Raka, seorang anak yang saat ini telah berusia 10 tahun. Raka adalah anak tunggal yang sangat dimanja oleh ayah dan ibunya. Ia hidup dan tumbuh besar di jakarta tetapi suatu hari ayahnya memiliki pekerjaan bisnis yang mengharuskannya pindah ke Bandung.
Saat ia tiba di rumahnya yang berada di bandung ia berkeliling sembari melihat tempat tinggal barunya itu lalu ia tak sengaja melihat seekor kucing yang memiliki bulu putih bersih dan memiliki mata yang unik yaitu sebelah kiri kuning dan sebelahnya lagi biru. Raka menghampiri kucing tersebut dan berjongkok lalu mengelus kucing itu dengan sangat lembut. Raka adalah anak yang sangat menyukai kucing bahkan saat ia tinggal di jakarta ia memiliki 2 kucing anggora tetapi saat ini kucingnya tinggal di rumahnya yang ada di jakarta dan dirawat oleh pengasuhnya.
“Lily!” teriak seseorang yang membuat Raka menengok ke asal suara tersebut. Lalu tiba tiba kucing yang ia elus berlari ke arah gadis tersebut. Gadis itu kemudian menghampiri Raka “haii kamu orang yang pindah dari rumah itu ya?” ucap gadis itu sembari menunjuk rumah yang akan ditinggali Raka. “iya, itu kucing kamu?” “yap dan namanya Lily, oh iya nama kamu siapa?” “Raka kalo kamu?” “Kiara” jawab kiara. “Boleh aku panggil kamu Kia?” Kiara mengangguk menandakan bahwa ia mau dipanggil dengan nama Kia
“mulai sekarang kamu mau jadi temanku?” tanya Kiara dengan senyuman manisnya. “Tentu saja mau, umur kamu berapa?” tanya Raka penasaran. “Umurku delapan tahun, emang umur kamu berapa?” “Rahasia” ucap Raka dengan senyuman jailnya. Kiara memajukan bibirnya pertanda bahwa ia sedang kesal.
“Raka” teriak seseorang yang sangat ia yakini bahwa itu adalah bundanya. “Sepuluh” ucapnya dengan suara yang lirih lalu pergi meninggalkan Kiara dan menuju ke arah ibundanya. Kiara hanya tersenyum lalu kembali ke kediamannya yang bersebelahan dengan rumah raka.
Setelah raka selesai merapikan barang barangnya ia kemudian berbaring di atas kasur yang menurutnya sangat nyaman. Tak lama setelahnya ia tertidur dengan lelap.
KEESOKAN HARINYA Saat ini adalah hari libur semester baru yang mengharuskannya tidak bersekolah selama 2 minggu. Dan sekarang ia sedang berjemur pagi di depan rumahnya. Kemudian ia melihat Kiara berlari kecil kearahnya “Selamat pagi” sapa Kiara dengan senyuman manis khasnya. “Pagi” jawab Raka yang membalasnya pula dengan senyuman. “Main yuk” “Main apa” Senyuman Kiara yang tadi sirna timbul kembali. “Kenapa kamu?” tanya Raka penasaran “kena kamu jaga” tiba tiba Kiara menyentuh lengan Raka lalu berlari. Raka menyadari apa yang dilakukan Kiara “Kamu curang” teriak raka tapi raka tetap berlari mengejar kiara. Mereka bermain dengan suka ria.
Tak terasa hari sudah mulai gelap. Kiara dan raka saat ini masih berada di pinggir sungai tepat tidak jauh dari rumahnya “Pulang yuk nanti bunda nyariin” ucap Kiara yang diiringi anggukan dari Raka. Saat mereka berdiri Kiara terpleset dan terjatuh di sungai yang lumayan dalam itu. Raka panik dirinya tak bisa berenang jadi ia hanya bisa berteriak “BUNDA KIARA TENGGELAM” sambil menangis Raka terus memanggil bundanya itu.
Karena jarak rumahnya yang dekat sang bunda dapat mendengar suara teriakan putranya. Bunda Raka dan suaminya serta kedua orangtua Kiara berlari menuju tempat tenggelamnya Kiara dengan rasa khawatir yang tinggi. Kiara yang tidak bisa berenang itu kemudian pingsan karena terlalu banyak meminum air.
Sesampainya disana ayah Raka menyelam dan menyelamatkan Kiara yang sudah hilang kesadaran itu. Ia membawanya menepi dan ibu Kiara langsung memberikan pertolongan pertama dengan melakukan resusitasi jantung paru (CPR) kepada Kiara dan kiara pun mulai sadarkan diri.
Setelahnya raka dan Kiara dilarang untuk bertemu tetapi keduanya tetap nekat untuk bermain diam diam bersama. Orangtua mereka juga memaklumi karena mereka itu juga anak anak. Hubungan keduanya pun mulai kembali seperti dahulu dan orangtua keduanya menganggap itu hanya sebuah musibah.
Tak terasa 2 minggu telah berlalu. Pekerjaan ayah raka yang ada di bandung telah selesai. Kini raka serta kedua orangtuanya tengah berkemas untuk kembali ke jakarta. “Ka emang kamu harus pergi secepat ini ya?” tanya kiara dengan ekspresi sedihnya. “Iya, pekerjaan ayahku di sini udah selesai dan aku juga harus sekolah di sana”
Setelah selesai berkemas bundanya datang “udah selesai berkemasnya?” tanya bundanya dengan nada halus. “Udah bun” jawab raka. “Kiara kamu jaga diri baik baik ya disini, Raka udah nggak bisa tinggal di sini lagi, maaf ya sayang raka harus sekolah di sana nggak bisa di sini terus” perkataan bundanya raka sukses membuat air mata yang sudah ia tahan menetes. “Bunda… Kiara bakal kangen banget sama bunda, sama ayah, sama raka juga” tangisan kiara pecah, kiara menangis tersedu sedu hingga matanya membengkak.
“Jaga diri baik baik ya, terus jangan cengeng” ucap Raka kemudian ia menaiki mobil yang akan membawanya kembali ke jakarta “Dah Kia! Selamat tinggal Putri Kiara!” teriaknya kemudian mobil itu melesat pergi dengan kecepatan sedang.
Kiara memandang mobil Raka yang perlahan menjauh kemudian menghilang “Apakah kamu akan kembali ke tempat ini?” tanya Kiara dengan perkataan yang lirih dan dengan perasaan yang ragu.
10 tahun kemudian Kiara sedang duduk di pinggir sungai tempat yang sering ia kunjungi saat ia bosan dengan setelan seragam polisi lengkap. Tak jauh dari belakang Sana terlihat seorang pria dengan setelan jas sedang memandangnya “Kia” Sapa seseorang dengan raut bahagianya. Mendengar ada seseorang yang memanggil namanya, Kia kemudian membalikkan badan dan terlihat wajah seorang yang tidak asing menurutnya. Ia kemudian tersenyum ke arah pria itu “Hai, akhirnya kita bertemu lagi ya”.
THE END
Cerpen Karangan: Dzztya