Hari yang cerah saat tersenyum bersamanya. Dia yang selalu ada bersamaku, menemaniku di saat saat yang paling penting dalam hidupku. Aku mengambil ponsel di saku bajuku “Jel ayo pulang udah sore!! Kan besok sekolah”. “Iya tunggu din!”
Beberapa saat kemudian “kamu kemana aja sih jel? Aku nunggu di sini udah lama lohh”. “iya maaf maaf tadi kan aku pergi ke perpustakaan”. “Ahh kamu kebiasaan dehh kalo ke perpustakaan ga bilang bilang dulu. Yaudah yuk pulang besok kan sekolah” “Iya”. Aku pun pergi menunggu angkutan umum dan kembali pulang ke rumah masing masing.
Keesokan harinya “Asalamualaikum… dinaaaa…” “iya, waalaikum salam jelita tunggu sebentar ya pake sepatu dulu. “Iya”. Aku pun pergi seperti biasa ke sekolah, belajar seperti biasa. Dan kembali pulang ke rumah seperti biasanya.
Hari weekend tiba aku pergi bermain bersama jelita ke bioskop. Saat perjalan Pulang… “Jelitaaaa?” “Iya apa din?” “Kamu gak lupakan minggu depan hari apa?” “emang minggu depan hari apa??” “Ihhhhh… Masa kamu gak inget sih, minggu depan itu hari ultah aku!!!” “oh iyaaa aku lupaaa.. CIE yang mau ultah ummm… Bahagia pasti karna mau dapet kado. Iyaaaaa kaan…?” “hehehe.. Kamu tau aja Jangan lupa ya kadonya aku tunggu minggu depan”. “Iya.. Iya.. Kalo aku gak lupa Hehehee…” “ahhh kamu mah gitu..” “iya.. iya.. dehh. Jangan marah dong”. “hahaha… makasih ya jel kamu tuh emang sahabat aku yang paling baik”.
Beberapa hari kemudian H-3 hari jumat, Tiga hari sebelum ultah dina. Seperti biasa jelita datang ke rumah untuk pergi sekolah bareng. “assalamualakum… Dianaaaa!” “Waalaikum salam..” “eh jelita. Jel titip Surat ya ke walikelas nya dina, Dina gak akan sekolah sakit”. “Oh gitu ya tan. Yaudah deh jelita pergi sekolah dulu yaa. Assalamualaikum” “Waalaikum saalam”.
Keesokan harinya aku masih tak bisa sekolah karena sakit. Sampai akhirnya waktu yang ditunggu tunggu tiba Nanti kan jam 12 malem hari ultahku, aku gak akan tidur sebelum jam 12 malem”.
Tinggg.. Tingggg… Tinggggg Suara dentingan jam yang terus melaju sampai Saatnya 5 menit sebelum jam 12 “Aku udah gak sabar nihhh”
Ting ting ting… suara alarm yang berbunyi Dan menunjukan tepat pukul 12 malem. Tiba tiba… “Happy birthday… Happy birthday…” “Happy birthday to you”. Kejutan ulangan tahun Dari mama Dan teman teman semua, aku sangat senang Dan bahagia. “Makasih ya mah udah buat ini semua”. “Mah jelita mana ya mah Kok aku belum liat sih?” “Mama juga ga tau”.
Tiba tiba Ada suara bel pintu berbunyi “Eh jelita akhirnya kamu dateng juga. Kenapa telat? Aku udah Nuggu kamu tau Dari tadi”. “ah massa aku kan cuma telat 5 menit aja Kok. Happy birth day ya semoga kamu selalu bahagia. Nih kado Dari aku but kamu, maaf aku gak bisa lama-lama disini, aku Ada perlu dah. aku Pulang dulu yah”. “Kenapa Pulang? Ya udah deh Kalo kamu mau Pulang tapi besok ke rumah aku yah Jangan lupa!” “iya, tapi pasti kamu yang bakal ke rumah aku”. “Ya udah deh. dah… Hati-hati di Jalan yah”.
Keesokan harinya Saat aku menunggu jelita, aku menerima kabar bahwa jelita mengalami kecelakaan Saat akan pergi ke rumahku pada malam hari. Penyebabnya adalah karena Dia buru buru ingin pergi ke rumahku sehingga tidak melihat mobil yang Ada di depannya sehingga kecelakaan pun terjadi. Sekarang jelita sedang dirawat di rumah sakit. Itu lah yang dikatakan ibu jelita kepadaku. “Apa jelita kecelakaan!!!. Tatapiii Dia kan semalem ke rumahku Dan ngasih kado katanya Dia Ada urusan sehingga tidak bisa merayakan ulang tahunku”. Setelah itu aku langsung pergi ke rumah sakit dengan yang lain. menunggu jabar Dari dokter.
Waktu berlalu begitu cepat sehingga tidak terasa sudah sore. Tiba-tiba dokter datang Dan mengatakan “Maaf bu, kamu tidak bisa menyelamatkan putri ibu karna dia kehilangan banyak darah”. Setelah mendengar itu kakiku terasa lemas, aku menangis sampai Saatnya aku melihat keadaannya. Aku sangat dirundung duka yang amat mendalam karena sahabat yang aku sayangi Dia sudah pergi meninggalkanku ke tempat yang lebih baik. Aku mencoba untuk ikhlas.
Keesokan harinya Saat pemakaman selesai aku diberi kado olah ibu jelita. “Din ini mungkin kado terakhir untuk kamu”. Aku pun menangis haruu “Terimakasih bu”. “Iya sama-sama”.
Aku pun Pulang ke rumah, Dan Saat itu aku sadar bahwa kado yang diberikan oleh ibu jelita sama seperti yang jelita beri kepadaku. Tapi Saat aku melihat tempatku menyimpan kado Dari jelita ternyata kadonya hilang. Aku tersadar mungkin itu adalah kata kata terakhir yang ia ucapkan sebelum meninggalkanku.
SELAMAT JALAN SAHABATKU KAU AKAN SELALU MENJADI SAHABAT YANG TAK TERLUPAKAN.
Cerpen Karangan: Destinaag Blog / Facebook: Destinaag