Pada suatu hari ada seorang anak bernama Adi seorang anak yatim yang sangat ingin sekolah tetapi Ibunya yang bekerja sebagai pembantu tidak memiliki biaya untuk sekolah Adi, lalu Adi membeli buku pelajaran di tukang loak, Adi terus membaca buku yang ia baca detik demi detik hari demi hari Adi selalu membawa buku tersebut kemana pun ia pergi.
Pada suatu hari ketika Adi sedang membaca bukunya ada sekelompok pereman yang lari dikejar oleh Satpol PP dan menabrak Adi, ketika Adi berdiri bukunya sudah tidak ada, Adi pun mencari bukunya dan akhirnya Adi menemukan bukunya telah berada di selokan, Adi pun menangis hingga ke rumahnya.
Ketika Adi sampai di rumahnya Ibu Adi bertanya. “Adi kamu kenapa menangis nak?” tanya Ibu. “Tadi ketika Adi sedang membaca buku ada preman yang sedang dikejar satpol PP menabrak Adi hingga Adi terjatuh ketika Adi berdiri buku Adi tidak ada lalu Adi mencarinya ke mana-mana dan akhirnya Adi menemukan buku Adi sudah berada di selokan,” jawab Adi. “Jangan menangis lagi Adi nanti kalau Ibu sudah punya uang Ibu akan membelikan Adi buku yang baru” balas Ibu. “Benarkah itu Ibu?” kata Adi. “ia Ibu tidak mungkin bohong kepada anak Ibu sendiri,” jawab Ibu. “Terima kasih Ibu,” kata Adi.
Keesokan harinya Ibu Adi pergi bekerja selama Ibunya bekerja Adi hanya berdiam diri di rumahnya dan terus berdoa, “mudah-mudahan hari ini Ibu dapat membelikan buku untukku,”
Pada sore hari tetangga datang ke rumah Adi dan berkata kepada Adi bahwa Ibunya wafat ditabrak motor sebelum ditabrak motor Ibu Adi sempat menitipkan buku untuk Adi, Adi pun bersedih karena sekarang ia hidup sendirian.
Setiap harinya Adi terus belajar agar kedua orangtuanya tenang di dalam kuburnya, hingga pada suatu saat ada seorang pemilik sekolah swasta terkenal melihat kegigihan Adi belajar, lalu ia menjadikan Adi anak angkatnya.
Sejak saat itu Adi dapat bersekolah dan selalu mendapatkan ranking satu sekaligus menjadi juara umum di sekolahnya.
Cerpen Karangan: Afdal Yusuf Efi Blog : hidupberbudaya.bogspot.com