Dimalam begini suara seseorang dan ketukan pintu dari rumahku berbunyi. Aku membuka pintu rumahku dan menerima paket dari kurir pengantar paket dan berkata “Terimakasih, maaf ini dari siapa ya? Aku tidak merasa memesan sesuatu?”. Kemudian Kurir itu berkata “Coba dilihat ada tulisan pengirimnya disitu kok dek”. Kemudian aku membacanya, hatiku riang bukan kepalang “Wah! Ini dari Saskia!, Terimakasih ya bang udah nganter paketnya” aku menjawab kurir tersebut. “Iya dek, sama-sama”. Kurir itu menjawab dan kembali menaiki motor untuk mengantar paket lain. Lalu aku mengunci pintu rumahku dan menuju kekamarku.
Aku duduk di meja belajarku sambil membuka paket dari sahabatku Saskia. Isinya Buket bunga cantik dan beberapa batang cokelat. Lalu aku melihat ada amplop berisi surat didalamnya, lalu aku membuka dan membacanya.
“Untuk Aelaa, kamu sehat-sehat aja kan di Indonesia?. Sebelumnya aku mau minta maaf sebelum kamu membaca surat ini lebih lanjut. Kita udah 4 tahun bertukar pesan lewat sosmed (sosial media) karena aku pindah dan tinggal diluar Negeri. Sebenernya selama 4 tahun ini aku bukan hanya tinggal diluar negri, aku tinggal disana untuk menyembuhkan penyakitku yang butuh pengobatan serius diluar negri, tapi penyakitku kian hari makin bertambah parah. Hingga tiba dua minggu sebelum paket dan surat ini tiba di rumahmu dokterku berkata kepada ibuku “Maaf bu, anak ibu tidak bisa bertahan lama, ia akan tiada setelah dua minggu dari sekarang”, mendengar percakapan antara ibuku dan dokter, aku merasa sangat sedih, aku bertukar pesan denganmu dan berusaha bersikap seolah tidak ada apa-apa agar tidak membuatmu khawatir, lalu satu minggu kemudian aku menulis surat ini, dan mengemas hadiah buket bunga dan cokelat kesukaanmu untukmu. Makasih ya, udah baca suratku sampai akhir, bukan lagi kemungkinan aku masih hidup saat kamu membaca suratku. Bahagia selalu di Indonesia ya Alexa! Aku menyayangimu. Dari Saskia”.
Selesai membaca suratnya, aku berusaha menahan air yang ingin keluar dari mataku. Dadaku sesak, rasanya aku ingin menyusul Saskia ke luar negeri yang tidak aku tahu lokasinya dimana.
Aku melipat surat dari Saskia dan menyimpannya di lemari bajuku. Aku berusaha tetap tenang seolah tidak ada apa-apa seperti yang Saskia lakukan padaku agar aku tidak khawatir padanya. Kemudian aku melihat jam di handphoneku menunjukkan pukul sembilan malam, aku berbaring diatas tempat tidurku lalu menarik selimutku dari ujung kaki hingga dada.
Saat hampir masuk ke alam mimpi, entah nyata atau tidak aku melihat Saskia ikut berbaring didepanku dan tersenyum sambil menggenggam tanganku. Bukannya takut, aku malah senang bisa bertemu dengannya diatas tempat tidurku.
Cerpen Karangan: Wahdaniyah M. Hai everyone, namaku Wahdaniyah, panggil aja Wahda, usiaku 13 tahun, Selamat membaca cerpenku ya… Maaf jika cerpennya kurang bagus Kuakui sih iya, tapi buat seneng-seneng aja gitu ada orang lain yang baca… Terimakasih
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 Januari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com