Kamu dan aku bukanlah seorang sahabat namun hubungan kita memiliki makna tersendiri, kamu bukan orang yang perhatian dan aku juga bukan orang yang hangat namun hubungan kita sangatlah rumit. Namun sejak aku bertemu denganmu aku mulai merasakan hal yang lain dari sebuah hubungan.
Saat aku berusia 13 tahun saat itu aku masuk sokolah SMP kelas 7 bersama dua sahabatku sejak kecil yaitu Lina dan Sastri, kami mendaftar di smp yang sama dan kami juga diterima di smp itu.
Ini adalah hari pertama kami di sekolah menengah rasanya benar-benar menyenangkan karena bisa bersama sahabat dan bertemu teman yang baru.
“hai apa bangku di sebelahnu masih kosong apa aku boleh duduk di sampingmu…?” tanyaku pada seorang murid yang sedang fokus membaca sebuah buku. “oh, ya masih kosong…” “duduklah…” jawab Tini dengan suara lembutnya. Tini adalah murid yang sangat pintar dia selalu menjadi juara pertama, murid yang tidak banyak bicara dan juga tidak terlalu ceria. namun dia memiliki seorang sahabat sejak kecil yang bernama Rita.
Tok.. tok.. tok. seseorang datang itu adalah seorang guru, dan hari pertama kami di kelas 7 pun akhirnya dimulai. Tini dan aku hanya bersama saat di dalam kelas saja namun di luar kelas kami jarang bersama karena aku saat di luar kelas selalu bersama Lina dan Sastri, dan Tini juga bersama Rita.
Aku dan Tini memiliki hubungan yang sangat rumit, di dalam kelas kami berhubungan dengan sangat baik jauh berbeda saat di luar kelas. dia bukan tipe orang yang perhaian pada siapa pun namun dia membuatku terkejut di suatu ketika saat itu semester ke 2 kelas 7, tiba-tiba aku sakit dan ibuku memberi tahu kepada wali kelasku bahwa aku tidak dapat hadir ke sekolah karena aku sedang sakit. Tini bukanlah sahabatku namun dia orang pertama yang datang ke rumahku dan itu pun masih pada jam pelajaran berlangsung dia tiba-tiba muncul di hadapanku dan berkata “kamu baik-baik aja”.
Kedua sahabatku datang setelah pulang sekolah begitu juga dengan teman-teman lainnya. Seminggu kemudian aku baru bisa kembali lagi ke sekolah dan hubungan kami tidak ada perubahan sama sekali kami menjalani semuanya seperti sebelumnya.
Waktu pun berlalu dengan sangat cepat sekarang kami sudah kelas 9 aku dan Tini tetap duduk bersama, karena itu banyak yang merasa tidak senang dengan hubungan kami karena tini adalah murid yang pintar dia adalah juara pertama di kelas, tentu saja banyak murid yang ingin bisa duduk bersamanya.
Hingga suatu hari ada sebuah kejadian yang membuat Tini menjadi salah paham padaku, soseorang berusaha membuatku membenci Tini namun aku bukanlah orang yang akan langsung percaya atau membenci seseorang hanya karena hasutan seseorang. Seorang murid mengatakan Tini merasa muak padaku karena aku selalu memanfaat kan dirinya untuk mendapatkan nilai yang bagus karena itu aku selalu ingin duduk bersamanya. Murid yang lainnya mengatakan hal yang sama pada Tini hingga tini tiba-tiba menghidari dariku.
Aku bertanya pada Tini tentang perubahan sikapnya dan dia pun memberitahu segalanya padaku, Aku tersenyum dan berkata “seseorang mengatakan itu juga padaku tapi taukah kamu apa yang kupikirkan..! selama kata-kata itu tidak kudengar dari mulutmu sendiri maka aku tidak akan percaya ucapan itu, aku terkejut melihatmu mempercayai itu”. Hubungan kami akhirnya membaik seperti sebelumnya sampai masa-masa sekolah menengah kami berakhir.
Walau kami tidak selalu bersama bukan berarti kami tidak saling menyayangi dan saling membutuhkan, hubungan yang kami jalin bahkan memiliki arti lebih dari sahabat. Setiap hubungan memiliki maknanya tersendiri. kasih sayang itu akan tumbuh saaat kita saling mempercayai satu sama lain, inilah kisahku dan teman baruku.
Cerpen Karangan: Sartika Dewi