Awalnya saya ikut lomba matematika, karena saya iseng ikut-ikutan teman saya yang bernama Rendra. Waktu itu pas saya kelas dua SMA. Saya ikut dan ternyata soalnya tidak mudah. Caranya sangat tidak biasa, kalau dihitung dengan kalkulator, hasilnya bisa dipastikan error. Tapi hal itu yang menarik minat saya untuk mengikuti lomba matematika, karena saya suka menghitung.
Ketika diseleksi, saya berhasil lulus. Karena hanya tiga orang yang dipilih mewakili sekolah, dengan tidak membayar (alias gratis, hehe..). Saya senang sekali, seperti tidak percaya bisa lolos seleksi.
Kemudian lomba dimulai jam delapan pagi, tempatnya di sekolah saya. Ketika saya sampai di sekolah sekitar jam tujuh pagi. Saya melihat ada beberapa mobil khusus untuk lomba, waktu itu yang saya lihat SMA 63 dan SMA 47.
Awalnya agak deg-degan sekali, betul saja, ketika saya masuk. Semuanya pada ngeliatin saya seperti orang asing. Semua yang lagi belajar melihat saya dengan tatapan curiga. Tapi saya tetap tenang, waktu itu yang lihat saya adalah anak yang mewakili sekolah mereka masing-masing, lomba matematika ini khusus DKI Jakarta, jadi bisa ditebak sekolah SMA mana saja yang berada di jakarta.
Saya belajar dulu bersama teman saya di masjid sekolah. Kemudian mengerjakan soal-soal matematika yang menarik. Pengawasnya pak pais, guru matematika saya kelas satu SMA. Alhamdulillah soalnya bisa saya kerjakan dengan baik, meski gak masuk ke babak finalis, hehe..
Ketika saya kelas tiga SMA, atau lebih tepatnya sekarang. Saya ikut lagi lomba tersebut, soalnya dapet sertifikat, sertifikatnya bagus dan menarik, membuat saya ingin ikut lagi. Mana yang ikut lombanya itu-itu aja, saya, Rendra sama Aryo, sama persis ketika kelas dua SMA. Tapi kali ini lombanya di SMA 47. Mungkin pada gak suka matematika, padahal menurut saya matematika menarik dan tidak membosankan.
Pagi-pagi sekali, saya menunggu teman saya di tempat makan. Kemudian Rendra datang, saya dan Rendra makan bubur dulu sebelum berangkat ke SMA 47. Makan bubur minumnya teh hangat, bukan teh botol lho. Saya naik angkot, kemudian naik metro mini. Selanjutnya jalan kaki menuju SMA 47. Di depan pagar sekolah, ada Aryo.
Kemudian bersama-sama masuk ke sma 47, di tempat parkirnya ada lapangan, di dalam sekolahnya juga ada dua lapangan, pokoknya luas banget. Masjidnya bagus, arsitekturnya menarik. Sekolahnya bersih dan nyaman. Abis itu masuk ke dalam kelas, kelasnya bersih, lalu mulai lomba. Agak sedikit terhambat, mungkin karena ada SMA yang tidak datang. Padahal sudah dilakukan di dua sekolah, yaitu di SMA 47 dan SMA 3.
Ketika sudah selesai lomba, saya sama Rendra jalan-jalan, melihat pemandangan yang indah. Kemudian naik angkot, keluar menuju seskoal. Abis itu jalan kaki, sampai pegel, soalnya macet banget. Ini merupakan pengalaman berharga yang tidak mungkin terlupakan.
Cerpen Karangan: Aldi Rahman Untoro Blog: http://aldirahmanuntoro.blogspot.com