“Kau tidak ingin menikah” Tanya wanita tua itu ke Losya. “Belum mau” Jawabnya santai
Wanita tua itu melihat seseorang yang sedang berjalan menuju kearah Losya. “Tidak lama lagi tentu saja” Kata wanita tua itu sembari tertawa. Losya tidak mengerti, lalu segera pamit dan pergi tidak berselang lama Kugi juga sudah menghampiri Losya.
Saat ini keduanya sedang berada di pasar, lalu keduanya pulang berjalan kaki. Sepanjang perjalanan menuju ke rumah mereka berdua sedang membicarakan mengenai acara yang akan mereka hadiri beberapa hari lagi acara tersebut diselenggarakan oleh Arsni. Sudah sebulan sejak Kugi kembali hadir sehingga Losya sadar dirinya sudah berbagi tempat tinggal dengannya selama itu.
Tiba di rumah keduanya menuju ke dapur untuk memasak, mereka mengeluarkan barang belanjaan mereka lalu mulai memasak. Losya dapat melihat Kugi yang ahli dalam mengurus bagian menu utama sedangkan Losya mengurus bagian menu manisan. Setelah selesai memasak mereka berdua menyajikan masakan-masakan di meja tidak lupa Losya memberikan bagian untuk para pengurus rumahnya. Kugi teringat saat mereka satu asrama, pihak asrama akan selalu minta kelompok menyajikan makanan saat itu Losya dan Kugi satu kelompok. Awalnya Losya tidak mengerti karena dirinya lebih menyukai petualangan di luar berbeda dengan Kugi yang suka membantu ibunya memasak di dapur. Setelah menyelesaikan makan mereka berdua merapikan piring dan juga meja makan, lalu berjalan keluar dari rumah.
“Aku penasaran” “Apa?” “Bagaimana sekarang rumah..mu terakhir yang kuingat saat bermain disana ada banyak” “Kau mau kesana?” “Mau”
Dan begitulah, beberapa hari kemudian mereka sudah tiba di rumah itu, sebelumya mereka berdua sudah mengunjungi makam kedua orangtuanya Kugi. Losya melihat sekitar rumah itu terlihat besar namun kosong. Losya mengikuti Kugi dari arah belakang, Kugi meraih kunci rumah itu lalu segera membuka mempersilahkan Losya masuk mengamati rumah itu.
“Kau tidak menyuruh seseorang menjaga rumah ini” “Tentu saja ada, sebentar lagi dia datang”
Lalu dari arah luar terdengar suara kereta kuda yang sedang berjalan menghampiri membuat mereka berdua keluar untuk memeriksa. Saat kereta itu berhenti Losya dapat melihat seseorang turun dari kereta kuda, Losya tahu orang itu Dia adalah Wanita tua itu yang pernah Losya temui di pasar.
“Halo semuanya” “Halo”
Malamnya saat ini mereka bertiga sedang makan malam. Sepanjang makan malam mereka bertiga saling berbicara, selain itu Losya juga saling berkenalan dengan wanita tua itu yang ternyata dulunya adalah pengasuh Kugi bernama Tes.
Beberapa hari kemudian acara Arsni tiba Losya dan Kugi tiba disana dengan perasaan yang campur aduk mengingat acara tersebut merupakan salah satu acara yang paling bergengsi. Acara tersebut berlalu dengan cepat perkenalan dengan perkenalan, sapaan dan sapaan, santapan, tarian, acara. Beruntung mereka berdua segera pergi dari acara tersebut sebelum kelelahan dan benar saja dalam perjalanan Losya lelah sembari menahan rasa ngantuknya tentu saja Losya tidak ingin tertidur bisa-bisa nanti merepotkan Kugi dan Tes.
Keesokan paginya Losya terbangun lalu menatap sekitar ternyata pagi itu hari sedang hujan. Losya turun ke bawah untuk bersarapan bersama mereka bertiga. Setelah selesai Kugi pamit karena sedang urusan meninggalkan Losya dan Tes berdua di Rumah itu. Losya berpesan pada Tes untuk tidak repot-repot membereskan pekerjaan rumah mengingat Tes sudah tua. Sedangkan Losya berjalan-jalan di sekitar rumah itu memeriksa semua sisi.
Tiba di perpustakaan rumah itu Losya tertarik dengan sesuatu yaitu botol yang berwarna hijau dengan ukiran mawar dan bintang, saat memegang botol tersebut terasa berat yang menandakan ada isi di dalamnya. Losya membuka botol tersebut isinya bukan air melainkan sebuah kertas, rasa penasaran yang menguasai membuat Losya memeriksa kertas yang sudah menguning karena usia, di dalam kertas itu terlihat tulisan rapi milik seseorang. Losya mulai membaca tulisan tersebut. Selesai membaca Losya segera menutup lalu memasukkan kembali kertas tersebut sepeti awal membiarkan seseorang tidak tahu bahwa dirinya sudah membaca tulisan di kertas dalam botol hijau itu. Losya berjalan keluar dari sana lalu terkejut saat melihat Tes yang sedang berjalan, Losya segera meminta maaf lalu pamit meninggalkan Tes yang kebingungan.
Hujan masih turun dengan deras membuat Losya segera berlari ke arahnya membiarkan dirinya basah oleh air hujan untuk menenangkan diri sendiri. Rasanya aneh setelah membaca tulisan seorang teman yang menyukai dirinya pada saat mereka berdua masih kecil.
“Sedang apa kau!!” Losya hanya terdiam melihat Kugi yang berdiri di dekatnya. “Masuklah” Losya terdiam “Nanti kau sakit” “Aku tidak mau” “Ku selalu menurutimu, tapi kali ini ku tidak bisa” Kugi meraih tangan Losya menariknya untuk segera masuk. “Aku tidak mau!!!” “Losya!!” Losya melepaskan tangannya dari pegangannya Kugi. “Dengar kau tidak usah cemas” Kugi hanya pasrah lalu pergi meninggalkan Losya.
Malamnya Kugi berjalan menuju ke perpustakaan rumahnya untuk mencari buku hingga matanya berhenti melihat botol hijau kaca lamanya yang masih tertata disana, Kugi membuka botol tersebut lalu memeriksa isinya yang kemudian membuat Kugi sadar.
Beberapa hari kemudian Losya dan Kugi kembali ke Arsni untuk menatap lukisan Losya. Di perjalanan pulang dalam kereta kuda mereka berdua hanya saling diam Kugi menatap keluar meratapi nasib yang membingungkan antara mereka berdua sedangkan Losya menatap langit sembari memikirkan rasa bingung pada dirinya sendiri. Hidup terkadang membingungkan.
“Empat dari tujuh warna pelangi sudah selesai”
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: lovinpluie
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 28 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com