Hari ini adalah awal masuk sekolah. Rasanya senang sekali karena aku sudah naik ke kelas 9. Setiap naik kelas, maka murid-muridnya akan diacak, bisa dikatakan bahwa aku akan mendapatkan teman yang berbeda dari kelas 8, meskipun begitu, akan ada beberapa murid kelas 8 yang saat itu sekelas denganku bisa saja sekelas denganku lagi di kelas 9.
Bel tanda masuk berbunyi. Saat di kelas banyak sekali murid-murid yang belum kukenal dan beberapa yang sudah kukenal. Di kelas, Bu Guru mempersilahkan kita untuk memperkenalkan diri satu per satu. Setelah selesai memperkenalkan diri, para guru dipanggil pak kepala sekolah untuk mengikuti rapat. Karena hal itu lah, aku dan murid-murid di kelasku mengambil kesempatan itu untuk berbincang-bincang dan mengenal satu sama lain. Tetapi, ada satu murid di kelasku yang tidak mau bergabung untuk berbincang-bincang.
Aku pun mendatangi murid itu dan mulai mengajaknya berbicara, murid itu bernama Zela.
“Zela, kenapa kamu tidak ikut berbincang-bincang dengan yang lain?” Tanya ku kepada Zela Tetapi anehnya, Zela malah menjauh dariku, dia tidak menjawab pertanyaanku. Apakah dia tidak suka kalau diajak berbicara?
Keesokan harinya, aku mengajak Zela untuk berbicara denganku lagi. “Zela, maukah kamu menjadi temanku, dan bisa kah kita saling mengenal satu sama lain?”
Lagi-lagi Zela malah menjauh dan tidak menjawab pertanyaanku. Berulang kali aku mengajaknya berbicara, Zela selalu saja menjauh.
Saat pulang sekolah, aku melihat Zela yang sedang berbicara dengan kakak SMA. Sepertinya, itu kakaknya Zela. Aku berniat untuk berbicara dengan kakaknya Zela besok, aku ingin sekali menanyakan hal-hal tentang Zela.
Keesokan harinya saat pulang sekolah, aku menghampiri kakaknya Zela yang sedang berdiri di gerbang menunggu Zela, karena Zela belum keluar kelas.
“Permisi kak, apakah kakak ini kakaknya Zela?” “Iya benar, ada apa ya?” Jawab kakak nya Zela “Saya ingin bertanya kak, apakah Zela tidak suka diajak berbicara, soalnya saat saya mengajak Zela berbicara dia malah menjauh?” “Oh benarkah? Sebenarnya Zela itu sangat suka diajak berbicara, Hanya saja dia malu. Zela tidak berani berbicara dengan orang-orang baru, itu sebabnya dia menjauh.”
“Lalu, cara agar Zela tidak menjauh saat diajak berbicara seperti apa kak?” “Disaat Zela menjauh, coba kamu ikutin dia deh, Pasti dia akan bertanya mengapa kamu mengikutinya terus, Hahaha.” Jawab kakaknya Zela sambil tertawa sedikit. “Oh gitu ya kak, oke kak akan kucoba”
Keesokan harinya, aku mencoba mengajak Zela untuk berbicara lagi. Zela pun menjauh, aku langsung mengikuti Zela yang sedang menjauh dariku. Saat aku terus mengikutinya, tiba-tiba Zela berhenti.
“Mengapa kamu terus mengikutiku?” Tanya Zela “Aku hanya ingin berbicara denganmu, apakah tidak boleh?” Jawab ku “Ya, boleh-boleh aja sih.” Jawab Zela yang sedikit malu
Ternyata yang dikatakan kakaknya Zela benar. Zela akan bertanya ketika aku mengikutinya terus, Hahaha.
Karena Zela sudah mulai berani berbicara, aku pun mulai menanyakan hal-hal mengenai dia. Aku dan Zela akhirnya mengenal satu sama lain, bahkan Aku dan Zela akhirnya menjadi sahabat. Selain berani berbicara denganku, Zela juga berani berbicara dengan teman-teman di kelas. Zela sangat seru jika diajak berbicara. Aku sangat senang sekali karena sudah mengenalnya.
Cerpen Karangan: Anjeli Sabarni Blog: Anjelisabarni.blogspot.com