Kisah ini menceritakan dua anak muda yang dipertemukan sejak dalam taman kanak-kanak dan kemudian berlanjut ke jenjang sekolah menengah atas yang bernama Ali dan Dilla.
Ali merupakan anak laki-laki yang cerdas, penuh tanggung jawab, perhatian dan cerdas. Dan Dilla adalah gadis cantik dari keluarga yang berkecukupan, sebagai anak tunggal, penuh perhatian dan lemah lembut.
Mereka disatukan dalam jenjang pendidikan yang sama sehingga mengantarkan mereka untuk saling bersama, mulai dari mengerjakan tugas, pekerjaan rumah (PR), berjalan beriringan bersama dan juga bermain. Ali yang jarak rumahnya tak jauh dari Dilla setiap harinya selalu mengantar dan menjemput Dilla ke sekolah bersama. Sering juga mereka setelah pulang sekolah mengunjungi tempat-tempat yang biasa di kunjungi oleh anak muda seperti cafe dan tempat untuk duduk dan berengkrama yang biasanya dikunjungi untuk melepas penak dari hiruk pikuk dalam masalah sekolahnya. Sangking seringnya mereka bersama, lalu Ali dianggap sebagai kakak dari Dilla oleh Ibunya Dilla karena disamping Ali menjaga Dilla Dia juga orang yang paling dekat dengan Dilla.
Karena mereka hampir setiap hari bersama hampir 11 tahun berlalu Sampai suatu ketika Ali menyadari bahwa ada secercah rasa di hati yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata biasa, dalam hatinya seperti ada yang mengganjal yang harus dikeluarkan namun Ali berpikir keras dan penuh pertimbangan untuk merealisasikannya.
Dalam benaknya Dia yang setiap harinya bertemu dengan gadis yang Ramah, cantik dan baik tak mungkin tidak ada perasaan yang menyangkut ingin mengutarakannya tapi di sisi lain Dilla adalah sahabatnya sendiri dan sudah dianggap seperti adiknya. Akankah Dilla mempunyai perasaan yang sama, seperti Ali yang menyukainya? itu pertanyaan yang saat ini mengelilingi otak Ali.
Sampai pada suatu Hari di hari yang cerah anginpun berhembus sepoi-sepoi seolah merestui Ali dan Dilla. Ali mengajak Dilla ke sebuah tamah yang penuh dengan pepohonan rindang, bunga bermekaran dan hamparan rumput hijau sejauh mata memandang. Dilla yang sudah terbiasa bermain bersama Ali tidak menyadari bahwa ada maksud dan tujuan tertentu Ali mengajaknya ke taman. Duduklah mereka berdua di bangku taman yang menghadap ke bunga yang bermekaran, dengan rasa gugup Ali membuka percakapannya dengan bercerita tentang masa lalu indah yang telah dilewati mereka.
Tak lama kemudian, Ali dengan nada bicara yang serius mengatakan perasaan yang selama ini ada dalam hari dan pikirannya, Dilla yang sudah akrab dengan Ali merasa bingung karena perkataan Ali yang asing di kepala yaitu mengeluarkan perkataan kiasan yang indah dan akhirnya sampai pada pengungkapan rasa sukanya. Dengan nada yang gugup Ali mengatakan bahwa selama mereka bersama Ali merasa ada rasa suka pada Dilla, sontak Dilla pun tertegun. Selama 2 menit tanpa berkata dan suasanapun menjadi hening.
Dilla tak percaya pada perkataan yang dilontarkan Ali tersebut, karena Dilla menganggapnya sebagai teman sekaligus kakaknya juga. Dilla tidak bisa menerima Ali sebagai pemilik hatinya nanti karena Dilla mengganggapnya hanya sebagai teman dan sosok figur kakak dalam hidupnya. Walau merasa kecewa Ali menerima apapun jawaban Dilla yang terpenting perasaannya telah diungkapkan. Perasaan yang selama ini berputar di kepada, mnegusik hati dan ketenangan. Dan pada akhirnya mereka melanjutkan hungungan hanya sebatas perteman saja tanpa ada hubungan yang spesial.
Cerpen Karangan: Hesti Alfiana Blog / Facebook: @alfianahest Hii nama Saya Alfiana Hesti asal Pemalang, Jawa Tengah