Kebosanan dan kejenuhan kini menyelimuti hari-hariku, hingga membuat aku seakan menjadi pribadi hilang kendali. Tugas kuliah yang menumpuk dan tekanan dari organisasi yang aku ikutin menuntut keaktifan yang lebih membuat aku berpikir untuk mencari kekasih agar aku dapat berbagi keluh kesah dan tawa pada orang yang selalu ada di sisiku. Keinginan besar itu hampir membuat ku terjatuh ke dalam jurang yang terjal. Aku menyadari bahwa tidak semua keinginan kita dapatkan dan tidak semua keinginan memberikan kepuasan dan kebahagiaan. Setelah itu, aku berusaha bangkit dari keinginan itu, dan memulai berserah pada sang pencipta. Kicauan burung yang terbang bebas di langit membuat hatiku berseru dan bernyanyi betapa indahnya hidup yang aku jalanin. Tak semua yang aku miliki saat ini dimiliki oleh orang lain. Maka sejak dari situ aku selalu memulai hariku dengan ucapan syukur dan penuh kasih agar aku dapat tersenyum melalui kehidupan ini.
Seruanku menghadirkan sebuah harapan baru akan hari yang aku jalanin ke depannya, dunia baru serta dedaunan yang gugur kini menghasilkan daun yang baru pada ranting-ranting pohon itu. Cinta mulai hadir dalam hatiku, hadir tanpa diharapkan dan tak direncanakan. Cinta itu hadir mengisi relung hatiku yang telah bertahun-tahun hampa. Kini, kunci yang telah lama hilang dari hati, kudapatkan dari lelaki hitam manis. Lelaki yang baik, cuek dan misterius itu. Dia pria yang kukenal sejak interview keanggotan badan eksekutif mahasiswa di bulan Oktober.
Awalnya aku takut pada dia, sejak interview. Entah mengapa ada rasa yang berbeda pada diriku terhadapnya. Rasa penasaran membuat aku ingin mengenal sosok pria itu, mengenal segala kepribadiannya dan tahu segala kelemahan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Ternyata aku lemah oleh rasa penasaran, aku mulai mengaguminya diam-diam hingga pada saatnya aku mulai menyayanginya tanpa ada yang tahu. Dibalik rasa sayang itu aku tak peduli ocehan dan omongan orang lain tentang dia, dan di mataku ia adalah pria baik. Pria baik yang mungkin relatif, tetapi aku melihat ada sesuatu yang membuat aku terpikat olehnya, namun aku belum tahu apa yang membuat aku mengaguminya dan mampu menyayangginya.
Dia merupakan bayangan cinta untuk ke dua kalinya yang aku rasakan setelah sosok lelaki tiga tahun yang lalu hadir mewarnai hari-hariku. Dia adalah kakak tingkatku di kampus, Pria yang memiliki banyak teman wanita. Perasaan suka itu membuat aku lemah, karena semakin hari rasa suka itu menjadi rasa sayang hingga merubah menjadi rasa ingin memilikinya “Apa aku begitu egois?” Tanya ku pada diriku. Mata yang hanya dapat melihat dari kejauhan, serta tangan yang tak dapat menggapainya. Hati yang tersenyum bila mendengar suaranya, Jantung yang berdetak kencang bila di dekatnya. Pernahkah suara hati ku terdengar olehmu, hati yang memanggil namamu dalam diam. Apa yang aku rasakan tak kan pernah di tahunya.
Aku semakin diselimuti oleh rasa sayang itu, namun aku hanya mampu terdiam di dalam persembunyiaan hatiku. Bahwa rasa sayang ini hanya dapat aku simpan baik-baik tanpa diketahui insan di sekitarku. Di dalam rasa sayang yang kumiliki terhadapnya, aku mulai goyah oleh perbedaan yang ada di antara kami. Ingin kutetap bertahan oleh rasa ini, namun sebesar apa pun usaha yang aku lakukan untuk memilikinya akan menjadi sia-sia. Dalam doaku aku berseru menyebutkan namanya agar aku mendapatkan petunjuk dari Tuhanku. Seruan itu membuat aku semakin menyayanginya, namun aku tak dapat memilikinya. Kini, aku mencintai orang yang tak mencintaiku, inilah yang sering disebut dengan cinta bertepuk sebelah tangan. Eitz… jangan patah semangat dulu guys…
Karena saya tidak pernah merasa menyesal jika aku hanya bisa mencintai tanpa memiliki. oleh karena itu merupakan anugerah yang berasal dari sang pencipta. Cinta ini mengajarkan aku untuk tetap tegar, sabar dan tetap tersenyum. Walaupun ada tangis di balik rasa itu.
Seandainya tak ada perbedaan itu, mungkin aku akan tetap bertahan dan memperjuangkan rasa sayang ini, tetap menunggu hingga waktu mempersatukan aku dengannya. Menunggu yang tak pasti itu sangat menyedikan dan pilu serta membosankan. Bila jiwaku mulai bosan menunggu mungkinkah rasa saya pada Kak Dia akan hilang?? “Tidak…” Rasa sayang itu tidak mudah untuk hilang, walaupun dia tak dapat engkau miliki. Bertahan lah dengan rasa sayang itu dan belajar lah untuk menghargai rasa sayang yang ada dalam hatimu. Kali ini aku menyayangi orang yang berbeda. Dimana pria ini terlihat playboy… ternyata tak playboy.
Saya tahu bahwa tak seorang pun pria senang dibandingkan oleh pria lain. Tetapi, kedua lelaki yang mampu membuat rasa sayang itu hadir dalam diriku hanyalah mereka. Dua tipikal pria yang berbeda dengan karakter yang berbeda serta sifat yang berbeda hingga tiga ratus enam puluh derajat. Heran dan aneh jika aku melihat kedua pria itu. Dimana aku melihat jelas perbedaan di antara mereka, pria yang sama-sama aku sayangi saat ini. Pria yang mengajarkanku arti mencintai dengan tulus dan menyayangi dengan tulus tanpa meliki apa yang mereka miliki. Perbedaan itu membuat aku menjadi wanita yang kuat dengan segala kelemahanku. Lelaki yang luar biasa mampu mengayomi, menjaga dan melindungi diriku tanpa ada perbuatan yang melecehkanku sebagai kekasihnya.
Lelaki itu bernama Zecky, ia slalu mengajari aku apa itu ketulusan, Dia sabar menghadapi tingkahku yang tak menentu. Zecky yang mengajarkan ku bahwa persahabatan lebih penting dari seorang pacar. Dia juga yang mengajarkanku apa arti dari kehilangan. Aku kehilangan pria seperti dia, namun kini aku menemukan apa yang sempat hilang dari cintaku pada lelaki yang bernama Dia. Tetapi, kini larangan kembali menghampiri rasa sayangku terhadap dia. Kita dibedakan oleh keyakinan yang menjadi jurang di antara tebing-tebing yang kokoh. Tebing yang hanya memiliki tiga persen untuk dapat dirobohkan.
Saya memberikan sikap peduliku terhadap Kak Dia tanpa sadar, mulai memikirkan apa yang akan ia lakukan pada pengenalan kampus dengan dana yang minim. Tetapi, aku bimbang atas sikapku, karena sikapku yang begitu kini komunikasi antara aku dan kakak itu semakin berjarak. Dia tak seperti yang aku kenal pertama kali, komunikasi tak segurih dulu. canda tawa antara aku dengannya tak sehangat hari kemarin. Mungkin dia sudah tahu apa yang aku rasa kan sehingga ia mulai menjaga jarak dariku.
Pada akhirnya aku berserah akan semua yang telah terjadi, aku tetap berdiri tegak dengan rasa sayangku padanya. Aku bertahan di tengah kota oleh cinta yang tersembunyi. Aku berdoa demi kebaikannya.
Kini, aku sadar bahwa aku tak dapat memiliki orang-orang yang ku sayangi pada saat ini. Namun, aku pernah bahwa rasa sayang yang kumiliki menjadi kekuatan baru untuk aku lebih tegar dalam melalui hidupku. Aku sadar bahwa diri kalian adalah berbeda dan aku tak boleh menyamakan setiap sisi yang kalian miliki. Terima kasih atas cinta yang telah aku rasakan saat ini, suatu saat nanti akan ada cinta yang lebih indah menemanin hari-hari kita.
Kisah cinta yang ada dalam setiap hembusan nafas, hanya akan menjadi pelipur lara dam hati bahwa aku pernah menyayangi dirimu hingga saat ini. Rasa sayang yang takkan pernah pudar oleh waktu. Cinta yang takkan pernah dapat bersatu oleh perbedaan. Cinta yang hanya dapat hadir dalam hati tanpa dapat mendekapmu.
Kini, aku menyadari bahwa kalian sosok pria yang istimewa bagiku. Tak peduli keburukan apa yang pernah ada dalam dirimu. Tak peduli seberapa sempurnahnya dirimu, Namun keberadaan cinta dalam hatiku mengajarkanku untuk mencintai dengan tulus dan mampu mewujudkan kesempurnaan cinta dengan menyebutkan nama orang yang kita kasih di setiap doa-doa yang kita persembahkan pada Tuhan.
Cerpen Karangan: Era Elfriana Sitanggang Blog / Facebook: Eraelfriana Sitanggang