Yasha gadis itu sedang duduk manis di kursi taman menunggu sahabatnya datang untuk bermain ke pameran malam. Yasha memotret taman yang indah dengan ponselnya, dia memang hobi memotret, bahkan galerinya pun dipenuhi dengan hasil potret dia. Yasha juga menyapa beberapa orang yang sedang berjalan jalan di taman.
Hari sudah mulai sore. Yasha merasa bosan saat sahabatnya tidak datang datang, bahkan taman yang tadinya ramai jadi sepi karena hari mulai gelap, sedangkan Yasha dia masih terduduk sendirian di bangku taman.
“Nita kenapa lama banget, apa dia lupa dengan janjinya” Nita sahabatnya Yasha yang paling ia sayangi dia bersahabat dengan Nita sejak kelas 1 SD, dan sekarang Nita dan Yasha sudah kelas 3 SMP. mereka bersahabat selama 9 tahun lamanya.
Ting Yasha meronggoh ponselnya yang berada di saku. dia melihat satu pesan masuk dari sahabatnya, Nita.
Nita Yasha maaf aku nggak bisa datang, teman sekelasku ngajak nonton bioskop, malam ini.
deg hati Yasha rasanya kecewa saat melihat pesan dari Nita, yang membatalkan janjinya lagi seperti biasa.
Yasha mengetikan pesan balasan untuk sahabatnya
Yasha aku udah nunggu di tempat biasa T_T Nita maaf banget Yasha aku janji, dua hari lagi. Yasha Oke kalau gitu 🙂 Nita maaf banget
Yasha mematikan ponselnya lalu ia memasukan kembali ke dalam saku celananya. Dia bangkit dari duduknya dan pergi berjalan untuk kembali ke rumahnya. dia merasa kecewa dengan sahabatnya yang selalu membatalkan janjinya begitu saja.
Yasha memasuki rumahnya dengan menenteng kedua sepatu bersihnya untuk ia simpan kembali ke rak.
“gimana seru dek pameran malamnya?” tanya Abang Yasha, jino. Yasha melirik Abangnya yang tengah duduk santai di sofa ruang tamu. “yah begitulah bang” jawab Yasha lesu mengingat kejadian di taman dan pesan pesan yang dikirim Nita. “begitu gimana? atau nggak jadi lagi?” Yasha mengagguk. jino tau kalau Nita sahabat Yasha selalu mengingkari janji yang ia buat, karena Yasha sering menceritakan tentang sahabatnya yaitu Nita, bahkan hampir setiap hari. “Kenapa masih aja berharap Nita bakal nepatin janjinya” Yasha terdiam dengan perkataan bang jino. abangnya benar Nita tidak akan menepati janjinya lagi. “Nita pasti nepatin janjinya kok bang. dia tadi ada urusan dulu sama temen temen sekelasnya”
Yasha menghilangkan pikiran buruk tentang sahabatnya Nita. sahabatnya itu pasti punya kesibukan sendiri sebab itu janji janji yang ia buat kepada Yasha selalu lupa dan tidak jadi. Jino hanya mengangguk mengiyakan ucapan adiknya yang masih membela Nita, sahabat kesayangannya itu.
Yasha masuk ke dalam kamarnya. dia membuka jaket jeansnya, lalu digantung jaketnya itu di gantungan baju dekat pintu. tempat dimana para jaket akan terlupakan dan akan jarang digunakan lagi.
Yasha merebahkan tubuhnya di ranjang single, kedua kakinya ia luruskan karena terasa pegal berjalan jauh dari taman menuju rumahnya. apalagi dia sedikit berlari saat berjalan pulang menuju rumahnya.
Yasha meronggoh ponselnya, dia menekan icon foto untuk melihat foto foto yang ia ambil dari taman. Dia melihat foto foto yang ia ambil, sangat bagus, pikirnya. dia menggeser foto foto yang lain sampai dimana Yasha sedikit sedih saat dia berhenti di foto dirinya bersama Nita yang ia ambil 3 bulan yang lalu. dia rindu momen momen ini.
Dia mematikan ponselnya karna merasa ngantuk. Dia menarik selimut sampai menutupi tubuhnya, agar hembusan angin malam tidak membuat tubuhnya dingin. Yasha mematikan lampu tidur dan mulai terlelap ke alam mimpi.
Senin pagi Yasha gadis itu memakai sepatunya dengan rapi, setelah itu dia berjalan ke dapur untuk mengambil kotak makannya yang telah ibunya siapkan.
“Yasha” panggil ayah Yasha. gadis itu mendongak menatap ayahnya yang tengah duduk di hadapannya. “apa ayah?” jawab gadis itu “tiga hari lagi kita akan pindah rumah” “secepat itu” Yasha tidak percaya saat ayahnya mempercepat proses pindahan rumahnya. bukannya pindahannya bulan depan, kenapa jadi tiga hari.
“ayah bilang waktu itu bulan depan” “tadinya. tapi ayah pikir lebih cepat lebih baik” Yasha hanya menghela nafas dia belum siap untuk meninggalkan kota ini apalagi sahabat dan teman temannya. “Yasha berangkat sekolah dulu”
di kelas Yasha hanya duduk di kursinya dia malas untuk mengobrol bersama teman teman sekelasnya.
“Yasha” gadis itu mendongak bibirnya tertarik membentuk senyum saat ia lihat Nita, orang itu yang memanggil namanya. Nita berjalan ke meja Yasha lalu dia duduk disebelah gadis itu. “Ada apa nit?” tanya Yasha. Nita tersenyum lalu menunjukkan sebuah tiket pameran malam yang ia beli “besok aku mau nepatin janji aku buat ngajak kamu ke pameran” ucapan Nita membuat Yasha senang. “beneran nih?” tanya Yasha memastikan “beneran” jawab Nita Yasha mengambil satu tiket dari tangan Nita, dia melihat tiket itu dengan perasaan bahagia. “besok sore aku ke rumah kamu” “Ok”
Keesokan harinya. Yasha mengikat rambutnya dengan rapi dia akan pergi ke pameran malam bersama Nita malam ini. Yasha memoleskan sedikit lipbalm ke bibirnya agar tidak terlalu kering.
“Yasha” Yasha langsung keluar dari kamarnya saat suara Nita terdengar sampai ke kamarnya. “Yasha ini ada Nita” sahut ibunya. “sebentar”
Yasha menuruni tangga dengan tergesa-gesa. sesampainya di depan pintu dia melihat Nita yang tengah bermain ponselnya. “Nita. jadi kan?” tanya Yasha memastikan takut Nita membatalkan janjinya lagi. “jadilah. nih liat aku dah siap” Yasha melihat penampilan Nita yang begitu cantik dan rapi. “yaudah ayo”
Debelum pergi bersama Yasha, Nita berpamitan terlebih dahulu dengan keluarga Yasha. Yasha juga sama berpamitan terlebih dahulu dengan kedua orangtuanya.
“Yasha pulangnya jangan terlalu malam!” teriak ibunya dari dalam rumah saat Nita dan Yasha sudah keluar “Iya!” jawab Yasha
Yasha dan Nita berjalan bersama menuju halte bus mereka berdua akan menaiki tranportasi umum untuk pergi menuju pameran. “Yasha. maaf yah aku selalu ngingkar janji terus” Yasha menatap sahabatnya itu lalu tersenyum “aku maafin, tapi jangan diulang lagi” Nita tersenyum senang dia memeluk temannya sembari berjalan. membuat Yasha sedikit oleng karena tubuh Nita yang berat.
Sesampainya di pameran “bagus banget” Yasha terpesona saat melihat pameran yang begitu indah di matanya. banyak lampu lampu berwarna warni yang menyala di setiap permainan yang ada di pameran bahkan, pepohonan yang berada di sisi bangku pameran dihias dengan lelampuan, membuat pohon itu jadi terang dan indah dipandang.
“mau main dulu atau makan?” tanya nita “main dulu ajah, setelah main kita makan” Nita mengacungkan jempol. tania menyuruh Yasha untuk mengikutinya bermain salah satu wahana.
Kedua perempuan itu bersenang-senang selama di pameran, segala permainan mereka mereka coba. kebahagiaan yang di rasakan Yasha dan nita begitu indah.
Yasha menatap Nita yang sedang melahap nasi gorengnya. tanpa sadar bibir Yasha tertarik membentuk senyum melihat sahabatnya. dia tidak menyangka bisa bermain ke pameran bersama Nita, dia menepati janjinya.
“Yasha” “Apa” “kenapa Di rumahmu banyak kardus besar?” Deg Yasha teringat bahwa dia besok akan pindah keluar kota. Yasha menatap Nita sendu, mulutnya terasa Kelu saat ingin memberitahu bahwa dia akan pindah keluar kota.
“Nita. sebenarnya…” Nita menatap bingung pada sahabatnya saa dia tidak melanjutkan bicaranya. “sebenarnya apa Yash?” tanya nita melihat sahabatnya yang hanya diam tidak melanjutkan ucapannya. “sebenarnya besok aku, dan keluarga akan pindah keluar kota” “bwahahaha” Nita tertawa lepas membuat beberapa orang yang lewat terganggu karena suara tawa keras Nita. dia seakan tidak percaya bahwa Yasha akan pindah keluar kota.
“Nita” sahut Yasha membuat Nita langsung mengecilkan volume tawanya. Nita meminta maaf pada orang sekitar karena telah menganggu. “kamu jangan bercanda Yasha” Nita masih terkekeh kecil, dia memang tidak percaya dengan ucapan sahabatnya. “aku tidak bercanda sama sekali” Nita langsung terdiam menatap sahabatnya yang benar benar serius dengan ucapannya itu. “aku benar-benar akan pindah” lanjut Yasha, agar Nita percaya. “jadi benar?” tanya Nita. Yasha mengagguk membuat Nita langsung percaya dengan ucapan Yasha. “kenapa kau tidak bilang” Tanya Nita lagi “aku ingin bilang, tapi kau selalu sibuk” Nita terdiam. perkataan Yasha memang benar, dia terlalu sibuk dengan teman sekelasnya yang baru sedangkan Yasha, yang telah lama menjadi sahabatnya ia abaikan.
“ayo kita pulang, hampir larut malam” tiba tiba sajah Nita berucap seperti itu lalu pergi terlebih dahulu. Yasha langsung menyusul sahabatnya itu dengan sedikit berlari, karna langkah besar Nita membuatnya sedikit tertinggal jauh. “Nita, tunggu” teriak Yasha saat Nita berjalan cepat menuju halte bus, membuat dirinya tertinggal jauh.
Cerpen Karangan: Nura Blog / Facebook: Hannah edizx
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 13 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com