Pada sore itu Putri bermain dengan teman temannya di perkampungan yang ia tempati selama bertahun tahun itu. Banyak orang menyebutnya dengan Desa Pusi. Ia bersyukur bisa bertempat tinggal di Desa Pusi karena menurutnya kampungnya itu adalah perkampungan yang sangat bersih, warga warganya pun sangat bertanggung jawab atas kedisiplinan di kampung nya itu.
Setelah lama bermain-main, tiba tiba datanglah seorang wanita cantik berjilbab yang bernama Ibu Siti, itu adalah salah satu tetangga Putri, ia berlarian dan berteriak keras memanggil-manggil Putri. “Putrii.. Putri..” suara keras Bu Siti terdengar di telinga Putri. “ada apa Bu.. sepertinya ibu serius sekali memanggil nama saya.” Jawab Putri “ibu kamu sakit di rumah nak, cepat kamu pulang..” gumam Bu Siti dengan raut wajah panik bercampur sedih.
Setelah mendengar berita tersebut Putri langsung menangis dan berlari secepat mungkin untuk kembali pulang ke rumahnya. Sesampai di rumah langsung saja tanpa basa basi ia membawa Ibunya ke Puskesmas terdekat. Ternyata saat di Puskesmas, Ibu Putri sudah tidak bisa diselamatkan lagi, ya jelas saja karena sudah lama Ibu Putri mempunyai penyakit kanker otak, karena faktor biaya Putri tidak bisa membiayai Ibunya untuk operasi sampai kanker otak stadium 4. Tetapi sekarang Ibunya sudah meninggal, saat itu Putri menangis tanpa henti karena orang yang sangat disayanginya kini telah meninggalkannya untuk selama lamanya.
Semenjak kematian ibunya Putri tinggal bersama ayahnya yang sedang lumpuh itu. Semenjak itu Putri dikeluarkan juga dari sekolahnya karena belum melunasi biaya SPP selama 4 bulan. Kini Putri tidak bisa meneruskan sekolahnya lagi, bahkan dulu saja sebelum ibunya meninggal, ibunya hanyalah penjual gorengan keliling, itu pun masih belum bisa melunasi biaya spp selama 4 bulan. Apalagi sekarang? Ibunya sudah tiada dan bahkan ayahnya pun lumpuh, Siapa yang akan membiayainya sekolahnya?. Ya Allah sungguh malangnya nasib gadis cantik berumur 14 tahun itu. Terpaksa sekarang Putri harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sehari hari, entah ia mau bekerja menjadi apa, mau tak mau ia sekarang bekerja menjadi pengamen. Walaupun penghasilannya tidak begitu banyak tetapi ia tak pernah menyerah akan nasibnya itu. Karena ia tahu itulah rencana Tuhan yang tebaik untuknya. Pagi sampai Siang, diteruskan lagi Siang sampai Sore ia bekerja dan tidak pernah memperdulikan betapa capek tubuhnya.
Matahari mulai terbenam, tetapi ia hanya mendapatkan uang Rp. 15.000,- Ia tetap mensyukuri akan hal itu.. Langsung saja ia bergegas membeli 2 buah nasi bungkus dan 2 buah aqua di warung dekat rumahnya itu untuk makan malam ayahnya dan dia sendiri. Sisa uang yang ia miliki, ia masukkan ke dalam celengan ayam kecil hadiah ulang tahun dari ibunya. Setiap melihat celengan itu ia selalu menangis karena teringat dengan sosok wanita yang sangat disayanginya.
Allaaaahu Akbar.. Allaaahu Akbar Suara adzan maghrib sudah terdengar dari kamar Putri. Langsung saja ia bergegas mandi dan mengambil air wudhu, setelah itu ia berjama’ah bersama ayahnya. Walaupun ayahnya sedang lumpuh tapi tetap masih bisa menyempatkan sholat berjama’ah dengan anak satu satunya yang sangatlah Ia sayangi. Di setiap hembusan nafas Putri, ia selalu berdo’a kepada Allah S.W.T supaya diberikan kesembuhan kepada ayahnya, sekaligus ia ingin Ibunya yang sangat ia sayangi bisa bahagia surga bersama para Nabi dan ia juga memohon supaya ia bisa bersekolah seperti dulu lagi. Setelah selesai mengerjakan sholat ia membaca lagi buku-buku mata pelajarannya yang dulu saat ia masih sekolah. “Rasanya ingin kembali ke sekolah lagi Ya allah?” dalam hatinya ia berbicara. Tak lama kemudian ayahnya memanggilnya dan menyuruh Putri untuk segera makan malam.
Keesokan harinya Putri mulai bekerja lagi, ia bangun pagi-pagi karena dia ingin mencari uang sebanyak mungkin supaya ia bisa sekolah lagi, dan mendapatkan pendidikan yng layak. Sungguh besar pengorbanan gadis cantik itu, tetapi mengapa sekarang banyak sekali siswa yang lebih beruntung dibandingkan Putri, bahkan menyia nyiakan kesempatan itu?
Pada hari itu adalah tanggal 02 mei bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional, Putri bermain ke sekolahannya yang dulu. Ia ingin bisa kembali bersekolah dan bertemu teman temannya lagi. Do’a Putri pun terwujudkan, pada saat jam istirahat Putri bertemu dengan beberapa teman temannya yang dulu, salah satu teman Putri yang bernama Lina sangat kasihan dengan nasib Putri saat ini sehingga ia mengusulkan supaya mengadakan kegiatan amal untuk membantu teman lamanya itu supaya bisa bersekolah kembali, selain itu Lina juga mengusulkan kepada Kepala Sekolah supaya Putri bisa bersekolah di sekolahnya itu dengan gratis. “Anak Indonesia Wajib mendapatkan Pendidikan sampai Lulus SMA, tolong pak berikanlah kesempatan kepada Putri supaya bisa masuk ke sekolah ini lagi karena Putri juga mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak” gumam Lina berbicara dengan Bapak Kepala Sekolah
Alhamduulillah, Bapak Kepala Sekolah menyetujuinya, semenjak itu Putri bisa melanjutkan sekolahnya lagi. Putri sangatlah bersyukur mendengar hal itu karena bagi Putri Pendidikan adalah yang terpenting dan segalanya. Karena Pendidikan bisa membuat kita mencapai cita-cita yang kita inginkan kalau kita semua mau berusaha.
Amanat: Jangan pernah menyia nyiakan kesempatan emas yang kamu miliki saat ini karena belum tentu orang orang di luar sana mendapatkan kesempatan emas sepertimu
Cerpen Karangan: Mega Ayuna Rizki Facebook: Mega A. Rizki
Penulis dan Pengarang: Mega Ayuna Rizki (VIIIA) awalnya saya membuat cerpen ini untuk salah satu lomba di perpustakaan sekolahan saya, alhamdulillah saya menang juara 1 , akhirnya saya berminat membuat cerpen lagi dan lagi.