Angin berhembus menerpa wajah Ara yang terlihat sendu. Kalau kalian lihat mata Ara sembab itu karena Ara habis nangis. Kenapa Ara nangis? sepertinya pertanyaan itu gak usah Ara jawab karena Ara gak mau memperpanjang urusan yang telah terjadi pada Ara.
Ara bingung sekarang apa yang harus kulakukan karena semua orang telah menjadi jahat pada hidup Ara. Ayah… ibu… apakah aku sejahat itu sampai semua orang benci Ara? Ara cuma mau hidup tenang, itu saja. Riki… Kelly… Hashel… Kak Ryan… Shelly… maafin Ara karena sudah membuat kalian kecewa. Ara emang gak sepantesnya hidup. Ara udah hancurin hidup kalian dengan cara paling memalukan. Kalian sekarang jahat ke Ara gara-gara Ara udah ngancurin semua hal yang udah kalian bangun selama ini. Ara bener-bener ngerasa bersalah.
Ara lihat aliran air yang mengalir deraas dibawah sana. sepertinya Ara memang harus akhirin hidup Ara. Gak guna ara masih terus hidup disini. Sesaat Ara melangkahkan kaki Ara kedepan selangkah dan membiarkan tubuh Ara meluncur deras dan berdebam ke dalam air.
—
“Sialan lo, Ki!” Ryan mencengkeram kerah seragam Riki. “Lo apain Ara?!” Riki menghela nafasnya. “maafin gue, Kak. Gue gak ada maksud buat ngebentak Ara kasar” Lalu Ryan menatap semua wajah teman-teman Ara dengan tajam.
“Kalian tau? Gue benci banget sama sifat kalian yang udah ngebuat Ara hampir mati!” Wajah semua sahabat Ara menunduk. mereka tidak berani menatap wajah Ryan yang merah padam. Ryan benar-benar marah. “Cuma gara-gara kalah di event game internasional bukan berarti ngancurin hidup orang lain juga!’
Semua teman-teman ara terus menunduk. di dalam hati mereka juga berpikir hal yang sama, kenapa dengan teganya mereka membentak Ara yang selalu ada di samping mereka hanya karena kalah di dalam event game internasional?
Memang saat itu mereka sangat marah karena Ara telah mengacaukan formasi mereka saat bermain bertanding. Tapi mereka segera tersadar ketika Ara sudah pergi meninggalkan mereka.
“Maaf, kak,” lirih mereka. Ryan menghela nafasnya perlahan. “gak usah minta maaf ke gue. minta maaf ke Ara pas dia udah bangun,”
—
Ara terbangun di sebuah ruangan serba putih yang Ara kenal. Bukannya ini di dalam rumah sakit ya? kok Ara bisa ada disini?
“ARA!!!” pekik seseorang yang sontak membuat Ara menoleh. “Shelly?” gumam Ara. Shelly langsung menghampiri Ara dan memeluk Ara dengan erat. ngomong-ngomong ngapain Shelly di sini? Yang membuat Ara tambah bingung adalah tiba-tiba Hashel, Kelly, Riki, dan kak Ryan juga datang. Ada apa ini? Emang nya Ara lagi ulang tahun ya?
“Ara… lo udah siuman?” Tanya Kelly dengan suara bergetar. Ara melipat dahi. Maksud Kelly apa? Ara gak ngerti.
Tiba-tiba semua orang mendekat kecuali Kak Ryan dan langsung meluk Ara. “eh, ada apa ini meluk-meluk? kayak gak pernah ketemu selama seabad aja?” Tanya Ara polos. “Ra,” ujar Riki setelah mereka melepas pelukan. “kita minta maaf” Maaf? “Buat apa?” Tanya Ara. “Maafin kita yang udah nyakitin, elo,” jawab Hashel membuat Ara menaikkan sebelah alis Ara. Kenapa ya? kenapa mereka minta maaf ke Ara?
“lo udah baikan kan?” tanya Kelly dengan senyum tipis. Ara mengangguk riang. “ya! udah dong, Kelly. Ara tuh kuat!” Semua menghela nafas lega. “Tapi kenapa Ara bisa ada disini ya? Ara gak ngerti” Tanya Ara bingung. Semua orang saling pandang sejenak lalu tersenyum tipis. “lo gak usah tau, Ra” ujar Riki membuat pipi Ara menggelembung. “Ih! Ara jadi penasaran” “Lebih baik lo gak usah tau” ujar kak Ryan yang membuat Ara otomatis terdiam.
Kak Ryan mendekat lantas duduk di samping Ara dan mengelus pucuk kepala Ara denhgan lembut. “inget, Ra. Kalo ada masalah lain kali jangan ngelakuin hal-hal bodoh, ya? bunuh diri misalnya” Ara mengangguk polos membuat semua orang terlihat senang. Ara tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi Ara mengiyakan saja.
“Semoga persahabatan kita makin erat ya?” kata Ara membuat semua orang sontak menoleh pada kak Ryan. “Ekhem, persahabatan ya, kak?” Riki berdeham. “Oh iya, teman ya?” Hashel terkekeh. Sontak semua tertawa saat melihat wajah Kak Ryan memerah. Ara sepertinya mengerti. Ara tersenyum lantas mencium pipi Kak Ryan yang langsung membuat semua orang menatap tak percaya.
“Udah ah, gue mau ke toilet dulu. suami istri mah emang udah beda” ujar Kelly langsung balik kanan menuju pintu. “Gue juga!” kata Shelly yang mengekor Kelly dan diikuti oleh Riki dan Hashel. Kak Ryan bingung melihat tingkah laku teman-teman tapi langsung terkejut saat melihat Ara tersenyum manis.
“A-Ara?” Ara tersenyum. “Ara tau. Ara juga suka sama Kak Ryan,” ujar Ara membuat Kak Ryan salah tingkah.
Mungkin Ara kena amnesia sama apa yang terjadi sebelumnya tapi Ara tidak peduli. Asalkan hubungan persahabatan kami tak goyah maka itu sudah cukup.
Dan untuk kak Ryan, suami Ara yang dengan berani melamar Ara dan menikahi Ara pas umur Ara masih 17 tahun cuma buat nyelamatin Ara dari cowok berengsek bernama George.
Terima kasih, kak.
Selesai.
NB: Ara = Aku
Cerpen Karangan: Rizzack Blog / Facebook: Rizzack Rizzack adalah sebuah nama pena dari seorang pemuda yang kini sedang mengenyam pendidikan di sebuah pesantren bernama pesantren Husnayain 02 cimanggu sukabumi. hobinya adalah menulis dan ia bertekad untuk menjadi penulis terkenal tapi tidak menjadikan kegiatan menulis itu sebagai pekerjaan akan tetapi hobi. Lagi pula katanya ia ingin jadi Youtuber juga. karya yang pernah ditulis atau sedang ditulis tapi tidak terbit: – Catatan baru (Tamat) – Riverways (on going)
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com