Siang itu aku habiskan dengan bermain, padahal beberapa bulan lagi bakal ujian UN, ya udah hidup dibawa santai aja keles. Bersama teman seperjuangan, Yuli dan Caca aku sering bermain. Kami bertiga emang suka bermain yang menantang. Iya dong cewek tangguh gitu. Ehmmm
Waktu kecil kami pernah mandi hujan di rumah Yuli, terus dimarahin sama nenek Yuli, ya udah kami lari-lari ke luar pagar. Nah pas kami bertiga sedang asik-asiknya main di genangan air, tiba-tiba kakiku ke keinjak sama jarum. Karena kakiku ketusuk sama jarum Yuli dan Caca membawaku pulang. Tiba di rumah aku kena omel karena kakiku ketusuk sama jarum “tu makonyo jan mandi hujan jo lai, beko kapalo tu yang kanai jarum lai” bunda menyemburkan api nerka “ma bisa kapalo kanai jarum, kapalo lataknyo di ateh, ma bisa kanai jarum, kalau kapalo latak nyo di bawah baru bisa kanai jarum.” menjawab kata bunda. Jadi bisa dibilang masa kicilku itu bahagia. Sampai sekarang pun masih bahagia. yuhuuuu
Pernah waktu mesjid dekat rumah direnovasi, kami bertiga manjat ke atas genteng mesjid itu. Manjat ke atas itu butuh perjuangan karena waktu itu sebenarnya aku takut. Aku beraniin aja karena takut diketawain sama Yuli. Sampai dia atas kamu ketemu Pak Syari. Pak Syari adalah qarin di mesjid kami. Di atas kami meneriaki orang yang lewat di bawah sampai akirnya tanteku datang meneriaki kami buat turun. Bukanya turun kamu ketawa–ketawa di atas. Lalu keluarlah bunda sambil bilang “Turun lai beko bunda picik beko lai!!!” Kami bertiga langsung mengambil langkah seribu dan cepat cepat turun melalui besi tempat kami naik tadi.
Sebenarnya kami benar banar wanita tangguh. Kenapa gue bilang kayak gitu, sudah banyak petualangan yang kami lakukan. Dari pergi ke pantai jalan kaki, sampai pergi ke pasar dengan naik becak bertiga. Diantara kami bertiga yang paling basar nyalinya adalah Yuli pernah waktu kelas 3 SD kami main masak masak, di tengah permainan tiba tiba ada seekor ulat yang lewat di depan yuli “uyi ada ulek” kataku sambil memperingati. Tiba–tiba, pisau kater yang dipegang yuli melayang dengan dengan gagah dan dengan cepat mengenai ulat tadi, lalu dia mengambil tutup kaleng biscuit, menuangkan minyak ke tutup kaleng tadi, menghidupkan api yang hanya bersumber dari sebatang lilin, lalu dengan cuek menggoreng ulat tadi. sadis memang.
Kami juga cewek pencinta alam, buktinya kami pernah menanam pohon di kebun mesjid. Yang punya ide waktu itu adalah aku karena waktu itu kebun mesjid gersang, jadi aku punya ide untuk nanam pohon deh.
Sebenarnya banyak dosa yang sering aku dan Yuli lakukan di rumah Caca. Salah satu contohnya waktu kelas 4 SD waktu mami dan papi Caca di luar. Kami mainin alat make up nya mami Caca sampai bedak mami Caca pecah. Dan kami sembunyin di bawah pot bunga yang ada di balkon.
Waktu aku TK ada anak cowok yang narik kepang rambutku. seperti anak kecil aku menangis dan aku membales dengan ngejambak rambut cowok itu. Dan kita sama sama nangis. Tapi ketika aku nangis Yuli dan Caca membelikan aku permen kapas kesukaanku. Dan ikut marah pada anak cowok tadi. Dan anak cowok itu tidak berani menggangguku lagi.
Aku masih ingat saat orang sibuk untuk ikut tes madiri dan aku, yuli mengambil SMP yang sama tapi caca mengambil SMP yang berbeda kami lulus ketika tes mandiri. setelah kamu lulus dari SD kami sibuk dengan urusan masing–masing termasuk caca kami jarang berjumpa. Tapi ini bukan penghalang untuk persahabatan kami karena aku yakin kalau persahabatan ini kekal walau jarang berjumpa. Karena ini bukan alasan untuk mengakirinya.
Cerpen Karangan: Rahma Eka Blog / Facebook: Rahma Eka sekolah: SMPN 2 Padang on IG: Rahmaeka09