Nita telah sampai di halte bus dengan beberapa orang yang tengah menunggu juga, sedangkan Yasha perempuan itu sedikit berlari agar cepat sampai menuju halte. “Nit, kenapa ninggalin?” ucap Yasha setelah sampai di halte, berdiri disebelah Nita yang hanya terdiam entah kenapa. “Nita kamu kenapa?” tanya Yasha merasa aneh dengan sikap temanya yang langsung berubah. “busnya sudah datang” ucap Nita tiba-tiba Benar sajah bus sudah datang di hadapan mereka. Nita masuk terlebih dahulu tanpa mempedulikan Yasha yang hanya diam memandang Nita.
“Nita kenapa?” gumam Yasha Yasha masuk ke dalam bus dan duduk di kursi yang berbeda dengan Nita. Nita hanya memandang ke arah jendela bus, dia melihat gedung gedung malam yang indah dalam pandangannya. pikirannya sedang mengacu pada ucapan Yasha saat di pameran, dia rasanya tidak rela temannya akan pindah ke luar kota, dia hanya ingin Yasha tinggal disini untuk selamanya. tapi Tuhan akan memisahkan mereka dari jarak.
Bus berhenti di halte jalur Yasha pulang Yasha turun di halte pertama sedangkan Nita di halte berikutnya. membuat kedua gadis itu harus berpisah tanpa pamit dan ucapan salam yang dilontarkan keduanya. mereka hanya saling diam, bahkan memandang satu sama lain pun tidak. mereka melupakan kebahagiaan yang mereka lakukan di pameran. moment yang tadinya cerah menjadi gelap dengan cepat.
—
Nita. gadis itu hanya terduduk di lantai kamarnya. suara tangisan menggelegar ke seluruh penjuru kamar. gadis itu sedang mengeluarkan rasa sedih dan penyesalannya dengan tangisan.
cklek Suara pintu terbuka. ibu Nita masuk saat mendengar suara tangisan putrinya, dia merasa khawatir mendengar tangisan yang berasal dari kamar putrinya. Ibu Nita menyamakan posisinya dia mengusap Surai putrinya dengan lembut agar lebih tenang.
“Nita kamu kenapa nak?” Suara ibunya membuat Nita mendongak menatap dengan tatapan mata sembab. “ibu” “kamu kenapa? sampai nangis sesenggukan gitu” tanya ibunya “Yasha mau pindah rumah, mau ninggalin nita” Jawab nita dengan suara sesegukan karena terlalu lama menangis. “dia pindah rumah pasti ada alasannya Nita” Jawab ibunya untuk menenangkan putri satu satunya. “alasannya mau ninggalin Nita pasti” ibunya menggeleng saat Nita menjawab seperti itu. “nggak mungkin Nita. kamu kan sahabatnya, dia nggak bakal rela ninggalin kamu kalau alasannya kaya gitu” ucap ibu Nita “kamu jangan berburuk sangka dulu, nita. dia pasti punya alasan yang belum ia bicarakan sama kamu” lanjut ibunya Nita. “ibu benar. aku besok harus ketemu sama Yasha”
Pagi hari di kediaman Yasha. Gadis itu sedang membantu ibunya membawa barang barang barang yang diperlukan kedalam bagasi mobil. Barang barang yang ia bawa hanya seperlunya sedangkan perabotan rumah, itu akan di antar oleh jasa pengantar barang.
Yasha sedih mengingat kejadian malam di halte, dimana saat Nita menjadi cuek dan pendiam tanpa mengucapkan sepatah katapun, entah kenapa Nita berubah sikap saat Yasha memberitahu bahawa dia akan pindah.
Yasha memasukan barang milik ibunya ke dalam bagasi. dia melirik abangnya yang tengah berbicara ditelepon entah dengan siapa, kekasihnya mungkin.
“gimana barang pentingnya udah dimasukan semua?” tanya ayahnya. “semuanya sudah beres” jawab ibu Yasha
ibunya Yasha melihat ke arah putrinya yang terdiam menatap ke arah jalanan, dua tersenyum kecil dan menghampiri putrinya.
“kau memikirkan apa Yasha?” Tanya ibunya. Yasha menatap ibunya dan menghela nafas. “Nita. aku penasaran, dia sedang apa sekarang” jawab Yasha, ibunya mengusap Surai Yasha dengan lembut. “kenapa kau tidak meneleponnya?” tanya ibu Yasha “dia tidak menjawab teleponku” Yasha sudah menelepon Nita beberapa kali, tapi gadis itu tidak menjawab telepon dari Yasha. “anak ibu yang sabar, yah.. mungkin Nita butuh waktu” Yasha mengagguk dengan ucapan ibunya. “ibu, Yasha. ayo kita berangkat!” teriak Abang jino dari dalam mobil, entah sejak kapan Abang Yasha sudah berada di dalam mobil bersama ayahnya. “Ayo. nanti macet di jalanya” Yasha mengagguk mengikuti ibunya untuk memasuki mobil.
Saat Yasha membuka pintu mobil dia mendengar namanya dipanggil. “YASHA!” Yasha menatap ke arah asal Suara itu, saat suara tak asing meneriaki namanya. dan..
“Nita!” Yasha berlari saat melihat temannya berlari ke arahnya. mereka berdua berpelukan, tangisan mereka tidak bisa mereka tahan. rasa tenang bercampur bahagia menjadi satu. “hiks.. Yasha, aku minta maaf karna sikapku kemarin malam” ucap Nita sesegukan. “kamu nggak salah apa apa nit” Yasha mengusap punggung Nita, agar gadis itu tidak semakin nangis kejerr. “aku salah, Hiks” Nita makin nangis kejer saat mengigat kesalahan yang ia buat.
Yasha melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Nita yang masih sesegukan. “semua kesalahan kamu udah aku maafin, jadi kamu jangan nangis lagi. jelek” ucap Yasha. Nita mengagguk dia mengelap mata dan pipinya yang basah akibat air matanya. “Nah gitu, jadi cantik mukanya” Puji Yasha melihat sahabatnya yang sedang mengelap pipinya yang basah. Nita tersenyum mendengar pujian dari sahabatnya.
“kenapa tidak membalas teleponku?” tanya Yasha Nita menggaruk tengkuknya yang tida gatal “aku hanya ingin memberi kejutan. dan aku juga membawa sebuah hadiah” Nita menyondorkan sebuah benda indah yaitu: sebuah bunga yang terbuat dari botol plastik bekas. “apa ini kerajinan prakaryamu?” tanya Yasha saat bunga plastik itu berada di tangannya. Yasha merasa tidak asing melihat bunga plastik yang ia pegang. “Iyah itu kerajinan prakaryaku. aku memberikannya sebagai hadiah perpisahan” jawab Nita Yasha tersenyum kecil. dia terharu sahabatnya ini datang pagi pagi hanya untuk meminta maaf, dan mengucapkan salam perpisahan.
“Terimakasih, Nit” Ucap Yasha. Nita mengagguk dia tersenyum senang, melihat sahabatnya bahagia. “Pergilah sebelum di jalan macet” Ucap Nita. Yasha menatap sahabatnya itu “aku akan sering meneleponmu” ucap Yasha dengan senyuman Nita tersenyum lalu memeluk sahabatnya untuk terakhir kalinya. “semoga kita di pertemukan lagi” ucap Nita “Amin” Jawab yasha
Nita melepaskan pelukannya “Kau harus pergi. keluargamu pasti nungguin” Yasha mengagguk. dia berjalan menuju mobil sambil sesekali melihat Nita yang masih tersenyum kecil kepadanya. “Nita maaf, aku nggak bisa nganter kamu lagi sampai halte!” Teriak Yasha “nggak apa apa” Jawab Nita Yasha tersenyum kecil. dia menatap Nita untuk terakhir kalinya, pasti dia akan merindukan gadis itu.
Yasha melambaikan tangannya pada sahabatnya. Nita membalas lambaian Yasha, dia menahan tangisannya agar tidak keluar lagi. Yasha masuk ke dalam mobil dia duduk di sebelah Abang jino.
Nita gadis itu sedikit sedih melihat mobil Yasha yang sudah berjalan menjauhi dirinya. Nita menunduk tangisnya pecah, dia tidak kuat melihat sahabatnya pergi untuk selama-lamanya.
“Nita, jangan nangis!” yasha berteriak saat melihat Nita dari jendela mobil yang setengah terbuka. gadis itu menangis lagi, membuat Yasha ikut bersedih. Nita hanya terdiam melihat mobil Yasha Yang semakin jauh, jauh dan jauh dan mobil itu sudah tidak terlihat lagi di mata Nita.
Nita berjalan lesu menuju halte bus. dulu Yasha lah yang mengantarnya sampai halte, sambil mengobrol dan bercanda sampai mereka tertawa. tapi sekarang yang mengantarnya sudah jauh.
Ting Nita meronggoh ponselnya saat pesan masuk membuat ponselnya berbunyi. Nita tersenyum melihat pesan itu.
Yasha Jarak tidak akan kuat memisahkan persahabatan kita jadi Tunggulah. aku akan kembali
Nita menjadi semangat saat membaca pesan dari Yasha. dia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya, dia berjalan cepat menuju halte agar bisa segera pulang kerumahnya.
“sahabatmu ini akan menunggu” Nita tersenyum. dia akan menunggu Yasha kembali menemuinya di kota ini. tempat saksi bisu persahabatan mereka selama 9 tahun lamanya. Dia akan menunggu. Nita percaya Yasha orang yang selalu menepati janjinya, tidak seperti dirinya.
Yasha sahabat yang berbeda.
End
Penulis menyadari cerpen ini masih jauh dari kata sempurna. dan cerpen ini asli dari imajinasi penulis. ©2022
Cerpen Karangan: Nura Blog / Facebook: Hannah edizx
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 13 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com