Saya suka mendengarkan musik karena membuat saya nyaman belajar, tertarik dengan liriknya dan membuat ada suasana ketenangan. Ada juga yang kerjaannya main hp mulu. Pas waktu Bu Nur’aini meminta tugasnya dia tidak membuat.
“Say, mana tugasmu”, ucap beliau. “Ehhh, lupa saya membuat Bu”, katanya. “Sekarang tolong kamu buat tugas itu siapkan ya say”, ucap Bu Nur’aini. “Nanti jika tidak ngumpulin nilai kamu kosong, loh”, katanya. “Iya Bu, tapi pena saya tidak ada Bu, hehe”. Lari sana lari sini, bolak-balik kian kemari meminjam pena kepada teman yang lain. Ada saja alasannya akibat dari tidak membuat tugas tersebut. Sudah diberitahukan Bu Nur’aini ada juga yang belum membuat tugas tersebut.
Lebih parahnya lagi pas waktu memasukkan nilai dari semua tugas-tugas ke rapor ada yang numpuk tugasnya. Mulailah dia angsur semua tugas-tugasnya tersebut satu persatu pada waktu itu. Ada yang terlambat pulang karena akibat tak membuat tugas-tugas tersebut.
Pesan yang dapat diambil adalah jika guru kita memberikan tugas baik itu latihan maupun catatan sebaiknya kita kerjakan dahulu baru kerjakan yang hal lain di luar tugas. Bila ada kesempatan atau waktu luang hendaknya kita kerjakan yang diberikan guru dahulu.
Jangan tunda-tunda mengerjakannya karena akan menumpuk dan bertambah banyak. Apalagi jika alasan yang tak jelas, malas lah, capek, dan sebagainya. Tetap semangat untuk melakukannya. Kalian pasti bisa. Oke, sekian ceramahnya, haha. Hal yang sama yang membuat saya senang adalah ketika belajar dengan Bu Rina Matematika. Beliau itu orangnya selalu memberi nasehat, disiplin, bijaksana dan suka bercanda. Jika dengan beliau kita harus mengerti dengan materinya, sebab jika kita tidak tahu maka mungkin belajar Matematikanya sulit dimengerti.
Apapun yang tidak dapat dimengerti oleh kita, beliau selalu menjelaskan tentang materinya. Tugas-tugas yang beliau berikan dapat berupa portofolio, PPT ( Power Point ), video pembelajaran, pop up book Materi Matematika, mambuat di kertas koran kosong dan mambuat di kertas karton. Semuanya dapat di kerjakan dan diangsur.
Tak ada paksaan dari beliau dengan tugas-tugas apa yang telah dia berikan ke kami semua. Jika ada remedial beliau memberikan apa saja yang disuruh tentang materi pelajaran tersebut. Apapun yang terjadi pasti beliau beritahu. Ada yang belum siap tugasnya, beliau beri kesempatan untuk membuatnya.
Bu Rina selalu memberikan motivasi, dukungan, nasehat, saran-saran tentang hal kesalahan yang kami perbuat agar berubah dan tak terulang lagi kedepannya. Jika ada yang mengeluh, beliau beri arahan agar dapat bangkit dari keterpurukan.
Jika ada yang patah semangat beliau beri dukungan agar selalu semangat dalam menjalani kehidupan ini. Saya pernah mengeluh, patah semangat, dan rasanya selalu diberi ujian dalam hidup saya. Tapi mendengar perkataan dan ucapan yang keluar dari mulut Bu Rina, baik itu berupa motivasi, dukungan, arahan,dan saran-saran.
Saya merasa adayang saya rasakan bagaimana agar menggapai impian hidup ini agar dapat bangkit dari rasa mengeluh atau patah semangat tadi. Begitulah yang saya rasakan ketika ada rasa mengeluh, patah semangat, dan hal-hal lain. Kita beranjak dari yang barusan. Hal unik lainnya adalah ketika belajar berkelompok. Pas waktu kerja kelompok semua orang heboh kian kemari, baik dari suara riuh kursi, meja, semuanya terdengar seperti kapal pecah. Waktu dari menyusun meja dan kursi saja habis waktu 10 menit.
Dalam satu kelompok saja habis waktu untuk menjelaskan presentasi kelompoknya, apa lagi terdiri dari beberapa kelompok. Sangat lama sekali dalam satu kelompok ini. Dan ketika menjawab pertanyaan ada saja kritikan dari teman yang lain. Baik itu jawaban yang tak tepatlah, keliru tentang pertanyaannya, dan sebagainya.
Pada waktu piket kelas juga dijadikan persoalan, sebab karena mungkin kelas kami kekurangan alat kelas, kami pinjam dulu ke kelas lain. Sampai-sampai sapu yang dipakai patah, si yang mematahkan sapu itu saling salah menyalahkan dengan anggota piket lain bahwasanya dia tak salah. Aduh-aduh.
Walas pun marah dan meminta ganti rugi terhadap sapu tersebut. Satu orang yang mematahkan sapu kena ada mungkin lima orang yang harus mengganti sapu itu. Ada yang tak mau membayar ganti rugi sapu itu sebab karena dia kata tak salah. Namun demikian, walas dengan adil harus mengganti semuanya.
Mereka semua akhirnya mau membayar ganti rugi karena mematahkan sapu tersebut dengan terpaksa karena dia kata tak bersalah karena tidak melakukannya. Akhirnya tidak ada lagi kejadian seperti itu terulang kembali.
Kejadian selanjutnya adalah ketika ada teman yang membawa hp yang tidak disuruh oleh gurunya. Tiba-tiba guru yang merazia hp tersebut datang ke kelas kami, lalu memeriksa semua yang ada di tas maupun di laci meja. Dan guru pun mendapatkan beberapa hp yang dia simpan.
Hari berikutnya pasca razia oleh guru. Pagi berikutnya ada teman yang menangis karena hp nya diambil guru. Sampai-sampai dia panggil orang tuanya ke sekolah dari kejadian itu. Tetapi tetap tak mendapatkan hp nya tersebut. Ya, mau gimana lagi disebabkan karena kesalahan dia sendiri yang tidak mematuhi peraturan sekolah karena.
Ada lagi ketika Habibi yang selalu membantah karena ada saja alasan untuk mungkin tidak datang ke sekolah lah, tidak membuat tugas, melanggar peraturan sekolah, cabut, dan dia selalu berkata kotor ke semua kami di kelas. Apalagi ketika dia melawan ke walasnya sendiri.
Dia mungkin tahu bahwa perbuatan itu adalah salah, namun tanpa disadari dia tidak jera dari semua perbuatan yang dia lakukan, baik itu ke guru, warga sekolah, ataupun temannya sendiri di kelas. Ya, karena udah kebal dengan semua kesalahannya mungkin tetap saja seperti itu.
Tapi ada juga moment si Habibi yang bikin senang-lah atau bikin ngakak. Ketika saya dan teman-teman lainnya mengerjakan sesuatu dia selalu berkata ntah-berantah. Dia bikin saya dan teman-teman lain tertawa di waktu tertentu. Yang bikin heboh lah, marah, dan tersinggung dengan perkataan dia ke teman lain yang dia sindir.
Mungkin bagi dia itu adalah hal yang biasa, tidak mungkin bagi teman yang dia sindir itu. Saya beranggapan bahwa teman yang dia sindir tentang kelebihan ataupun kekurangan merasa tertekan dengan apa yang keluar dari mulut si Habibi itu. Atau bagi saya itu adalah suatu perbuatan yang tidak pantas di lakukan karena merendahkan orang lain tanpa sebab yang jelas.
Saya sudah memperingatkan si Habibi itu tentang yang dilakukannya. Malahan saya yang diaturnya bahkan saya kena imbasnya. Namun bagaimana lagi saya sudah memperingatkan dan teman-teman yang lain juga sudah menegurnya. Saya juga pernah digituin tentang kelebihan dan kekurangan saya, itu semua saya anggap saja sebagai pembelajaran agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Bila dilaporkan ke BK, itu adalah tindakan mencela orang lain tanpa sebab yang kurang jelas. Malahan guru BK sudah menasehati dia, namun tak jera-jera juga. Tindakan yang dilakukan oleh Habibi itu bisa dinamakan “bullying”. Hah, itulah kejadian yang memilukan untuk bisa dijadikan pembelajaran bagi teman-teman semua dan termasuk saya sendiri. Hari guru pun tiba semua orang tampak bahagia dan warga sekolah semua bersuka cita, termasuk guru-guru semua. Tak terkecuali bagi kelas kami yang sangat bahagia sekali dengan hari ini. Kami semua berharap dengan “Happy Teacher’s Day” ini dapat menjadi suatu moment yang tak terlupakan.
Hah senang rasanya hidup ini dengan guru-guru yang sangat membawa pengaruh besar terhadap kedepannya. Ungkapan tersebut selalu saya bagikan ke media sosial saya dengan wajah sangat bahagia sekaligus menyenangkan bisa bersua foto di kelas yang membawa kenangan untuk kita semua kelas 7 dahulu.
“Sampai disini dulu ya teman-teman semua kisah dari pengalaman saya dengan teman-teman kelas 7 dahulu yang membawa ke masa-masa sulit, menggemparkan sekaligus sangat “nostalgia” dahulu. Sampai jumpa lagi di kisah-kisah inspiratif lainnya untuk dapat teringat kembali akan masa-masa tersebut. “Bye-bye”.
Cerpen Karangan: Rizky Budirmansyah Blog / Facebook: Rizky Budirmansyah