Keajaiban itu, berawal saat mahasiswa baru yang bernama Tira menginjakkan kakinya di sebuah kampus tersohor. Yaitu institut teknologi bandung, dengan tekad yang kuat untuk menuntut ilmu di kampus tersebut. Ia mulai membuat jejak-jejak mimpinya. Setelah disambut dengan hangat di kampus tersebut, ia mulai menuliskan mimpi-mimpinya pada dua lembar kertas dan ia tempelkan pada dinding kamar kostnya. Pada suatu ketika ada teman-teman Tira yang berkunjung ke kostnya dan mereka melihat dua lembar kertas yang tertempel dinding kostnya tersebut mereka membaca isi dari dari dua lembar kertas tersebut yang berisikan impian-impian yang dituliskan oleh Tira. Setelah itu teman-teman Tira pun berkata padanya “hahaha, sudahlah Tir… itu kan cuman hayalan kamu aja”, ujar teman-teman Tira dengan ekspresi menyindirnya. Lalu Tira menjawabnya dengan santai “gak apa-apa kok sob siapa tau suatu hari nanti jadi kenyataan”, lalu teman-teman Tira tersadar akan semangat yang besar dari Tira mereka pun memberikan dukungan untuk Tira dan berkata “oke deh Tir semoga aja impianmu itu bukan jadi pajangan belaka”, “oke sob, terima kasih atas dukungan kalian” sahut Tira. Selain teman-teman yang mendukung Tira banyak juga teman-teman yang mencemooh bahkan mencaci makinya. Namun ia tak perduli akan hal itu. Ia tetap bersemangat menggapai impian-impiannya dan berkata dalam hatinya “mimpi itu tidak dapat digapai jika bukan kita sendiri yang membangunkannya”. Kata-kata itulah yang menjadi semangat hidup Tira untuk menggapai mimpi serta harapannya.
anpa ia sadari setelah beberapa tahun Tira menyimpan dua lembar kertas tersebut, hanyalah menjadi sebuah coretan. Mengapa menjadi hanya menjadi coretan? karena ia telah menggapai satu persatu harapan serta impian yang telah ia tuliskan pada dua lembar kertas tersebut yang kini menjadi usang serta banyak coretan yang telah ia goreskan pada kertas tersebut.
Ada satu impian yang tertulis pada dua lembar kertas tersebut yang dapat membuat Tira terkesan dan sangat membekas dalam benaknya, yaitu di saat ia berhasil menggapai impiannya untuk melanjutkan S3 ke Negeri Sakura (Jepang). Ia sekarang telah menjadi seorang doktor muda pertama kali di Jepang dan di Negaranya sendiri Indonesia.
Setelah berpulang ke Indonesia banyak orang mengira bahwa ia adalah anak orang kaya, nilai-nilai ujiannya selalu sempurna dan ia selalu mendapatkan IP 4, Lalu Ia dengan tegas menjawab “Tidak!”. Dia Berkata “saya adalah anak orang biasa bahkan hampir tidak apa-apa, ujian saya pun juga ada mendapatkan nilai C bahkan juga ada mendapat nilai D, IP saya pun juga pernah mendapat 2,7 saja”. Dan mungkin satu kalimat ini dapat menginspirasi kalian atau bahkan semua orang “Beranilah bermimpi karena, jika kita berani bermimpi matahari yang sangat panas itu dapat kita genggam”. Ujar Tira, orang-orang yang mendengarkan perkataannya tersebut menjadi kagum serta takjub atas prestasi serta tekadnya yang begitu kuat.
Tira berharap bahwa kelak dirinya mampu memotivasi bahkan menginspirasi banyak orang untuk mengikuti jejak-jejak mimpinya dalam melakukan hal-hal yang mungkin kita sendiri tidak akan dapat mengukurnya.
Cerpen Karangan: Abdus Salim Facebook: https://www.facebook.com/arigatouu “Bermimpi dan berusahalah, karena mimpi itu seperti penerang semangat bagi orang yang berusaha”.