Kabut putih masih menyelimuti pagi buta yang dingin. Udara yang dingin dan titik-titik embun di atas lembaran daun serasa makin membangkitkan suasana pagi ini. Tampak jauh terlihat seorang ibu sibuk mengeluarkan barang dagangannya dan ditaruhnya di atas dudukan goncengan sepeda ontel di bawanya. Ibu itu bergegas mengayuh sepeda tuanya. Wajahnya terlihat tua dan raut wajah yang agak keras. Ia berbaju dan berkerudung sederhana serta dagangannya berupa alat jahit dan daun pisang. Langkahnya pun makin cepat menuju pasar yang kumuh. Berderet lapak–lapak berbagai macam dagangan disana. Disana mereka saling berkompetisi mencari pembeli dagaangan mereka. Sama seperti ibu tua itu.
Siang itu ibu tua itu pulang ke rumah. terlihat daganganya habis dan tubuh tuanya langsung ia baringkan di atas serambi yang tua. Baru saja tubuh tuanya berbaring, terdengar ketukan pintu diketuk. Mungkin itu ananda anak kedua dari ibu tua tersebut. Wajah ananda terlihat lelah dan tas dibawanya langsung ia geletakkan begitu saja di kursi tua di kamarnya. Ibu tua itu berbisik kepada ananda. “maaf nak kamu beli dulu beras dan telur di warung, nanti ibu masak” sambil memberikan uangnya pada ananda.
Ananda langsung bergegas ke warung bu jamila. Dari kamar anak laki-lakinya terlihat ia terburu–buru sambil membawa hpnya. Dibentaklah anak lakinya namanya yoni. “mau kemana kamu?”ucap ibunya. “apa lagi si bu aaakuuu hanya ingin menemui teman sebentar” jawab yoni. “gak ada ketemuan cepat masuk dan belajar” bentak ibunya dengan nada keras. Memang ibunya adalah orangtua yang keras dan disiplin dia tak mau anaknya hidupnya nanti sama seperti kehidupan yang mereka jalani selama ini. Kemiskinan dan kesusahan ini. Ia berharap cita-cita anak-anak mereka dapat terwujud setelah apa yang mereka usahakan selama ini.
Suatu hari ibunya mengajak ananda mengambil daun pisang di kebun pak sukir. mereka membelinya dengan harga yang telah dijanjikan. Setelah mengambil daun ananda bertanya pada ibunya “bu kenapa sih ibu capek–capek berdagang pagi buta, jadi buruh cuci, membeli daun pisang panas-panas gini padahal hasilnya sedikit?”. Kemudian ibunya menjawab dengan senyum “ini untuk kehidupan kita.” ananda hanya terdiam. ‘Apa arti untuk kehidupan kita sudah tahu dari dulu ibu dan bapak kerja gak pernah dapat mencukupi kebutuhan kita. Apa tuhan tidak sayang kita? Dan apa ibu dan bapak menyembunyikan uang hasil kerja mereka untuk kepentingan sendiri’ fikirnya ananda pada orangtuanya. Dihapusnya rasa curiganya dan bergegas pergi dari kebun bersama ibunya.
Setiap hari ibunya bekerja keras buat keluarganya tanpa lelah. Selalu begini nasib keluarga kecil yang miskin ini. Tiap hari, bulan dan tahun kehidupan mereka sama. Sampai ananda beranjak remaja dan yoni baru lulus smk kehidupan mereka semakin susah. Apa lagi ananda sekarang sudah masuk smp negeri kebutuhan kegiatan sekolah semakin meningkat. Sebulan saja mengikuti kegiatan sekolah telah menghabiskan uang yang cukup banyak. Apalagi uang gedung yang jumahnya sangat tinggi biayanya. Sedangkan yoni masih mencari pekerjaan di kota-kota besar. Walaupun lulusan smk ia ingin sekali mencari pekerjaan yang lebih layak buatnya.
Di masa pubertas masa-masanya ananda bermain bersama teman-teman sepermainya. Namanya anak remaja keinginan untuk saling menunjukan jati diri mereka dan bersosialisasi. Apalagi anak remaja sekarang selalu mengikuti tren dunia. Jika ada temannya yang beli ipad, baju atau dan lain lain. maka yang lain akan mengikutinya. Begitu juga dengan ananda ia ingin mengikuti tren temannya yang ingin nonton artis idolanya dan beli baju yang lagi naik daun kini. Tapi keingginan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan keluarga ia terpaksa harus membantu bekerja keras walau harus meninggalkan keinginannya untuk mengikuti tren teman-temannya. Ia sudah lama menabung di celengan ayamnya dengan mengisi waktunya dengan mencari ikan di sungai. tak jarang teman-temannya mengejeknya “nda nda memang cocok banget untuk mu anak kumuh dan kotor berteman dengan ikan–ikan lele yang kotor juga… iya gak friend’s… gadis miskin” ejek suri dan teman–temannya. Tapi ananda tak menghiraukannya.
Suatu hari ananda berangkat sekolah jalan kaki. Terkadang memang berangkat naik ontel tapi hari ini ontelnya lagi dipakai ibunya jualan ke pasar. Dulu memang ibunya sering dibonceng oleh bapak ke pasar saat itu bapaknya ngojek. Tapi motor yang dipakai bapak bukan miliknya melaikan milik tetanganya yang ia sewa dengan harga yang lumayan murah. Tapi bapak yang makin tua membuat bapak sakit-sakitan dan matanya mulai rabun. Sehingga sekarang bapak membantu ibu berjualan kue dan daun pisang di pasar.
Tiga tahun kemudian… Saat ini ananda sudah masuk sma negeri di tempatnya tingalnya. usaha belajarnya dan tidak pantang menyerah meraih kesuksesan di smpnya akhirnya berbuah hasil dengan prestasi yang gemilang kini ia mencantumkan prestasinya kembali di sman sebagai siswa yang ungul dan beprestasi. Apalagi sekarang ia menjadi ketua osis dan pengikut aktif kegiatan di sekolahnya. Meskipun dia meraih prestasi yang gemilang ia tidak lupa dengan teman–teman serta seseorang yang paling berjasa dalam prestasinya kini kalau bukan guru–guru yang sabar mengajarinya ilmu pengetahuan dan dua orangtua nya selalu berusaha dan mendoakannya dalam meraih cita-citanya kini.
Tiga tahun berjalan kini ananda akan segera lulus sman. Sekarang ia sedang menghadapi ujian sekolah. Ia belajar dengan keras untuk mendapat kan nilai UN yang bagus. Sudah jauh–jauh hari ananda menyiapkan diri untuk menghadapi UN dengan belajar dengan keras dan mempelajari apa yang sudah diterangkan guru dengan baik sehingga ia tidak kaget saat menghadapi soal UN.
Setelah melalui UN kini detik-detik pengumuman kelulusan. Hatinya campur aduk ia takut tidak lulus tapi karena keyakinan yang kuat ia akan berhasil “Bismillah aku yakin aku berhasil” itu yang selalu ia ucapkan ia yakin jika kita berusaha dengan baik dan selalu berdoa pada allah pasti hasil yang baik akan kita raih.
Akhirnya detik-detik penentuan siapa yang lulus dan tidak lulus dimulai. Bukan main hati ananda begitu gembira akhirnya ia lulus dengan sangat baik dan mendapatkan ranking satu di sekolahnya. semua teman–temannya juga senang mereka lulus dengan baik, Untuk merayakan kelulusan mereka mengadakan syukuran bersama guru-guru dan orangtua mereka.
Beberapa tahun kemudian kehidupan keluarga ananda berubah drastis. Dulunya tak punya apa–apa untuk makan dan kebutuhan sehari–sehari kini telah ia dapatkan. Sekarang ia bekerja sebagai dokter di beberapa kota serta menjadi pengurus suatu organisasi penyalur kereatifitas dan keterampilan bagi seluruh warga yang ingin menyalurkan potensinya disini. Organisasi ini menyalurkan potensi berbagai macam bidang masyarakat yang mendidik dan menguntungkan bagi kebutuhan kehidupan mereka. Apalagi kini ananda telah menikah dengan seorang pria yang bertangungjawab dan cinta keluarga. Namanya abdul farid. Seorang komandan polisi yang disiplin dan bertangung jawab atas tugasnya. Dan kini orangtuanya bahagi kini anaknya sudah menjadi orang yang berhasil. Sedangkan yoni kini menjadi wirawasta yang maju dan mempunyai cabang–cabang produk teh berkualitas. Dan kini mereka berdua telah sangup memberangkatkan kedua orangtuanya ke mekah untuk menjalankan haji dengan khusuk. Keberhasilan mereka tidak akan tercapai kalau bukan berkat allah, teman-teman, guru-guru, serta orang lain dan orangtuanya yang selalu mendoakan mereka agar berhasil.
Cerpen Karangan: Siti Munawaroh Facebook: Khasanah Flower
Tempat/tanggal lahir: mojokerto, 27 desember 1997 e-mail: sitimunawaroh306[-at-]yahoo.mail facebook: khasanah flower