mama suka banget”. Lia membuka amplop tersebut, ia membaca surat yang dibuat oleh sekar.
Mama… Makasi ya udah mau merawat sekar dari Sekar masi bayi sampe sekarang. Maafin sekar yang selalu ngeyel kalo dibilangin mama, selalu ngebantah mama. Mama janji kan bakal nemenin Sekar sampe Sekar kuliah? Mama ngga boleh pergi dari hidup Sekar. Sekar ngga bisa hidup kalo ngga ada Mama, Sekar selalu butuh mama. Mama cepet sembuh ya biar kita bisa jalan jalan lagi, seneng seneng lagi, terus bikin video random lagi sama Sekar. Sekar sayang banget sama mama, Sekar takut kalo mama pergi ninggalin Sekar. Walopun Sekar ngga tau penyakit apa yang mama punya, Sekar berharap mama bisa sembuh… Sekar ngga tega liat mama yang selalu nutupin rasa sakit mama dengan senyum mama, Sekar tau kalo mama sakitt. Ma, mama harus liat Sekar kalo udah lulus SMA nanti yaaa Cepet sembuh ya mama, Sekar sayang mama.
Tak terasa, air mata Lia menetes perlahan. Begitu tersentuhnya hati Lia saat membaca surat yang sekar berikan. “Ma? mama kok nangis?” “Ngga sayang, mama ngga papa kok.. mama cuma terharu baca surat kamu” Lia pun mengusap air matanya. “Semoga mama masih bisa bertahan sampai kamu dewasa ya Sekar, mama ingin melihat kamu jadi anak yang sukses dan membanggakan orangtua..” Ya allah angkatlah penyakitku…” batin Lia.
Setelah seminggu dirawat di Rumah Sakit, Lia akhirnya diijinkan untuk pulang. Saat di perjalanan menuju rumah Sekar terus mengobrol dengan Lia.
“Ihhh bunga mataharinya cantik banget ya ma” “iya kaya sekar cantiknya” “iiii mama apa si” Jawab sekar yang tersenyum tipis. “Sekar, pantes disini itu daerahnya panas banget ya” “Loh kenapa ma?” “Masa kamu ga tau Sekar, kan sepanjang jalan berjejer bunga matahari” Sekar yang mendengar pun langsung tertawa.
Sesampainya di rumah mata Lia tersorot oleh sebuah bunga anggrek di taman rumahnya. Bunga anggrek tersebut bertuliskan “mama cantik”. “Sekar? kamu yang membeli bunga anggrek ini untuk mama?” “Iya maaa, mama suka?” “Banget Sekar, mama suka banget” Jawab Lia yang sambil memegang pot bunga anggrek dan dilihat lihat.
Keesokan hari nya Lia bersama Sekar membuat brownies bersama di ruang tengah. “Mama, Sekar yang masukin brownies nya ke oven ya” “iya sayang” Setelah brownies jadi, Lia dan Sekar menikmati brownies yang telah mereka buat di teras depan rumah.
“Sekar…” “Iya ma?” “Kalo misalnya mama ngga bisa nemenin Sekar lagi, Sekar sering sering main ke makam mama biar mama ngga kesepian ya..” Ucap Lia yang tersenyum tipis. Sekar yang akan melahap sepotong brownies pun langsung diletakkan kembali.
“Ma, mama kok ngomongnya gitu? Sekar takut ma, Sekar ngga mau kehilangan mama.. Sekar butuh mama” “Iya sayang, insyaallah mama selalu ada disamping Sekar.”
Seminggu kemudian, Lia masuk rumah sakit lagi. Keadaannya sangat memprihatinkan, badan Lia sangat lemas dan muka Lia sangat pucat. Terdapat selang selang dan alat alat lainnya yang berada disamping Lia. Kondisi Lia setengah sadar dengan mata yang berat untuk dibuka.
“Mama ngga boleh kaya gini mama harus sembuh!!” Tangis Sekar sambil memegang tangan Lia. “Ma, mama janji kan bakal nemenin Sekar sampai Sekar SMA? sampai Sekar sukses? Mama harus kuat maa” “Sekar sayang… mama minta Sekar selalu nyiramin anggrek pemberian Sekar untuk mama ya, jangan sampai mati.. Kalo Sekar kangen mama, Sekar liat bunga anggrek yang mama rawat.. maaf Sekar mama punya banyak salah sama Sekar, selalu ngerepotin Sekar.. mama sayang sekar” Mata Lia tertutup, detak jantung Lia berhenti yang menandakan Lia tertidur untuk selama lamanya. “MAMAAAAAAA” Teriak Sekar. “Mama bangun mamaa, jangan tinggalin Sekar sendirii!!”
5 tahun kemudian Hujan membasahi tanah makam dan juga membasahi Sekar yang ada disamping makam Lia. Ia masih tak percaya Lia meninggalkan Sekar untuk selamanya walaupun kini Sekar sudah menduduki bangku SMA dan akan melanjutkan kuliah. Sekar mengusap batu nisan Lia.
“Ma, Sekar udah besar.. udah bisa apa apa sendiri ma, Sekar bukan anak manja lagi seperti dulu” “Mama, Sekar kangen masa masa Sekar masi sama mama, Sekar kangen dipeluk mama..” Sekar pun meletakkan sebuah buket bunga anggrek diatas makam Lia.
Cerpen Karangan: Orchida Sekar Rainy Ryan Blog / Facebook: Orchida Sekar Rainy Ryan