Ada beragam versi kisah dari Hantu Herlina, tetapi secara garis besar mengisahkan hal yang sama, yaitu sosok santri di sebuah pondok pesantren yang ingin membalaskan dendamnya.
Ada beragam versi kisah dari Hantu Herlina, tetapi secara garis besar mengisahkan hal yang sama, yaitu sosok santri di sebuah pondok pesantren yang ingin membalaskan dendamnya.
Berikut beberapa versi kisah Hantu Herlina yang dirangkum dari beberapa sumber.
Tidak Diterima Masuk Pesantren
Versi pertama menyatakan bahwa Herlina adalah seorang perempuan yang ingin masuk ke sebuah pondok pesantren. Namun, ia dinyatakan tidak lolos karena beberapa hal. Herlina yang sedih pulang ke rumahnya, tetapi ia tertabrak mobil ketika di perjalanan pulang.
Tidak ada yang mengetahui bahwa Herlina telah tiada. Arwahnya yang tidak tenang kemudian kembali ke pondok pesantren tersebut. Singkat cerita, Herlina berhasil diterima di pondok pesantren tersebut.
Selama di sana, teman-teman sekelasnya merasakan kejanggalan pada wajah Herlina yang selalu terlihat pucat. Dari tasnya, kerap tercium bau busuk yang mengganggu. Teman-temannya yang tidak tahan kemudian membongkar tasnya diam-diam dan melihat ada banyak darah di dalamnya.
Dendam Karena Dirundung
Versi berikutnya menceritakan tentang sosok Herlina yang cantik dan periang. Namun, teman-teman di pondok pesantren tersebut tidak menyukainya. Ia kerap diolok-olok dan dirundung.
Herlina yang tidak tahan kemudian kabur dari pondok pesantren tersebut. Ia tertabrak mobil dan meninggal seketika. Tidak ada yang mengetahui bahwa Herlina sudah meninggal.
Arwahnya tidak tenang dan ia memutuskan kembali ke pesantren tersebut untuk membalaskan dendamnya.
Versi ini cukup populer dibandingkan dengan versi lainnya. Herlina dikisahkan sebagai sosok yang suka mencari perhatian. Teman-teman di pondok pesantren tidak menyukainya.
Suatu hari, Herlina berencana mencari perhatian dengan mencuri cincin milik istri Kyai. Perbuatannya diketahui oleh seorang santri, kemudian ia melaporkan Herlina kepada pengurus pesantren.
Pengurus pesantren mengatakan akan memberikan hukuman yang berat kepada Herlina. Herlina segera kabur dari karena takut mendengar hal tersebut. Ia tersambar kereta karena lari terburu-buru.
Tidak ada yang mengetahui bahwa Herlina mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Arwah Herlina kembali ke pondok pesantren tersebut. Pihak pondok pesantren mengizinkan Herlina kembali dengan syarat mau meminta maaf dan tidak mengulangi perbuatannya.
Suatu malam, Herlina mengajak pengurus pesantren untuk menemaninya ke kamar mandi. Namun, Herlina tidak kunjung keluar hingga dua jam. Pengurus pesantren membuka paksa pintu kamar mandi, tetapi ia tidak melihat Herlina. Ia justru melihat sosok menyeramkan berwajah merah sedang tertawa.
Dendam Orang Tua
Versi ini berkaitan dengan versi sebelumnya. Orang tua Herlina yang mengetahui anaknya telah meninggal tidak terima mendengar anaknya dituduh mencuri cincin. Orang tua Herlina meminta bantuan dukun untuk membalas dendam.
Dukun tersebut menciptakan sosok makhluk yang menyerupai Herlina. Sosok tersebut harus minum darah agar bisa bertahan. Pihak pesantren yang tidak mengetahui bahwa Herlina hanya mengira Herlina kembali setelah kabur dari pesantren.
Sosok Herlina terlihat sangat pucat dan tidak banyak bicara. Teman-temannya merasa terganggu dengan bau busuk dari tas Herlina. Mereka diam-diam membongkar tas Herlina dan terkejut karena melihat ada banyak darah.
Teman-teman Herlina kemudian melaporkan hal tersebut ke pengurus pesantren. Sosok Herlina ditangkap Kyai ke dalam sebuah botol dan dibuang jauh. Pihak pesantren baru mengetahui bahwa Herlina telah meninggal dan segera mengunjungi keluarga Herlina. (*)