Kisah ini terjadi ketika ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ mengajak Nu’aiman ke negeri Syam. Nah ketika itu sebelum berangkat Abu Bakar mendatangi Rasulullah memohon ijin untuk mengajak 2 sahabat pergi berdagang ke Syam.
“Ya Rasulullah saya ingin meminta izin untuk mengajak dua sahabat ikut saya berdagang di negeri Syam yakni Nu’aiman dan Suwaibith Bin Harmalah,” Kata Abu Bakar. Mendengar perkataan Abu Bakar Rasulullah pun mengizinkan mereka berdua untuk pergi ikut dengan Abu Bakar.
Setelah sampai di negeri Syam Abu Bakar pun membagi tugas kepada masing masing orang. Abu Bakar berkata “Baiklah suwaibith kamu mejaga makanan ya karena saya tahu kamu adalah orang yang senantiasa mejaga amanah,” kata abu bakar. “Wahai Abu Bakar kerjanya saya apa?” kata Nu’aiman. “Kamu mau ngapain terserah kamu,” kata Abu Bakar. “Oh baiklah,” kata Nu’aiman. Nu’aiman pun melakukan apa yang beliau ingin lakukan ya sudah beliau keliling keliling, duduk. Suwaibith menjaga makanan.
DISIANG HARI Disaat Abu Bakar sedang sibuk dengan kesibukan beliau. Nua’aiman dating karena sedang kelaparan dan meminta makanan kepada Suwaibith. Nu’aiman berkata “Wahai suwaibith aku sudah lapar maka berikan lah aku sepotong roti untuk aku makan saat ini”. Namun permintaannya ditolak mentah mentah oleh Suwaibith beliau berkata “Wahai Nu’aiman kita tunggu sampai Abu Bakar datang ya, karena ini adalah amanah, amanah dari Abu Bakar saya tidak boleh memberikan makanan ini kepada siapapun kecuali atas izin Abu Bakar ya, ya kita tunggu Abu Bakat ya Nu’aiman”.
Nu’aiman mendengar itu pun jengkel dan mengancam Suwaibith. “Berikan aku sepotong roti kalau tidak aku akan bikin masalah sama kamu,” kata Nu’aiman. Mendengar itu Suwaibith sempat bingung karena beliau tahu betul Rasulullah saja dijahili oleh Nu’aiman apa lagi beliau tapi tetap Suwaibith masih kukuh menjaga amanah dan tidak mamberikan sepotong roti kepada Nu’aiman. Karena merasa ditolak Nu’aiman pun pergi meninggalkan Suwaibith tanpa berdebat lagi.
Nu’aiman pergi ke pasar untuk mencari tempat menjual hamba sahaya (Budak). Saat beliau menemukan tempat yang beliau cari beliau pun menanyakan satu persatu harga dari hamba sahaya. Para penjual pun mengatakan “Hamba sahaya saya rata rata memiliki harga berkisar dari 100 sampai 300 dirham”. Kemudian Nu’aiman pun berkata kepada para pedagang tersebut “Saya punya hamba sahaya tapi saya jual 20 dirham saja,”. Mendengar perkataan Nu’aiman para penjual puntidak percaya “Emang benar benar ada hamba sahaya yang semurah itu?”. Nu’aiman pun berkata “Hamba sahaya saya murah karena dia memiliki kekurangan”. “Apa kekuranganya?” kata para pedagang. “Dia tidak akan mengaku sebagai hamba sahaya dan menyebut dirinya sebagai orang merdeka itu kekurangannya,” kata Nu’aiman. “Saya mau beli,” kata para penjual hamba sahaya. “Ayo sekarang ikut saya kuta ambil ya hamba sahaya saya,” kata Nu’aiman.
Saat sudah dekat Nu’aiman pun langsung menunjuk ke arah Suwaibith yang sedang diam. “Itu dia orangnya, yang lagi jaga makanan itu, itulah hamba sahaya aku tangkaplah,” kata Nu’aiman “Oh ya baik saudaraku inilah uangnya,” kata penjual itu.
Mereka pun menangkap Suwaibith. Suwaibith pun berteriak “Aku bukan hamba sahaya, aku orang merdeka”. Teriakan Suwaibith pun ditanggapi oleh para penjual “Udah gak usah ngelak kami tahu kok kekuranganmu, yang kamu butuhkan tenagamu bukan kekuranganmu gak papa kamu ngomong ngomong kayak gini”.
Suwaibith pun dibawa ke pasar dan dijadikan budak. Setelah itu Nu’aiman menggunakan uang tersebut untuk membeli makanan, minuman dan juga hadiah untuk Rasulullah.
Tidak lama kemudian Abu Bakar pun datang dari urusannya dan beliau kebingungan karena makanan tidak dijaga oleh Suwaibith dan beliau pun tidak menemukan dimana Suwaibith Beliau bertanya kepada Nu’aiman “Dimana Suwaibith?”. Karena Nu’aiman adalah orang yang jujur ia berkata “Sudah saya jual wahai Abu Bakar,”. Setelah mengetahui hal tersebut Abu Bakar pun tertawa dan menanyakan “Apa yang sudah kau lakukan Nu’aiman, apa yang sudah terjadi??”. Nu’aiman pun menceritakan apa yang sudah terjadi. Mendengar hal tersebut Abu Bakar pun bergegeas pergi ke pasar dam membeli kembali Suwaibith.
Sepulangnya mereka ke Madinah kisah ini pun diceritakan kepada Rasulullah dari Abu Bakar. Rasulullah mendengar itu tertawa sejadi jadinya sampai gigi geraham beliau tampak di depan para sahabat. Sampai sampai hingga setahun berlalurasulullah selalu menceritakan kisah Nu’aiman yang menjual Suwaibith kepada tamu yang datang kepada beliau dan beliau selalu tertawa kembali bila menceritakan hal tersebut.
Cerpen Karangan: Putri Kirana Arlani Blog / Facebook: @krnxrlni Nu’aiman adalah sahabat nabi yang kerap sekali menjahi nabi dan para sahabat nabi yang lainnya tetapi kejahilannya itulah yang kerap sekali membuat nabi dan para sahabat tertawa. Hai gays jangan lupa baca cerpen ku yang lain ya