Semakin lama semakin melemah. Semakin lama semakin malas. Tidak ada yang (ingin) tau apa gunanya. Harta karun yang disia-siakan. Entah mereka malas atau sengaja, tetap sama saja. Kondisi yang sangat memprihatinkan. Betapa sedihnya Ibu Fina setiap menyusuri koridor sekolah di jam istirahat, anak-anak hanya bermain gadget masing-masing dan bercanda. Hanya sebagian kecil muridnya yang membaca buku di jam istirahat, bahkan perpustakaan sangat sepi. Semakin lama Bu Fina merasa bahwa muridnya sangat sulit untuk konsenterasi pada pelajaran. Diberi pertanyaan atau soal, tidak ada yang mengerti. Tugas juga tidak dikerjakan hanya karena malas dan “lupa”.
Inilah akibat kurangnya minat membaca masyarakat Indonesia, terlebih dikalangan anak muda. Jika diumpamakan, hanya ada satu diantara seribu masyarakat Indonesia yang minat membaca. Melihat keadaan yang sungguh memprihatinkan ini, Bu Fina mulai menerapkan cara pengajaran dengan membaca buku paket/pelajaran sekurangnya 20 menit sebelum dibahas bersama-sama dalam kelas. Selain itu Bu Fina juga menghimbau siswa siswinya untuk pergi ke perpustakaan saat jam istirahat. Tidak hanya untuk ngadem, tapi juga untuk membaca buku, baik buku cerita, novel, maupun ensiklopedia.
Bu Fina juga tidak lelahnya menjelaskan betapa pentingnya membaca. Membaca bukan sekedar membaca saja, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan agar isi bacaan dapat dimengerti dengan baik. Salah satunya adalah konsentrasi, hal ini sangat diperlukan ketika seseorang yang akan membaca. Meningkatkan daya konsenterasi bisa dilakukan dengan melakukan hal positif sehari-hari dan mengurangi pemakaian gadget. Semakin malas kita membaca, maka semakin besar kemungkinan untuk menjadi seorang yang pelupa, pelajaran pun sulit untuk dimengerti.
Upaya yang dilakukan Bu Fina ternyata tidak sia-sia. Rupanya nasihat yang setiap hari ia sampaikan kepada murid-muridnya menampar dan mendorong mereka untuk lebih senang dan rajin membaca dan mengurangi melakukan kebiasaan buruk mereka. Muridnya kini terlihat lebih segar. Mereka sudah mampu menerima materi yang disampaikan dengan lebih baik, semakin sedikit tugas yang dikumpulkan terlambat, dan nilai rapot dan peringkat mereka meningkat. Kelas sudah hidup kembali, muridnya lebih berkualitas dan tidak malas, terutama malas membaca.
Membaca adalah kunci kesuksesan. Untuk apa sekolah jika ujung-ujugnya malas membaca. Rugi sekali hidup kita jika malas membaca. Mari, bersama-sama kita bangkitkan jiwa senang membaca untuk Indonesia yang semakin maju kedepannya, karena kita lah sebagai generasi penerus yang akan menentukan arah dan nasib kehidupan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Mari kita persiapkan ini bersama-sama. Perlahan tapi pasti, kita pasti bisa.
Cerpen Karangan: Eka Pujagita