1 Tahun kemudian… Mereka berempat lulus SMA dengan hasil yang sangat memuaskan ya kecuali Joko yang nilainya rata-rata masih dibawah harapan sekolah apalagi nilai sikapnya yang begitu amat jelek ternyata selama di SMA Joko sudah 8 kali berantem, memberontak temannya sehingga hal tersebut yang membuat Joko hampir tidak lulus. Dia lulus juga karena pihak sekolah mengasihani hidupnya yang cukup miris dan amat miskin dan lagi pula sekarang Joko tinggal sendirian dia rumahnya karena nenek tersayangnya sudah meninggal dunia 1 tahun yang lalu, dia kembali teringat neneknya sampai-sampai ketika ia dirumah ia menangis hampir mau teriak tapi tidak jadi karena malu dengan tetangganya.
Sekarang Joko hanya punya tiga sahabatnya serta tetangga yang sayang kepada dirinya, sungguh kasihan hidup Joko sekarang disaat sahabat dan teman-teman memasuki masa kuliah tapi tidak dengan Joko karena kendala ekonomi ia sangat tidak sanggup menbayar biaya pendidikan di universitas setelah melihat uang pendaftaran, biaya masuk, biaya per semester, dll.
Berbeda dengan Lusi salah satu sahabat Joko yang pintar dalam bidang sains dan sekarang ia mendapatkan beasiswa dari sekolahnya untuk masuk universitas di Singapura betapa senangnya dia dan orang tuanya ketika mendengar hal tersebut ketika kepala sekolah menyampaikan perihal tersebut semua biaya perjalanan dan transportasi gratis untuknya dan biaya hidup selama disana. Ia berpamitan dengan tetangga, sahabat dan temannya untuk berangkat nanti malam karena pengumuman beasiswa tersebut sudah diterima dan dikonfirmasi 3 hari yang lalu. Joko hanya bisa merasakan senang atas keberhasilan sahabatnya, ia hanya bisa melihat sahabatnya yang berhasil mendapatkan sekolah diluar negeri tetapi dia tidak bisa merasakan secara langsung karena Joko saja lulus karena keterpaksaan pihak sekolah, tidak mendapatkan beasiswa kuliah di universitas manapun karena perilakunya selama di sekolah yang sangat menjengkelkan.
Sekarang tersisa lah Wahyu, Joko, dan Denny mereka belum mendapatkan universitas manapun karena belum mendaftar. Malam hari pun tiba Wahyu dan Joko main dirumah Denny yang kebetulan ada acara syukuran karena kelulusan Denny yang rata-rata nilainya bagus dalam beberapa aspek, acara sangat berjalan dengan lancar dan sangat hikmat suasananya. Setelah acara syukuran selesai dan para tamu sudah pulang hanya tersisa pak RT, Wahyu dan Joko di situlah orang tua Denny berbicara untuk bagaimana kelanjutannya setelah lulus SMA ini.
Bapak Denny berkata “sekarang kan kamu sudah lulus sma nak, bagaimana kalau kamu ikut dengan om mu di Jakarta untuk kuliah dan juga sambil bantu-bantu dia untuk berdagang di tokonya lumayan juga toh kamu juga akan dikasih uang tiap bulan sama om sebesar 500 ribu dan kamu tinggal di rumahnya. Ya ini sih pendapat bapak saja anak kalau kamu mau langsung kuliah juga tidak apa bapak sanggup membayarnya dari hasil jual tanah kita di Surabaya sana.”
Ibu Denny melanjutkan omongan suaminya “betul opo yang dikatakan bapak mu kan lumayan juga kalau kamu kuliah sambil menghasilkan uang ya bukannya ibu sama bapak gak sanggup membiasakan uang kuliah kamu tetapi supaya kamu bisa menabung dan belajar hidup mandiri agar bisa mengatur keuangan sendiri.”
“Wahhh sepertinya boleh juga itu bu, pak supaya aku bisa terbebas dari zona nyaman saat ini dan mencoba hidup mandiri dikota. Memangnya berangkat kapan pak?” Denny langsung menjawab pernyataan kedua orangtuanya dengan senang “Baguslah kalau kamu mau nak, bapak dan ibu sudah konfirmasi dan bilang ke kamu jadi kamu berangkat besok saja agar lebih cepat ya dan tidak menunda waktu. Untuk urusan pendaftaran kuliah dan uang kuliah bapak akan beri kepada om dan tantemu disana agar mereka semua yang urus.”
“Alhamdulillah” pak RT, Wahyu dan juga Denny turut mengucapkan senang.
Keesokan hari Setelah semalam orang tua Denny sudah berbicara kepada anaknya dan juga sudah konfirmasi kepada om Denny maka bapak dan ibunya langsung menyuruh Denny berangkat hari ini. Mobil travel sudah menunggu didepan gang rumah Denny dan dia siap masuk ke dalam mobil dengan perasaan campur aduk dimana ia senang, terharu sekaligus sedih karena akan meninggalkan orang tua, sahabat dan teman mainnya. Wahyu dan Joko terharu dan menangis karena mereka berdua akan ditinggalkan sahabatnya itu mereka tahu mereka tinggal berdua karena yang lainnya sudah memiliki jalannya masing-masing.
“Kalau nanti sudah sukses jangan lupa mampir kesini lagi ya, jangan lupakan kami berdua.” Mereka berdua berbicara dengan Denny sambil tersedu-sedu. Ya tapi mau bagaimana lagi namanya sudah takdir dan ada jalannya masing-masing semua takdir dan kesuksesan kan sudah diatur oleh yang Mahakuasa kita sebagai manusia tinggal menjalankan perintahnya saja. Akhirnya setelah menangis dan berpamitan dengan beberapa keluarga, teman, kedua orangtua dan 2 sahabatnya itu Denny pun berangkat Wahyu dan Joko tak kuasa menahan air mata sehingga mereka berdua menangis sampai malam dan juga mengingat kondisi mereka sekarang yang harus bagaimana ke depannya. Joko yang sekarang hanya hidup sebatang kara berpikir untuk menyerah dan hidup begitu-begitu saja tetapi serontak ia mengingat suatu kalimat dari seorang hakim saat ia dan almarhumah neneknya menonton acara talk show dimana seorang hakim itu berkata “Jangan menyerah, kebahagiaan akan selalu hadir setelah lelahmu” setelah ia mengingat kata-kata motivasi tersebut ia menyadari perbuatannya selama ini tidak benar dan ia pun bangkit dari tempat tidur dan bergegas kerumah Wahyu dimana Wahyu serah tidur lalu ia membangunkannya dan ingin ngomong sesuatu.
“Cok bangun lahh aku ingin bicara sebentar.” Joko sangat bersemangat “Duhh ada apa sih ganggu orang tidur saja.” Wahyu membalas dengan suara lemas “Semua sahabat kita kan sudah sukses dan sudah merantau ke luar negeri dan luar kota, tinggal kita berdua yang memiliki kondisi ekonomi seperti ini. Gue punya ide supaya kita bisa sukses secara perlahan tapi gue yakin hasilnya akan pasti. Lu kan pintar bahasa Inggris sama dengan gue apa tidak sebaliknya kalau kita membuka semacam tempat les atau melamar sebagai guru bahasa Inggris disekolah sd/organisasi apa begitu.” Joko menjelaskan dengan semangat dan detail. “Wahhh ide yang bagus sekali tapi bagaimana caranya duit saja kita tidak punya.” Wahyu bersemangat tapi sekaligus bertanya bagaimana cara membuka tempat les karena modal tidak ada. “Lu tenang saja ternyata gue ada uang simpanan dari nenek sebesar 4,5 juta lu pakai uangnya untuk buka tempat les karena anak-anak disini tertarik dengan bahasa Inggris gue jamin pasti laku dan akan berjaya kok. Nah uang itu lu pakai buat usaha tersebut dan gue yang akan melamar disuatu organisasi kan lumayan banget cok hasilnya.” “Hmm bagus juga ide lu gak salah sih gua sahabat an sama lo”. Wahyu memuji ide Joko.
Lalu 2 hari kemudian Joko memberikan uang tersebut kepada Wahyu sekaligus ia membawa lembar lamaran untuk organisasi yang mau dia daftarkan. Mereka pun melakukan halnya masing-masing mencoba-coba. Joko telah selesai interview dengan pihak organisasi tersebut dan tanpa banyak basa-basi setelah melihat keseluruhan nilai bahasa Inggris Joko pihak tersebut langsung menerima ia ditawarkan dengan gaji yang lumayan baginya. Wahyu pun ikut senang dan Joko bertanya kepada Wahyu “kira-kira tempat les kita akan selesai berapa lama ya? Ya bangunannya sih tidak jelek banget yang perlu merapikan atap, cat dinding serta membeli furnitur lain supaya tempat tersebut kelihatan bagus dan tidak kumuh.” “Gak akan lama sih paling dua atau tiga minggu saja, untuk beberapa barang sudah gue pesen kok jadi lu tenang saja tinggal terima beres”
Cerpen Karangan: Gerardus Ragha Putra Situmorang / SMP Tarakanita 1 Jakarta Instagram: cocowatermelon_pass