“Sekolah terus, bosan banget apalagi gurunya galak, fiuh…” keluh Julie di dalam kelas. Teman sebangkunya May lalu meresponnya, “kenapa tidak bermain seperti dengan anak anak lain?”. “Main!, aku kan udah remaja masa sih harus bermain” tambah julie sambil melihat suasana kelas yang ramai.
David lalu datang ke kelas sambil tersenyum melihat suasana kelas, “Hai Julie, hai May” sapa David. “Juga, kenapa kamu senyum-senyum seperti itu?” ucap May melihat bangku tempat David dan Bryan. “Aku?, hahaha tidak kok hanya senang saja hari ini belajar matematika” balas David mengambil buku dan tasnya.
Serontak seluruh murid menjadi senyap dan melihat David. “Hah matematika!?” ucap salah satu teman sekelas mereka dengan kaget. Semua teman-temannya lalu berlari melihat pengumuman kelas dengan wajah penuh kaget.
“Teng-teng-teng” suara lonceng berbunyi. Semua murid lalu duduk di bangku masing-masing. Bu guru lalu masuk ke kelas membawa penggaris panjang dan juga sejumlah kertas. Julie bergumam “hah matematika, gak bakal dapat 100 nih, pulang sekolah langsung kena marah deh”. “Anak-anak hari ini kita test yah, keluarkan pulpen dan kertas untuk coret-coretan!” pinta Bu Guru. Semua murid mengeluh dan Bu Guru langsung memukul papan tulis dengan penggarisnya itu. “Siapa suruh kalian mengeluh, tutup mulut dan ikuti perintah!” ucap Bu Guru tegas.
Bu guru membagikan kertas berisi test matematika. “Waktu kalian 30 menit, dimulai dari sekarang!” Pinta Bu Guru dengan nada tinggi.
Lonceng kembali berbunyi tanda jam belajar berakhir. Semua murid berbondong-bondong keluar kelas sambil berpamitan pada guru. Semua murid menaiki bus sekolah dalam perjalanan pulang.
Hari-hari yang sama dilewati begitu saja, dengan canda tawa, hari yang selalu dilewati dengan ilmu. Tempat berkumpulnya teman-teman sambil mengobrol. Sampai suatu saat sekolah ditutup. Virus baru datang ke seluruh dunia, Corona nama virus itu atau Covid-19. Sejak 2 Maret 2020 beberapa sekolah juga mulai ditutup. Kegiatan belajar mengajar juga dihentikan. Gejalanya adalah batuk, pilek dan demam. Sejauh itu belum ada obat penawar.
Seluruh Indonesia mulai diperingatkan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Minggu hingga bulan kematian meningkat, membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Seluruh negara terkena dampak virus tersebut. Sekolah-sekolah mulai belajar online, beberapa aplikasi juga digunakan untuk membantu sekolah daring.
Hari pertama daring via zoom, setelah sekian lama… Di Rumah Julie… “Akhirnya sekolah juga” seru Julie bersiap-siap sambil menyisir rambutnya.
Di Rumah May… “May cepat makan!” pinta Mamanya dari ruang dapur dengan nada tinggi. Dengan senang May membalas kembali dengan berkata “Nanti mom aku belajar dulu!”. “Baiklah” balas Mama May.
Di Rumah David… David dan kakak laki-lakinya sedang mempersiapkan buku untuk bahan belajar.
Kerinduan semua murid dapat teratasi ketika mengikuti pembelajaran via zoom. Disana bu guru bertanya apakah ada yang terjangkit virus tersebut. Beberapa murid mengatakan bahwa mamanya sudah tiada, bahkan salah satu teman sekelas mereka Bryan juga, meninggal oleh virus itu. Bu Guru mencoba menenangkan murid-muridnya dengan memberikan kata-kata motivasi. Bu Guru lalu menutup pelajaran dengan doa.
Hari-hari juga mulai dilewati dengan sekolah daring. Bu Guru mengajak murid-muridnya untuk berkreasi.
Julie menatap langit sembari bertanya. “Kapan aku bisa kembali sekolah?, aku sudah lama ingin jalan-jalan dengan teman, bercanda bersama May dan travelling” Lalu Julie menatap di bawah apartemen yang sepi tanpa seorang pun.
Tiba-tiba hujan mengguyur deras disertai petir. Julie mengulurkan tangannya ke jendela sambil meraba rintikan air yang membasahi telapak tangan. Tidak ada seorangpun yang betah, setiap hari selalu dilewati tanpa ada peristiwa.
Lalu mama masuk mengintip kamar Julie. Julie yang tertidur di sudut kamar dengan kedinginan. Mama lalu menyelimuti tubuh anaknya itu dan menutup jendela. Mama lalu mengecup dahi anak tunggalnya itu dan keluar dari kamar.
Hari yang berlalu dengan cepat itu membawa kesedihan kepada sejumlah warga atas kematian salah satu anggota keluarga maupun lainnya. Belum ada kabar mengenai kembali sekolah, karena di daerah kami masih zona merah. Banyak anak-anak yang tidak bisa mengikuti sekolah karena kuota internet yang terbatas juga fasilitas handphone.
Sampai tahun 2021 ini, covid masih merajalela merenggut nyawa nyawa. Pada 23 April 2021 ditemukan varian baru Covid-19 yaitu varian Delta.
Jadi buat kalian yang lagi isolasi mandiri tetap semangat ya, jangan putus asa! Juga untuk kamu jangan lupa ikuti protokol kesehatan. Pakai masker Jaga jarak 2 Meter Mencuci tangan!!
“Jaga Kesehatanmu!, Lindungi Dirimu Juga Orang-Orang Di Sekitarmu. Jangan Patah Semangat, Semua Pasti Berakhir”
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERPEN INI
Selamat membaca cerita saya, Sehat selalu ya, Jangan lupa patuhi peraturan kesehatan. Terima kasih atas partisipasinya kepada teman-teman sekalian
Cerpen Karangan: Angel Laurent & Zensen Chen Dibuat pada: 26 Juli 2021-27 Juli 2021 Editor: 1.Gilbert Adriano 2.Febriyanti Indah Chairunnisa 3.Zensen Chen 4.Angel Laurent
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 28 Juli 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com