Losya sedang terduduk di ruangannya. Lagi-lagi saat ini dirinya sedang mencari inspirasi untuk lukisannya, dari pintu temannya Kugi masuk sembari membawakan sesuatu untuk Losya lebih tepatnya pesanannya. “Terimakasih, sekarang kau bisa pergi” Losya yang ingin sendiri segera menyuruh Kugi untuk pergi dari ruangannya.
Sekarang Losya sudah sendirian di ruangannya lalu kembali memeriksa pesanannya yaitu sebuah kotak kayu dengan ukiran khusus satu-satunya di dunia hanya untuknya Losya sudah lama menanti kotak itu mengingat dirinya harus menunggu setahun sebelum kotak itu benar-benar jadi. Losya membuka Kotak itu dengan perlahan lalu memasukkan dua benda Pena Merah Kalung Losya menutup Kotak tersebut lalu ia simpan di tempat yang menurutnya adalah tempat rahasia yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri benar-benar dirinya sendiri.
Losya terbaring di lantai kembali memikirkan inspirasi untuk lukisannya. Hingga semuanya menjadi gelap. Kini Losya terbangun di sebuah lapangan hujan turun dengan deras membasahi dirinya Losya bingung lalu berjalan mencari sesuatu beberapa saat langkahnya berhenti saat dirinya melihat cahaya terang. Membuat Losya sadar dirinya terbangun dari mimpinya.
“Hujan?”
Losya bangun berjalan keluar dari ruangannya. Sepertinya menjadi seorang seniman benar-benar menguras tenaga, pikiran, dan juga waktunya karena Losya terbangun saat langit sudah gelap padahal tadi rasanya baru siang tadi Losya hanya berbaring. Losya berjalan keluar dari rumahnya untuk menghirup udara malam hari, mata Losya menatap langit yang membuatnya terdiam sembari tersenyum. Rasanya malam selalu membuat semua kenangan yang sudah berlalu kembali terngiang-ngiang. Cairan basah terasa pada pipi sebelah kiri Losya, yang sadar dirinya sedang mengingat kedua orangtuanya yang kini sudah tidak ada lagi untuk hidup bersama anak satu-satunya.
“Sedang apa?” Losya terkejut dan dia tahu pemilik suara itu “Bernafas, kau sendiri tidak tidur?” “Ku bosan tidur” “Tampaknya kau sekarang sudah berubah” Losya dan Kugi berdiri bersebelahan di bawah langit malam dengan cahaya bintang yang menghiasi.
“Kau sedang merindukan sesuatu?” Tanya Kugi asal. “Benar” Kugi berdecak. “Sudah kuduga” “Kau rindu kedua orangtuamu?” “Selalu” “Kapan-kapan boleh aku mengunjungi makam mereka?” “Boleh, nanti akan kuantar” “Bagus, nanti aku juga ajak kau”
Dari arah jauh Losya dapat melihat sesuatu kecil sedang melayang, saat itu semakin sadar Losya tahu itu adalah segerombolan kunang-kunang yang sedang terbang. Losya dapat melihat cahaya kuning dari kunang-kunang tersebut bergerak ikut menghiasi pemandangan malam ini. Losya berpikir malam hari adalah sesuatu yang mengerikan karena gelap, namun Losya yakin di dalam kegelapan pasti akan selalu ada yang namanya terang yang bersinar.
Losya menatap Kugi yang sedang berusaha menangkap kunang-kunang dengan ceroboh Kugi tersandung lalu terjatuh yang membuat kunang-kunang terbang diatas Kugi lebih tepatnya mengejek manusia yang tidak berhasil menangkap mereka, melihat itu Losya tertawa malam itu adalah salah satu malam yang paling berkesan dalam hidup Losya.
Beberapa hari kemudian di Arsni lukisan Losya terpajang. Lalu Losya berjalan keluar menuju ke Kugi. “Biasanya aku yang selalu menghampirimu” “Kali ini berbeda”
Losya sadar setelah bertahun-tahun kesepian setelah kedua orangtuanya meninggal. Losya merasa dunianya menjadi gelap namun saat seorang teman lama yang bernama Kugi kembali dirinya tahu bahwa. DALAM KEGELAPAN AKAN SELALU ADA TERANG YANG BERSINAR
“Tiga dari tujuh warna pelangi sudah selesai”
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: lovinpluie
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 28 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com