Seminggu usai ajakan itu ditolak, ia membeli motor baru dan lewat di hadapan kakakku dan pacarnya Ardo. Pulang kuliah dengan tubuh yang melelahkan aku harus mendengar cerita dari Kak Rani, Ardo akan motor baru yang Yohannes miliki. Di tengah cerita mereka aku memotong ceritanya dengan berkata “Sudahlah, aku capek! Mau tidur dulu”. Perbincangan selesai sampai di situ.
Aku kembali seperti sebelumnya, tak mau tahu lagi akan hal itu. Dan tak mau lagi mendengar tentang Yohannes. Bahkan tak mau tahu lagi mengapa ia berubah menjadi lelaki yang berandalan. Jika dia berubah seperti itu karena aku, betapa bersalahnya diriku terhadap dia. Namun, ketika aku merespon perasaannya karena ia baik dan perasaan kasihan, berarti aku menyiksa diriku serta membohongi perasaanku. Membohongi perasaaan sama dengan aku membohonginya yang pada akhirnya akan membuat dia semakin terpukul oleh kebohongan.
Ketika aku pernah bertemu dengannya di kampus, dengan keberanian menyapa dia serta tersenyum padanya. Aku tak menerima respon apapun dari dia. Maka setelah itu, aku tahu bahwa ia takkan pernah mau lagi berteman denganku. Inilah sebagian dari cerita cinta dalam pertemanan yang membuat aku kehilangan teman baik. Wanita sepertiku pantas menerima sikap yang Yohannes lakukan pada diriku. Namun, andai dia tahu bahwa aku tipe wanita yang tidak menyukai teman lelakinya menyatakan perasaan terhadapnya, ketika dia sudah menganggap pria itu sebatas teman baik.
Rintik hujan membasahi jagat raya, rasa gelisah menghantui hari-hariku akan Yohannes. Melihat perubahan dirinya, seakan aku wanita terjahat di dunia. Tuhan, aku ingin suatu saat ia akan kembali seperti awal aku mengenal dia. Hati mulai berseri melalui setiap langkah demi langkah yang kujalanin. Tawa itu sudah terlihat di raut wajah Era. Kini, Era lebih sering bersama dengan sahabatnya Resty, Alda dan Shanti. Tiada hari tanpa kisah persahabatan mereka. Resty, sahabat yang selalu ada di samping Era baik dalam kenyataan dan dunia maya sekalipun.
Disaat tali persahabatan mereka semakin erat, kisah cinta yang dijalanin mempengaruhi tali persahabatan mereka. Sehingga, pada ujungnya Septy makin jarang bergabung dengan mereka. Septy tak pernah lagi memberikan sedikit waktunya untuk kumpul bareng kita di kampus. Awalnya, kami menganggap bahwa dia sibuk dengan bisnis yang sekarang menjadi profesi sehari-harinya. Kami maklum atas kesibukan yang ia miliki, tetapi tidak dengan hubungannya dengan Panji. Entah apa yang aku rasakan pada saat itu, Aku mulai takut jika suatu saat nanti teman baikku akan meninggalkanku sendiri hingga tubuhku terkulai.
“Beb…” teriak Alda dari parkiran motor memanggilku dan Resty. Teriakannya membuat langkah ini berhenti dan kami menoleh ke belakang. Kami pun berhenti hendak menunggu Alda menghampiri kami.
Sesampainya di tempat, tak ada rasa malu terhadap gerombolan orang di lapangan. Alda langsung memeluk dan cipika cipiki pada kami berdua. Pelukan serta ciumannya membuatku terharu dan tak ingin kehilangan masa-masa seperti ini. Dari kami berlima, Alda lebih dulu menjalanin hubungan pada teman kami Ary. Tapi, ia masih ada disini bersama dengan kami menghabiskan waktu tuk bersama.
Kekonyolan sikapnya mampu membuat suasana diam menjadi mencair. Tawanya yang menggelegar membuat saya dan Resty ikut tertawa. Dibalik tawa kami, ada pertanyaan pada diri kami bertiga “Kenapa Shanti berubah?” Shanti kini tak seperti pertama kali kami mengenalnya. Dia berubah menjadi sosok pendiam, murung dan tak bersemangat. Bukan hanya itu saja perubahaan yang terjadi pada Shanti, dia juga jadi sering terlambat datang ke kampus. Ia menjadi lebih sering duduk di belakang dengan ke kasihnya Donny. Perubahan itu membuatnya semakin jauh dari sisi kami bertiga. Kami merasa ada yang hilang dalam diri kami, ketika sikap Shanty mulai dingin terhadap kami.
Aku merasa bahwa ada hal yang menyebabkan dia begitu. Tapi, aku tidak tahu apa yang ia sembunyikan dariku. Hanya bisa menebak-nebak atas hal itu, “Bisa saja Donny melarang Shanty dekat sama kami, bisa juga karena Donny tidak menyukai kami yang terlalu ikut campur atas asmara mereka. Kami tidak bermaksud untuk menjadi perusak dalam hubungan mereka, Memang dari sebelum Shanty menerima cinta Donny. Resty sangat menentang hubungan itu, terlebih saya dan Alda. Karena sikap Donny yang kekanak-kanakan, pecicilan serta lebay itu membuat kami tidak percaya bahwa dia akan menjaga Shanty dengan baik. Kami takut jika akhirnya hanya kesedihan yang Shanti dapatkan dari diri Donny.
Cinta hadir mewarnai persahabatan kami, dari kita berlima tinggal aku yang belum punya kekasih. Oleh karena itu, terkadang aku berpikir dan merenung di kesendirianku. Betapa pilunya hariku bila harus sebatang kara tanpa mereka. Aku akan merasakan kesepian, kehilangan sahabat yang selama ini bersamaku, karena mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama kekasihnya. Tetapi, bukan berarti aku berhenti melangkah menggapai tujuan awalku di kota Jogja. Tujuan awal yang fokus pada cita-cita untuk menjadi orang sukses dan menaikkan derajat keluargaku agar tak dipandang sebelah mata.
Cinta membuat persahabatan kami renggang terlebih antara kami dengan Shanti dan Septy. Keadaan itu membuat hatiku menangis mengucapkan doa pada Tuhan agar persahabatan ini tak putus sampai di sini. Di balik senduh tangisan itu ada kerinduan dengan masa-masa dulu sebelum cinta hadir dalam diri sahabat-sahabatku. Aku tak dapat melarang cinta untuk hadir pada hati sahabatku, sebab cinta datang tanpa diharapkan.
Masa demi masa kami lalui, tangis dan tawa kami rasakan bersama selama tiga semester. Dua tahun sudah kisah itu berjalan, namun ketika semester tiga hanya ada cerita tentang aku, Resty dan Alda. Kami akhirnya terbiasa bertiga melakukan segala sesuatu, belajar bareng tanpa kehadiran Shanti, Septy. Kini hanya ada AER saja, sehingga teman kami yang biasanya melihat kami berlima. Kini hanya tinggal bertiga, kalau tidak bertiga hanya berdua. Tiada cerita yang dapat di rekayasa, semua nyata dalam kehidupan ku.
Dunia ini terasa berhenti, ketika aku harus menghadapi kenyataan akan ditinggalkan oleh para sahabatku karena cinta. Aku tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka meninggalkan aku. Aku harus tetap tegar dan yakin kalau salah satu dari keempat sahabatku akan ada bersamaku. Namun, ku belum tahu siapa yang setia menjadi sahabat bagiku. Akhirnya, waktu membuat aku menyadari bahwa Resty dan Alda yang akan menjadi teman baikku. Meskipun, Shanti tak begitu sering di sisiku lagi, aku yakin bahwa dia memiliki kerinduan bersama dengan kami. Namun, dia tak berdaya akan Donny yang menginginkan kehadiran Shanti setiap detik dalam pelukannya. Melihat Shanti yang tak dapat berbuat apa-apa membuat kami kesal terhadap tingkah Donny yang menekan Shanti dalam hubungan cinta mereka. Terlihat dari wajah Shanti ketakutan setiap kali kami mengajaknya pergi main ke tempat biasa nongkrong kita.
Kita semakin jarang bareng dalam segala hal. Tapi aku dan Resty hampir setiap saat bersama. Walaupun saat ini dia telah menjadi kekasih kakak tingkatku Mas Habib. ”Hahahahaha…” Lucu iya mendengar kata Mas-Mas. Tapi itu lah sebutan buat para pria di kota istimewa jogja. Lingkungan menuntut aku untuk mengerti akan bahasa daerah kota ini yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa. Bahasa yang sangat halus dibanding nada bahasa yang biasa saya pakai.
Aku mulai bosan dengan keadaan ini, yang hanya pergi kuliah, belajar, pulang, tidur, makan dan seperti itu lah seharian. Terkadang aku berpikir untuk menjadi wanita yang super aktif. Tetapi, dibalik kata bosan itu, ada rasa takut mengakhiri masa kesendirianku. Takut kalau nantinya aku menyayangi orang yang salah.
Cerpen Karangan: Era Elfriana Sitanggang Blog / Facebook: Eraelfriana Sitanggang