Apa yang ada dipikiran manusia saat mengucapkan kata bahagia? Bahagia bisa mendapatkan nilai tinggi di sekolah, bahagia dapat uang yang banyak, bahagia dapat membahagiakan seseorang? Rasanya perasaan bahagia sendiri memang tidak bisa diukur karena pada dasarnya kebahagiaan semua orang berbeda-beda. tapi dari semua itu ada satu hal yang benar-benar menggambarkan perasaan paling membahagiakan yang dialami seorang manusia.
Trula saat ini sedang membaca sebuah novel. Disaat membaca novel trula mendapatkan sebuah kalimat yang membuat dirinya menjadi takjub. Setelah beberapa saat trula selesai membaca novel tersebut lalu berjalan keluar tidak lama kemudian terdengar suara ibunya yang memanggilnya. Dengan segera trula pergi tiba di dapur kemudian ibunya menyuruhnya untuk membelikan sesuatu di warung dengan perasaan senang karena bisa jajan trula pergi ke warung.
“Halo, kamu mau jajan” “Iya” Saat ini trula sedang bertemu dengan teman sebangkunya yang memiliki nama lidia.
Setelah keduanya selesai belanja kedua memutuskan untuk pulang bersama. Selama perjalanan pulang mereka terus mengobrol hingga. “Trula kamu enak banget yah, anaknya bebas” “Hah maksudnya gimana ni. Bukannya juga semua orang boleh bebas” “Tapi nyatanya itu gak berlaku buat aku” “Maksud kamu gimana lidia?” Pertanyaan itu tidak dijawab karena sekarang mereka berdua tiba didepan rumah lidia. Lidia berpamitan dengan trula lalu memasuki rumahnya. Membuat trula penasaran, trula berharap lidia tidak kenapa-napa.
Keesokannya trula menunggu lidia datang sembari duduk di bangku mereka berdua. Dari arah kejauhan kini trula dapat melihat lidia berjalan kearahnya lalu duduk disebelahnya. “Halo trula” “Halo juga lidia, tumben kamu datangnya pagi-pagi” “Iya biar gak telat” Jawab lidia sembari tertawa. Kelas pun dimulai setelah terdengar bel sekolah.
Saat bel sekolah terakhir yang menandakan pulang. Selesai ekskul trula sedikit terkejut karena mendapati lidia yang masih terduduk sembari mengerjakan sesuatu di kelas.
“Kamu belum mau pulang?” “Belum la, ini pr harus aku kerjain” Trula menatap ke pr yang sedang dikejakan lidia. “Tapi in ikan bukan pr sekolah” “Memang bukan ini pr les” “Setauku tempat les itu tidak ada sistem pr” “Memang gak ada ini dari tempat les yang lain” “Kamu nambah jadwal les lagi” “Iya”
Trula merasa terkejut mengetahui bahwa teman sebangkunya kini harus les lagi. Saat awal bertemu dengan lidia trula dapat melihat sebuah kebebasan hidup yang dimiliki lidia. Lidia dulu sering ikut bermain dengan anak-anak dan juga memiliki jiwa petualangan yang tinggi. Namun kini saat sudah sma trula tidak dapat melihat itu lagi dari lidia. Kini lidia terlihat seperti orang yang sedang terkurung dan melakukan hal sama seolah jiwa petualangan menjadi hilang. Trula berinisiatif untuk membantu, namun lidia tidak ingin dibantu. Akhirnya trula berpamitan untuk segera pulang sebelum hari semakin petang agar masih bisa mendapatkan bus yang berjalan menuju rumahnya.
Tiba di rumahnya, trula sedang berpikir dia akan melanjutkan kuliah dimana. “Ma” “Iya nak” “Menurut mama jurusan kuliah yang bagus itu apa?” “Semua jurusan kuliah bagus nak” “Jurusan yang bagus buat trula menurut mama apa?” “Mama tidak tahu nak, itu kan pilihanmu” “Tapi trula gak tahu” “Coba sekarang mama yang tanya, trula hidup untuk apa?” Trula hanya terdiam.
“Tuh kan masih bingung” “Tapi bukannya tujuan selalu berubah ya ma?” “Benar nak, baik sekarang pertanyaan lain” Mamanya trula terdiam sebentar. “Jika ada satu hal yang trula inginkan apa itu?” “Kebebasan” Jawabnya langsung.
Seminggu kemudian trula menjadi yakin dengan pilihannya setelah menyerahkan formulir. Masa sma sebentar lagi akan berakhir trula merasa mantap sekali dengan pilihannya. Namun beberapa minggu ini trula tidak bertemu dengan lidia bahkan di hari kelulusan pun lidia juga tidak ada saat menghampiri rumahnya juga sekarang sudah kosong. Sebenarnya lidia kemana?
Beberapa tahun berlalu trula sedang duduk di kantornya untuk mengerjain sebuah proyek, lalu ada seniornya yang menghampiri trula untuk ikut membantunya trula mengiyakan. Trula dan senior tiba di sebuah rumah yang terletak di lingkungan yang dapat dibilang buruk dari segi sosial. Trula bertanya kenapa mereka kesini, namun senior hanya menjawabnya dengan menyuruhnya untuk melihat sendiri apa yang terjadi.
Pintu terbuka oleh seseorang yang membuat trula terkejut. Lidia adalah orang yang membukakan pintu, trula dapat melihat lidia sedang mengendong seorang bayi sedangkan pada kakinya lidia seorang balita sedang berdiri sembari memeluk kakinya, lalu dari arah dalam trula dapat melihat keadaan rumahnya yang berantakan, senior pun mulai berbicara dengan lidia, dan lidia menceritakan semuanya. Trula ikut mendengarnya, menjadi tidak percaya semua hal ini dialami oleh lidia.
Trula kini tahu alasan lidia menghilang saat sebelum hari kelulusan itu karena dia disuruh oleh ibunya sendiri untuk menikah dengan seseorang, beberapa tahun kemudian anak pertama lidia lahir, lidia bercerita bahwa lidia berpikir kehidupan pernikahan akan menyenangkan karena tidak perlu lagi memikirkan belajar seperti mahasiswa. Namun setelah kelahiran anak pertamanya lidia selalu mendapatkan perlakuan yang buruk dari suaminya. Pernah saat suaminya mengetahui lidia hamil anak kedua suaminya menyuruhnya untuk mengugurkan kandungannya namun lidia tidak mau dan terus bertahan.
Beberapa tahun tersiksa lidia juga tau bahwa suaminya memiliki seorang selingkuhan, lidia tidak merasa marah dan kecewa namun merasa lega karena setelah itu suaminya benar-benar pergi dari rumah. Namun tentu saja seorang ibu tunggal mengurus dua anak tanpa pekerjaan membuat dirinya sangat kewalahan karena itulah dia meminta bantuan ke tempat trula bekerja. Setelah mendengarkan cerita itu senior pamit untuk keluar memberi kabar yang akan dikirimkan pada kantor sedangkan trula masih berada di dalam rumah itu.
“Maaf” sembari mengucapkan kata itu mulut trula gemetar dan tidak bisa menahan air mata. Trula juga dapat melihat lidia tersenyum sedangkan dibelakang lidia anaknya sedang bermain membuat barang-barang semakin berantakan. Melihat senyuman lidia trula justru merasa sangat sedih kenapa dia tidak bisa melidungi temannya dari nasib yang mengerikan ini.
“Trula jangan nangis ya” Katanya dengan suara lemah. “Trula harus kuat ya supaya lidia bisa bebas” Mendengar itu trula teringat saat trula ingin hidup demi kebebasan dan memberikan kebebasan untuk orang lain. mungkin inilah alasan kenapa trula bisa sejauh ini.
Beberapa bulan kemudian setelah akhir masalah yang dialami oleh lidia, kini lidia bisa bebas. Trula sangat senang untuknya. Sepanjang kasus yang diselesaikan oleh trula kasus lidia temannya termasuk salah satu kasus yang memiliki akhir yang bahagia.
Bertahun-tahun kemudian trula menemui lidia, saat itu lidia sedang sibuk mengurus tokonya yang ramai. Trula yang melihat itu juga senang lalu trula pun ikut membantu lidia. Penutupan cerita inilah kisah seorang teman yang membantu temannya untuk sebuah kebebasan perasaan paling membahagiakan yang dapat dialami seorang manusia.
KEBEBASAN adalah perasaan paling membahagiakan yang dialami oleh seseorang. Tidak ada orang yang ingin terkurung dalam kurungan lalu terdiam dan tidak bisa melakukan apapun. Semua orang berhak untuk kebebasan mereka sendiri. Untuk semua orang yang sedang berusaha untuk bebas aku berharap kalian bisa bebas untuk selamanya.
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: Shofa Deas
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 27 Mei 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com