Ini kisah tentang perjalan hidup Adang Ahmad Sabanda. Dia adalah seorang pengusaha sukses, yang sekarang menguasai perjual-belian di bidang pertanian dan pertenakan. Beliau memulai usahanya ketika baru saja lulus SMA. Begini ceritanya…
Dulu kira-kira pada tahun 1986, Ahmad (nama kecilnya) adalah seorang pelajar di SMA 35 Jakarta, beliau memang tidak terlalu pandai. setelah lulus sekolah beliau sangat ingin kuliah, akan tetapi apa daya kedua orang tua nya hanyalah pekerja serambutan, sehingga tidak mampu membiayai ahmad untuk kuliah. Sehingga ahmad hanya menganggur saja di rumah. Ahmad memang di kenal sebagai tukang bicara, apa saja dia bicarakan entah itu benar atau salah. Walaupun banyak orang yang sudah tidak mempercayai ahmad, akan tetapi masih ada beberapa orang yang masih menaruh kepercayaan kepada ahmad, salah satunya ialah kepala desa yaitu, H Mastur.
Singkat cerita. Waktu itu orang-orang di warung sedang bercerita tentang harga kambing di pasaran, dan kebetulan Ahmad berada di sana. Kambing memang saat itu sedang mahal, sehingga banyak orang yang lebih memilih daging kerbau atau daging ayam. Karena Ahmad tidak mau kalah bicara, akhirnya dia berkata bahwa dia mempunyai seorang kenalan tukang Bandar kambing dan kenalannya itu tidak pernah menjual harga kambing terlalu mahal walaupun di pasaran sedang mahal.
Saat itu H mastur memang akan mengadakan selamatan untuk rumahnya, dan beliau membutuhkan beberapa ekor kambing. Dan ada warga sekitar yang memberitahukan kepada H Mastur bahwa ahmad mempunyai seorang kenalan tukang Bandar kambing. Setelah mengetahui hal itu, segera H Mastur pergi kerumah Ahmad untuk meminta bantuan membeli kambing yang harganya tidak terlalu mahal.
Ahmad sangat terkejut mendengar permintaan H mastur, Dia amat bingung menjawab ketika H mastur meminta bantuannya. “kalau orang lain aku pasti masih bisa mengelak dan memberikan alasan, tetapi kalau aku memberikan alasan kepada beliau,.. beliau pasti akan terus memaksa, Sampai akhirnya aku ketahuan bohong. Dan aku pasti kehilangan muka di depan H mastur dan kemudian aku tidak akan mendapatkan kepercayaan lagi dari beliau. tapi kalau aku mengiyakan akan membantunya, aku harus nyari kambing dimana?. terus aku harus gimana?” pikir ahmad.
Ternyata benar, H mastur terus saja memaksa walaupun sudah dikatakan di tempat itu sudah tidak ada kambing. Akhirnya Ahmad pun setuju akan membantunya, setelah itu pun ahmad melamun memikirkan bagaimana caranya dia menemukan tempat kambing yang murah.
Akhirnya Ahmad pun pergi sendirian kepasar dengan hanya berbekal uang Rp 20.000 dan mencari harga kambing yang paling murah, dan setelah berjam jam berkeliling dia pun menemukan tempat nya. Walaupun harganya hanya berselisih Rp 500 dari harga pasaran tetapi dia sudah cukup senang. Ahmad pun tidak cukup di sana, dia menanyakan kepada tukang daging tersebut tempat Bandar daging yang paling murah. Tetapi tukang daging tersebut tidak memberitahu Ahmad, karena tukang daging pikir ahmad akan membeli kambing di tempat ia mendapat pasokan kambing, sehingga ahmad tidak membeli kambing ditempatnya.
Ahmad pun tidak menyerah, dan dia melakukan perjanjian dengan tukang daging. Perjanjiannya ialah ahmad akan membantu tukang daging berjualan asalkan tukang daging mau memberitahu ahmad tempat Bandar kambing yang paling murah. Setelah sore hari, ahmad pun selesai membantu tukang daging tersebut berjualan, lalu membereskan tempat berjualannya. Akhirnya tukang daging mengantar Ahmad ke tempat peternakan kambing.
Setelah sampai, Ahmad merasa sangat senang dan akhirnya ahmad melakukan perjanjian harga dengan pemilik peternakan itu. Tetapi tidak berhasil karena pemilik peternakan tidak mau menjual harga kambing dengan harga standar pada kondisi saat ini. Ahmad pun akhirnya berjalan berniat pulang dengan wajah lusuh dan hati penuh kekecewaan. Karena Ahmad malu bertemu dengan H Mastur, akhirnya dia memutuskan tidak menyerah mencari kambing dengan harga murah lagi walaupun sudah larut malam.
Waktu sudah menunjukan pukul 22.00, tetapi ahmad masih saja berkeliling dari satu kampung kekampung lain dengan berharap akan menemukan kambing yang ahmad maksud. Sampai di sebuah rumah yang jauh dari perkampungan, Ahmad menemukan rumah yang sudah bobrok dan sepi. Didekat rumah itu ada beberapa ekor kambing. Ahmad berpikir untuk mencurinya dan menjualnya dengan harga murah kepada H mastur, agar ahmad tidak kehilangan kepercayaan dari H Mastur. Setelah ahmad mendekati kambing-kambing itu dengan sangat hati-hati. Tiba-tiba Ahmad mendengar suara batuk dari dalam rumah. Ahmad pun merasa iba dan tidak melakukan aksinya.
Ahmad sedih karena dia hendak mencuri Kambing-kambing itu. Ahmad berpikir mungkin saja kambing-kambing ini adalah satu-satu nya harta yang mereka punya. Ketika ahmad hendak pergi tiba-tiba mendengar suara teriakan dari dalam rumah itu. Ahmad memang sudah cape dan ingin segera pulang, tetapi dengan cepat Ahmad masuk. Ahmad sangat terkejut karena ahmad menemukan ada seorang kakek yang tergeletak di lantai sambil ditangisi oleh anak kecil.
Ahmad pun dengan segera menolong kakek itu dan membawanya kerumah sakit. Dengan bergegas dan sambil menggendong kakek itu akhirnya Ahmad sampai di Rumah Sakit. Tetapi ketika dipinta uang Administrasi Ahmad pun bingung, karena uang yang dia pegang hanyalah untuk membeli kambing. Tetapi Ahmad lebih memilih untuk menolong kakek itu, dia memberikan semua uangnya untuk biaya kakek itu. Dan Ahmad pun memilih untuk menemani Kakek dan Anak itu di rumah sakit untuk semalam.
Keesokan paginya Kakek itu sudah di perbolehkan pulang. Dan Ahmad pun kembali mengantar Kakek dan anak itu kerumah mereka. Dan sesampainnya di rumah mereka ada seorang bapak dan ibu di dalam rumah yang terdengar berteriak-teriak. Lalu anak itu berlari duluan memasuki rumah, dan terdengar ternyata ibu dan bapak tadi adalah orangtua anak itu. Dan sebenarnya anak itu juga adalah Cucu dari Kakek itu. Mereka terlihat sangat bahagia ketika saling bertemu.
Ahmad pun lebih memilih pulang dan tidak mengganggu keharuan mereka. Ahmad sudah melupakan semua masalah kambing, dan memutuskan akan mengaku saja kalau dia berbohong pada H Mastur. Tetapi baru saja beberapa langkah, Ahmad di panggil oleh bapak tadi. Dan Ahmad pun dengan segera menghampiri Bapak itu, bapak itu sebenarnya tampak tidak asing di mata ahmad. Ternyata bapak itu adalah Bandar daging yang waktu hari kemarin dia temui.
Setelah lama berbincang, akhirnya ahmad di beri oleh bapak itu tiga ekor kambing sebagai ucapan terimakasih. Ahmad terlihat begitu senang, terlebih lagi bapak itu mengajak ahmad bekerja dengannya. Ahmad diberikan pekerjaan sebagai pengantar pesanan kepasar-pasar. Ahmad menerima pekerjaan itu, karena memang waktu itu Ahmad memang sedang menganggur. Dan ahmad pun pulang dengan membawa 3 ekor kambing untuk di jual kepada H Mastur. Dengan perasaan gembira pun ahmad memberitahukan kabar bahagia itu kepada orang tua nya. Dan juga Ahmad memberitahu orangtuanya kenapa ahmad bisa sampai di beri kambing dan di beri pekerjaan seperti itu.
Lama kelamaan ahmad bekerja sebagai pengangkut daging dan juga Ahmad selalu bekerja jujur. Akhirnya Ahmad pun di berikan kepercayaan oleh atasannya sebuah mobil touring. Ahmad sangat bersyukur atas semua itu, dan Ahmad pun mulai bukan hanya mengangkut daging tetapi juga mengangkut barang-barang yang lain. Lama-kelamaan setelah mempunyai modal ahmad pun kini menjadi Bandar perjual-belian barang-barang di pasar. Dan usahanya pun terus melesat hingga kini Ahmad menjadi Pak Ahmad atau Bos Ahmad.
Cerpen Karangan: Yudha Purwanda Azis Facebook: yudha sok kalem SMAN 1 Cikidang