“Ngomong-ngomong lu ngapain ada disini Jok?” “Ohh iyo tempat les ini punya gue. Gue dan Wahyu yang buka tempat les yang awalnya sepi sekarang jadi ramai, alhamdulillah hasilnya mencukupi banget yang awalnya hanya dengan uang pas-pas an kami nekat aja sih buka ini eh Taunya berhasil sampai detik ini. Gue disini juga dibantu sama sepupu gue dari Tegal Namanya Rio” Joko menjelaskan dengan semangat. “Ya ampun hebat banget kalian Jok, tuhkan bener apa yang gue bilang dulu jika lu mau berusaha pasti bisa.” Maria senang mendengar berita baik itu.
“Sekarang Wahyu dimana Jok kok dari tadi gue keliling blok ini gak lihat dia di jalan ataupun bersama lu? apa dia sudah pindah?. “Oh ya gue lupa cerita si Wahyu sekarang sudah pindah dan menetap di Amerika.” Joko menceritakannya sambil nangis sekaligus terharu. “Lah dia sudah pindah ke Amerika? hebat sekali dia, bagimana bisa Jok? Maria tercengang. “Yo, dia disana sudah lumayan lama. Cerita gue bergabung dalam organisasi lalu pihak organisasi yang gue jalani memberikan gue hadiah berupa tiket menuju Amerika Serikat untuk mengajar, kuliah disana tapi gue sadar kalau gue gak pantes karena masalah ekonomi juga pada saat itu akhirnya gue putusin buat kasih hadiah itu ke Wahyu deh. Sebenernya gue sedih, kecewa, sebel karena itu impian gue sejak dulu tetapi bukan gue yang mendapatkan hal tersebut tapi malah si Wahyu ya gue waktu itu ada perasaan nyesel sih kenapa gue kasih ke orang lain tapi setelah gue piker-pikir tidak apalah memberikan kepada sahabat sendiri karena di sahabat gue yang masih tersisa di kampung ini pada waktu itu. Gue juga nangis gak berhenti, kecewa dengan diri sendiri dan inga tapa yang gue perbuat dahulu dan sekarang gue menyesal atas perbuatan dulu andaikan waktu bisa diputar Kembali gue akan jalani dengan tulus sepenuh hati.” Joko menjelaskan sambil meneteskan air mata sambil mengelap dengan tisu.
“Jangan menyesali perbuatan yang lu lakukan dulu, yang dulu sudah biarkanlah lagi pula lu kan sudah berubah drastis tetap pertahankan itu. Gue tau itu impian sejak dulu tapi lu rela memberikan impian lu itu kepada sahabat lu sendiri Jok, gue salut sama lu gue salut punya sahabat seperti lu dan dari dulu gue gak pernah menyesal sahabatan sama lu. Terus berusaha sekeras mungkin ya supaya impian itu bisa terlealisirkan jangan pedulikan seberapa lama impian itu akan tercapaikan tetapi pedulikan lah usaha, daya juang, semangat dan kerja keras lu dulu jangan pernah melihat ke belakangan lagi sekarang fokuslah melihat kedepan kea rah masa depan kita, apa yang kita laukan dulu anggap saja seperti sampah yang harus dibuang. Ingatlah Brian Dyson pernah berkata “Don’t give up when you still have something to give. Nothing is really over until the moment you stop trying” yang berarti “Janganlah pernah menyerah ketika kamu masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai kamu berhenti mencoba.” Maria memberikan nasihat panjang lebar untuk membangkitkan semangat, daya juang, serta kerja keras lebih untuk sahabatnya Joko. Dan tiba saatnya Maria untuk Kembali ke Jakarta bersama ayahnya mereka pergi ke Yogyakarta hanya untuk melihat villa-villa milik keluarganya dan sengaja mampir ke kampung tersebut untuk bernostalgia.
Beberapa bulan kemudian… Maria sahabat kecil Joko datang Kembali ke kampung tersebut untuk bertemu Joko lagi dan ingin memberikan hadiah kepada Joko. Ia ingin mengobrol empat mata dengan Joko mengenai apa yang mau ia berikan.
“Eh lu mampir lagi setelah beberapa bulan gak mampir, pasti sedang sibuk kerja keluar kota terus ya?” “Iya maaf banget ya, gue main kesini tidak bisa sering-sering atau dalam jangka waktu yang berdekatan karena guenya sibuk.” Maria menjelaskan bahwa dirinya sibuk dan tak bisa sering main ke kampung itu. Joko mengahargai Maria ia tau bahwa Maria orang yang sibuk sekarang ia memaklumkan hal tersebut kok.
“Gak apa kok, oh ya ada apa yang datang sore hari kesini?” Joko kebingungan maksud Maria mendatangi nya. “Gue mau kasih hadiah ke lu, gue tau ini impian lu banget kan? maka dari itu gue mau kasih tiket gratis buat lu untuk menuju ke Amerika juga sama dengan Wahyu jadi lu bisa menyusuli nya.” “Hah maksudnya gimana? ini serius atau Cuma akal-akalan lu aja Mar? Joko melongo kebingungan. “Iyo gue serius emang muka gue kelihatan bercanda atau ingin mencoba membohongi lu? jadi gini gue dapat hadiah dari company gue berupa tiket gratis menuju Amerika dan bisa pilih untuk tinggal, kerja, atau sekedar liburan disana awalnya gue kesana ingin melanjutkan kuliah S2 tapi setelah gue piker-pikir lagi gue merasa cukuplah denga napa yang gue dapatkan selama ini. Maka dari itu karena gue tau ini impian lu sedar dulu dulu banget maka gue kasih tiket gratis ini ke lu aja ya supaya lu bisa lanjutin impian lu disana dan gue gak akan nyesel kasih kesempatan ini ke lu karena lu sahabat gue sendiri.” Maria menjelaskan alasannya memberikan hadiah tersebut kepada Joko.
“Ya ampun lu serius kah Mar, gue gak nyangka akan mendapatkan dan mengejar impian gue, dan gue gak nyangka juga kalau lu mau memberikan hadiah yang semestinya milik lu diberikan ke gue. Gue sangat berterimakasih banget awalnya gue kira bercandaan.” Joko sangat kegirangan yang awalnya dikiran bercandaan ternyata beneran. “Owh ya gak cuma itu aja gue pribadi ingin memberi lu uang sebesar 25 juta untuk lu yang terserah mau lu pakai untuk kehidupan disana atau mau lu tabung dan maaf banget gue gak bisa kasih uang banyak-banyak gue membantu sebisa gue saja ya” “Ini udah banyak banget Mar menurut gue, makasih banyak sekali lagi ya gue terharu.” Joko mengucapkan terimakasih sambil terharu dan menangis karena ia bisa mengejar impiannya dan bisa berangkat keluar negeri karena itulah yang dicita-citakannya.
Akhirnya setelah menunggu sekitar satu bulan Joko bisa berangkat ke Amerika selama di perjalanan ia menangis terharu dan sambil melihat foto neneknya dan berkata dalam hati “nek, sekarang aku bisa mewujudkan impian aku sedar kecil, aku bisa berangkat keluar negeri untuk pertama kalinya. Berkat Maria juga sahabat kecilku dulu pasti nenek masih mengingatnya kan? dia beri aku hadiah tiket gratis dan uang nek dan gak lupa juga berkat doa nenek selama masih hidup dan doa nenek yang masih menaungiku dari alam sana. Maaf ya nek baru bisa membanggakan nenek setelah nenek tiada, aku sangat menyesal nek dengan perbuatanku dulu sampai bisa-bisanya dulu melawan nenek sampai tidak pulang 2 hari karena sebal dengan nenek tapi nenek gak pernah membalasnya dengan omongan, marahan hanya terdiam diri saja menahan rasa sakit-sakitan juga. Aku janji tidak akan membuat malu dan membuat nama keluarga kita dijelek-jelekan orang lain.” Joko menangis dipesawat sampai matanya merah ia ingin mengeluarkan suara tetapi malu dengan penumpang lain.
Dan setelah melewati 20 jam-an ia sampailah di New York, Amerika Serikat tempat yang sangat ia impikan akhirnya terwujudkan. Kita boleh saja bermimpi apa yang kita inginkan untuk masa depan kita, kita boleh saja menghayal lebih dalam keinginan yang kita mau, boleh juga bermimpi karena hal tersebut gratis dimulai dengan bermimpi setinggi mungkin kalau tidak adanya tindakan atau usaha yang kita coba lakukan setinggi apapun mimpimu akan terjatuh mengenai tanah, jika tidak ada percobaan sama saja mimpimu hanyalah seukuran biji kacang hijau yang sangat kecil dan kita akan susah untuk meraihnya. Jika hidup ini sebuah permainan, mainkanlah. Jika hidup ini adalah mimpi, maka wujudkanlah. Jadikan setiap momen berharga dalam hidup kita.
Cerpen Karangan: Gerardus Ragha Putra Situmorang / SMP Tarakanita 1 Jakarta Instagram: cocowatermelon_pass