Ana sedang memandikan kucingnya, ketika Ayah dan Ibunya datang dari luar kota.
“Ana! Sedang apa kau?” seru Ayahnya ketika turun dari mobil pengantar yang disewanya dari stasiun. Sontak Ana kaget dengan panggilan itu. “Oh rupanya Ayah dan Ibu sudah datang. Kenapa tidak mengabari dulu ya? Ada apa?” gerutu Ana dalam hati. “Aku sedang memandikan Milo, Yah!” teriak Ana dari halaman belakang rumahnya.
Setelah selesai memandikan dan mengeringkan Milo, Ana segera menghampiri Ayah dan Ibunya yang sedang sibuk beres-beres di kamar mereka untuk bersalaman dan ditemani Milo.
“Kenapa Ayah dan Ibu tida mengabari dahulu jika akan pulang?” tanya Ana penasaran. “Kebetulan kepulangan Ayah dijadwalkan mendadak, sehingga Ayah terburu-buru dan tidak sempat mengabarimu.” Jawab Ayah menjelaskan secara rinci.
“Baiklah. Bolehkah Aku main dengan Kamila bersama Milo?” tanya Ana meminta izin untuk bermain dengan sahabatnya sejak kecil. “Boleh tapi jangan lama-lama, sebentar lagi mau malam” ucap Ibu mengizinkan Ana bermain.
Setelah mendengar itu, Ana langsung berlari ke rumah sebelah tanpa mengucapkan sepatah kata diikuti oleh Milo yang terus mengeong tak sabar bertemu kucing milik Kamila.
Saat hampir adzan Maghrib berkumandang, Ana begegas untuk pulang. Terlihar raut wajah Ana yang sedih karena terpaksa bermain. “Maukah kau ikut makam malam bersama keluargaku nanti malam?” ajak Kamila sebelum Ana pergi. “MAU!!!” jawab Ana kegirangan.
“Assalamu’alaikum” salam Ana sebelum memasuki rumah. “Wa’alaikumsalam” jawab Ibu, Ayah, dan pengasuh Ana yang sedang berada di ruang tamu. “Yah, Bu, bolehkah malam ini Ana ikut makan malam bersama keluarga Kamila?” tanya Ana dengan semangat. “Boleh tapi Ayah dan Ibu akan makan malam diluar sebentar lagi. Apa Ana tidak ingin ikut?” jawab Ayah membuat Ana kebingungan. “Eeemmm….. Aku ingin ikut makan malam diluar, tapi tidak baik untuk menolak tawaran orang lain.” Ana sudah membulatkan keputusannya. “Wah! Pintar sekali anak Ayah ini. Baiklah kalau begitu semoga bersenang-senang!” Ayah kagum dengan jawaban Ana.
Sebelum pukul tujuh malam, Ana segera Ana berangkat ke rumah Kamila agar tidak terlambat saat makan malam dimulai.
Sesampainya disana Ana langsung dipersilahkan menuju meja makan. Saat makan malam, siapa sangka malam yang menynangkan itu, terdapat berita sedih yang didengar Ana di meja makan.
“Setelah lulus dari SD aku akan melanjutkan pendidikan di pondok pesantren.” ucap kamila mengejutkan Ana. “Itu artinya, kita gak bisa selalu bareng lagi dong” “Ya” jawab Kamila singkat “Tapi kenapa kamu harus ke pondok pesantren?” “Aku ingin mendalami ilmu agama disana” “Baiklah kalau itu maumu. Aku akan mendukungmu” ucap Ana sembari berusaha mengikhlaskan kepergian Kamila. “Terimakasih…. Jangan khawatir, setiap liburan nanti kita bisa bertemu dan bermain lagi” Kamila mecoba untuk menenangkan Ana. “Janji?” “Iya, janji”
Mereka kemudiam melanjutkan makan malam. Tak lama seterah makan malam selesai, Ana segera pulang ke rumahnya dan belajar hingga ketiduran.
Tepat setelah beberapa bulan Ana dan sahabatnya lulus dari SD, mereka berpisah untuk menjalani pilihan mereka masing-masing. Dan setiap Kamila pulang ke rumahnya, dia selalu menepati janjinya untuk meluangkan waktu bersama Ana.
TAMAT
Cerpen Karangan: Hyxxu IG : simplyhayyu